Berita Aceh Malaysia

Kisah Tragis Herawati, Pergi ke Malaysia di Usia 16 Tahun, 8 Tahun Hilang Kontak, Begini Kondisinya

Asrizal mengatakan, kisah tragis yang dialami gadis asal Aceh Tamiang ini awalnya disampaikan oleh Ketua SUBA, Tgk Bukhari Ibrahim.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
KOLASE SERAMBINEWS.COM/ASRIZAL H ASNAWI
FOTO kiri, Lili Herawati setelah diamankan oleh relawan Aceh di Malaysia. FOTO kanan (arah jarum jam), Haikal relawan kemanusiaan Aceh di Malaysia, Rahimah Jibuah, ibunda dari Lili Herawati, Ketua SUBA Tgk Bukhari Ibrahim, anggota DPRA Asrizal H Asnawi, dan Lili Herawati saat bertemu virtual melalui panggilan grup WhatsApp, Rabu (25/5/2022) sore tadi. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Sebuah kisah memilukan kembali datang dari negeri jiran Malaysia.

Adalah Lili Herawati (25) gadis asal Desa Blang Kandis, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang, yang mengalami kisah tragis dalam perantauannya di Malaysia.

Kisah tragis ini diceritakan oleh Anggota DPR Aceh asal Aceh Tamiang dan Langsa, Asrizal H Ansawi, kepada Serambinews.com, Rabu (25/5/2022).

Asrizal mengatakan, kisah tragis yang dialami gadis asal Aceh Tamiang ini awalnya disampaikan oleh Ketua Sosialisasi Ummat Bansigom Acheh (SUBA), Tgk Bukhari Ibrahim, melalui panggilan WhatsApp, Rabu pagi tadi.

Saat ini, Lili Herawati telah diamankan oleh Haikal dan teman-temannya dari relawan kemanusiaan Aceh di Malaysia.

Menurut Asrizal, Haikal telah melaporkan secara resmi kasus ini ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, untuk mendapatkan advokasi.

“Insya Allah Kedubes RI di Kuala Lumpur dan SUBA akan memfasilitasi kepulangan Lili Herawati ke Aceh Tamiang. Saya akan membawa ibu dan keluarga inti Herawati ke Kuala Namu Sumut untuk menjemput kedatangan Herawati,” kata Asrizal H Asnawi.

Ketua DPD PAN Aceh Tamiang ini berharap semua proses pemulangan Lili Herawati berjalan lancar dan cepat, sehingga dia kembali mendapatkan kehidupan normal.

Baca juga: Penjelasan Ketua SUBA Soal Satu Keluarga Aceh Terdampar di Malaysia,Bukhari: Kabar Nyata,Cerita Beda

Baca juga: Kisah Ketua SUBA Tgk Bukhari yang Menerobos Kemacetan untuk Bertemu Satu Keluarga Aceh di Malaysia

Merantau di Usia 16 Tahun

Asrizal H Asnawi mengatakan, selain berbicara dengan Ketua SUBA Bukhari Ibrahim, sore tadi dia juga mengundang Haikal, relawan Aceh di Malaysia, Lili Herawati, Rahimah Jibuah, ibunda dari Lili Herawati, dan Rusli Eli, Datuk Penghulu Desa Blang Kandis Kecamatan Bandar Pusaka Aceh Tamiang.

Dalam percakapan grup WA itu, Asrizal mendapatkan informasi bahwa Lili Herawati pergi merantau ke Malaysia pada tahun 2014, saat itu usianya masih 16 tahun atau baru tamat SMP.

Hera berangkat ke Malaysia bersama seorang rekannya dengan memakai jasa agen menggunakan pesawat udara dari Kualanamu, Sumatera Utara.

Saat itu, Hera berangkat bersama seorang teman seusia dan sedesa dengannya, yaitu Yanti.

Tapi sesampai di Malaysia, dia terpisah dengan temannya, karena mereka ditempatkan di rumah yang berbeda.

Herawati, yang dihubungi oleh Asrizal melalui panggilan WA barusan tadi mengatakan, dia ditempatkan sebagai asisten rumah tangga di Negeri Sembilan Malaysia.

Oleh agen, Hera dijanjikan bayaran sebesar RM 700 (sekira Rp 2,3 juta).

Baca juga: 7 Fakta Gadis Aceh Dijual di Malaysia, Berprilaku Santun Kirim Kabar Sambil Menangis Ingin Pulang

Baca Juga: Kisah Anisa TKW Aceh Utara Disiksa Majikan di Malaysia, Giginya Rontok Hingga Kehausan dan Kelaparan

Tahun pertama, kehidupan Herawati berjalan normal.

Namun memasuki tahun kedua, dia mulai mendapatkan perlakuan kasar dari istri pemilik rumah.

“Saya sering dipukul dan ditampar, juga tak pernah lagi menerima gaji,” kata Herawati dalam percakapannya dengan Asrizal H Asnawi.

“Sampai sekarang masih terasa sakit di tangan dan kaki karena kena pukul. Dekat kepala juga masih sering terasa sakit karena sering kena pukul,” cerita Herawati kepada Asrizal.

Baca juga: Terkait Hilangnya Gadis Aceh di Malaysia, Ini Penjelasan Tokoh Aceh di Negeri Jiran

Disekap, Lari dari Rumah, dan Bertemu Haikal

Herawati berbagi kisah, selama 8 tahun berada di rumah itu, dia tidak pernah menghubungi keluarganya di Aceh Tamiang, karena dilarang oleh majikan.

