Berita Banda Aceh
Mulai Tari, Kriya hingga Sastra, Rempah Mainkan Peran Penting dalam Kesenian Aceh
"Hari ini yang digali bukti keseniannya, misalnya Pak Imam koreografer tari, beliau sedang menciptakan Seuneubok Lada. Kenapa menciptakan tari seperti
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Nurul Hayati
"Hari ini yang digali bukti keseniannya, misalnya Pak Imam koreografer tari, beliau sedang menciptakan Seuneubok Lada. Kenapa menciptakan tari seperti itu, pasti ada latarnya, pasti ada sejarahnya, dan ini membuktikan jalur rempah yg digembar-gemborkan pada awal 2017, 2018, 2019, kita sudah memang serius membicarakan rempah," urainya.
Laporan Mawaddatul Husna I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Biro Isra Pemerintah Aceh bekerja sama dengan Radio Serambi FM mengadakan talkshow interaktif dengan tema "Jejak Kesenian dan Tema Rempah dalam Penciptaan Karya Seni di Aceh", yang disiarkan secara langsung melalui Facebook Radio Serambi FM, All Fanpage Serambi Group dan Radio Serambi FM, Rabu (25/5/2022).
Dalam kesempatan itu menghadirkan narasumber yaitu Penerima Anugerah Budaya Syah Alam PKA 7, D Kemalawati dan Pimpinan Komunitas Saleum, Imam Juaini SPd I MA, dengan Host, Maghfirah.
Pada kesempatan itu, D Kemalawati menyampaikan Aceh merupakan bagian dari jalur rempah Indonesia.
"Jadi hari ini kita juga mengkampanyekan jalur rempah Indonesia yang akan diusulkan menjadi warisan budaya untuk UNESCO pada 2024 nanti," sebutnya.
Ia juga menyampaikan, saat ini bukan Aceh saja yang sedang mengkampanyekan jalur rempah, tetapi seluruh provinsi di Indonesia juga sedang melakukan hal tersebut.
Kebetulan, di Aceh dari 20 titik awal yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat sebagai titik jalur rempah, dua titik berada di Provinsi Aceh yaitu Banda Aceh dan Aceh Utara.
Baca juga: Mendesain Rempah ke Kain Bordir
"Aceh dua titik, luar biasa penghargaan pemerintah Indonesia untuk Aceh. Karena apa? Karen zaman dulu rempah kita itu sudah diakui, kita termasuk yang seringkali menjadi sasaran dari masyarakat dunia untuk datang mencari rempahnya," ujarnya.
Lalu dikatakan Kemalawati, apa bukti-bukti tersebut?
Itu sekarang yang perlu digali.
Bukti itu yang akan digali sekarang.
"Hari ini yang digali bukti keseniannya, misalnya Pak Imam koreografer tari, beliau sedang menciptakan Seuneubok Lada. Kenapa menciptakan tari seperti itu, pasti ada latarnya, pasti ada sejarahnya, dan ini membuktikan jalur rempah yg digembar-gemborkan pada awal 2017, 2018, 2019, kita sudah memang serius membicarakan rempah," urainya.
Kemudian tari menyambut tamu, terdapat unsur dan atribut dalam tari itu juga ada rempahnya.
Lalu juga, Sastrawan Aceh yang sudah berkali-kali menerima penghargaan, Azhari Aiyub yang menulis kisah-kisah cerpennya yang dimana ia mengeluarkan pengetahuan yang dimilikinya tentang rempah, seperti judul 'Perempuan Pala'.
Baca juga: Berdayakan Pemanfaatan Rempah Aceh
Sementara Pimpinan Komunitas Saleum, Imam Juaini menyampaikan rempah-rempah yang menjadi andalan Aceh itu ada pala, lada, nilam, cengkeh, pinang, kopi, dan lada hitam yang pada saat itu belum ada dimanapun.
Dikatakan, kemudian efek dari jalur rempah tadi itu juga terpahat dalam seni-seni kriya di Aceh.
Misalnya, dalam miniatur-miniatur rumah Aceh.
"Di busana kita lihat misal bordir-bordir Aceh, seperti pucuk rebong, bungong pala. Jadi bisa kita katakan peranan rempah-rempah ini dalam kesenian sangat besar pengaruhnya. Karena menjadi sesuatu yang bisa digarap dan menjadi inspirasi bagi seniman atau budayawan," sebutnya. (*)
Baca juga: Arkeolog Sebut Singkil Lama Jalur Rempah Dunia, Jadi Buruan Bangsa Firaun Hingga Penjajah Eropa