“Bahkan, dalam 7 tahun terakhir dia tidak pernah dibenarkan lagi meninggalkan rumah, atau dengan kata lain disekap,” ungkap Asrizal setelah mendengarkan cerita lengkap dari Bukhari Ibrahim, Haikal, dan Herawati.

Hingga pada Selasa 24 Mei 2022 pagi kemarin, Herawati nekat lari dari rumah tersebut.

Beruntung, dalam pelariannya, dia berjumpa dengan perempuan asal Aceh yang kemudian mengarahkannya untuk bertemu dengan warga Aceh lainnya.

Dari informasi awal ini, Hera kemudian dijemput oleh Haikal, pria asal Aceh yang dikenal karena kerelawanannya.

Haikal kemudian berkomunikasi dengan Ketua SUBA, Tgk Bukhari Ibrahim yang dengan sigap mengamankan dan mengadvokasi Lili Herawati, termasuk membuat laporan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia.

“Saya bertemu Kak Ida, dia tanya kenapa ada lebam dekat mata. Lalu saya cerita kena pukul di dekat telinga, mata, kepala, tangan, dan kaki. Lalu Kak Ida menyarankan saya tak balik ke rumah itu dan dia membawa saya ke tempat orang Aceh,” cerita Hera kepada Asrizal.

Selain tangan, kaki, dan kepalanya yang masih sakit, Lili Herawati juga kehilangan beberapa gigi di bagian depan, rontok karena beberapa kali ditampar oleh majikan perempuan.

Baca juga: Anggota DPR Aceh Asrizal H Asnawi Gugat Presiden Jokowi, Lusa Sidang Perdana di PN Jakarta Pusat

Baca juga: Juniornya jadi Korban Kekerasan Senior di Darul Arafah, Ini Pesan Syech Fadhil dan Asrizal H Asnawi

Akan Dipulangkan

Asrizal mengatakan, kabar yang didapat dari Bukhari Ibrahim dan Haikal, pihaknya dalam proses melengkapi dokumen untuk memulangkan Lili Herawati ke Aceh Tamiang.

“Insya Allah KBRI akan memulangkan Lili Herawati, dan saya akan membawa ibunda dan keluarga intinya untuk menjemput ke Kuala Namu, mudah-mudahan bisa dalam waktu segera,” kata Asrizal H Asnawi.

Kisah tragis yang dialami oleh Lili Herawati ini juga diposting Asrizal H Asnawi di Fans Page Facebooknya, Rabu 25 Mei 2022, pukul 19.43 WIB.

Hingga pukul 22.00 WIB tadi, postingan Asrizal yang diberi judul “Warga Aceh Tamiang Di sekap 8 tahun oleh Majikan di Malaysia” ini telah dibagikan sebanyak delapan kali.

Imbauan Ketua SUBA

Ketua SUBA Bukhari Ibrahim dalam beberapa kesempatan kepada Serambinews.com dan Serambi On TV, mengimbau kepada warga Aceh agar lebih berhati-hati apabila ada tawaran bekerja di Malaysia.

Bukhari berulangkali mengingatkan kepada keluarga di Aceh, apabila ada anak maupun keluarganya mendapat tawaran kerja di Malaysia, namun tidak ada kejelasan bekerja di mana, maka keinginan tersebut harus segera dihilangkan.

Sebab, bisa saja itu adalah bujuk rayu dari agen-agen human trafficking.

Ketua SUBA juga mengingatkan, apabila ada keluarga maupun anak gadis yang hendak ke Malaysia, harus memastikan terlebih dulu ada keluarga di Malaysia yang menyambut, agar apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, ada keluarga yang bisa dihubungi.

Selanjutnya, Bukhari Ibrahim turut meminta kepada pihak imigrasi, apabila ada perempuan belum menikah membuat paspor dengan tujuan ke Malaysia, diharapkan didampingi oleh keluarga, baik orang tua maupun abang maupun adik.

Hal demikian sebagai langkah pencegahan, agar kasus human trafficking tidak kembali terjadi pada gadis-gadis Aceh.

Bukhari bin Ibrahim (45) adalah salah tokoh Aceh yang sejak hampir dua tahun lalu konsisten membantu warga Aceh yang mengalami kesulitan dan kemalangan di Malaysia.

Pria kelahiran Dama Pulo I, Idi Cut, Aceh Timur, 25 Februari 1974, ini menjadi salah satu orang yang paling dicari saat ada warga Aceh yang mengalami musibah di negeri jiran tersebut.

Bersama tokoh-tokoh Aceh lain yang tergabung dalam Komunitas Melayu Aceh Malaysia (KMAM) dan anggota DPD RI asal Aceh, H Sudirman (Haji Uma), Bukhari sudah melakukan banyak hal untuk warga Aceh di sana.

Mulai dari memfasilitasi pemulangan jenazah, menyelesaikan perkara tabrakan, hingga menangani kasus-kasus penyiksaan dan perdagangan manusia (human trafficking).

“Insya Allah saya akan selalu berusaha, bagaimana pun caranya, saudara-saudara kita jangan sampai mengalami sesuatu yang sangat menyedihkan,” ujarnya dalam wawancara eksklusif dengan wartawan Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur, di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (29/9/2019) lalu.

BACA SELENGKAPNYA: Bukhari Ibrahim Intens Bantu Warga Aceh di Malaysia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved