Berita Bireuen

Seluruh Sampel Sapi Sakit di Bireuen Positif PMK

Sebanyak 17 ekor sapi di Bireuen yang sakit dan sampel darahnya diperiksa di Laboratorium Balai Besar Veteriner (Bvet) Medan, Sumatera Utara

Editor: bakri
Dok Humas
Petugas Puskeswan Bireuen sedang memeriksa ternak di kawasan Gandapura, Bireuen. 

BANDA ACEH - Sebanyak 17 ekor sapi di Bireuen yang sakit dan sampel darahnya diperiksa di Laboratorium Balai Besar Veteriner (Bvet) Medan, Sumatera Utara, semuanya dinyatakan positif terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Informasi itu disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Kadisnak dan Keswan) Bireuen, drh Liza Rozana, melalui Kabid Keswan, Kesmavet, Pengolahan, dan Pemasaran, Safrizal SP, kepada Serambi, Sabtu (28/5/2022).

Dijelaskan, tim dari Balai Besar Veteriner Medan mengambil sampel pada minggu kedua Mei lalu dan hasilnya disampaikan pada Jumat (27/5/2022).

“Hasil uji lab itu sudah kita sampaikan kepada petugas keswan di Bireuen agar diteruskan ke peternak sebagai langkah antisipasi pencegahan dan penyebaran PMK di Bireuen,” ujarnya.

Menurut Safrizal, Pemkab Bireuen bersama dinas dan tim terkait lainnya termasuk unsur Polres Bireuen dan jajaran Kodim 0111/Bireuen sejak beberapa waktu lalu sudah mengadakan pertemuan membahas langkah antisipasi.

Langkah yang sudah dilakukan, sebutnya, mulai dari penutupan pasar hewan, dilarang membawa ternak dari Bireuen ke luar daerah dan sebaliknya, membentuk posko pencegahan PMK, hingga tim gabungan mendatangi sejumlah lokasi peternakan untuk memastikan peran peternak dalam mencegah penyebaran virus PMK.

“Petugas keswan dari depan Puskeswan juga terus memantau dan mendataan sekaligus mengobati ternak yang sakit dengan memberi vitamin dan antibiotik serta penyemprotan desinfektan di sekitar kandang,” ungkap Safrizal.

Kepada peternak, ia berharap tidak melepas ternaknya unttuk sementara waktu dan terus memantau kondisi ternak masing-masing.

” Bila ada yang sakit segera laporkan ke petugas keswan,” timpal dia.

Baca juga: Ternak di Aceh Tenggara Bebas dari Virus PMK

Baca juga: 15 Sapi dan Kerbau Mati Terkena Virus PMK dan LSD di Aceh Besar, Total Sudah 618 Ekor Mati

Safrizal menyebutkan, jumlah sapi yang sakit dengan gejala PMK di Bireuen terus bertambah dan kini sudah mencapai 816 ekor.

Dari jumlah tersebut, 97 ekor sudah sembuh, lima ekor dipotong paksa, dan dua ekor mati.

“Walau ternak sudah dinyatakan positif PMK, peternak dan masyarakat tak perlu panik karena ternak yang sakit bisa dan aman dikonsumsi seperti biasa serta penyakit itu tidak menular kepada manusia,” pungkas Safrizal.

Dari Langsa dilaporkan, sapi yang mati akibat positif PMK di kota itu bertambah lagi satu ekor.

Sehingga kini totalnya menjadi tujuh ekor.

Demikian juga jumlah sapi yang tertular PMK di Langsa terus bertambah dan sekarang sudah mencapai 1.504 ekor.

Sementara di Aceh Besar, sebanyak 14 ekor sapi yang positif terjangkit PMK dan satu ekor sapi yang terkena virus LSD (penyakit kulit) juga dilaporkan mati.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Aceh Besar, Firdaus SP, mengatakan, 15 sapi yang mati itu berasal dari Kecamatan Lhoknga, Sukamakmur, dan Kecamatan Montasik.

Sedangkan ternak yang sembuh, sebutnya, sebanyak 79 ekor.

Menurut Firdaus, sapi yang sembuh tersebut akan diberi antibiotik, vitamin, obat penurun panas, dan obat- obatan lainnya.

Berdasarkan laporan dari masyarakat, tambahnya, ternak yang terkena virus PMK dan LSD di 14 kecamatan dalam wilayah Aceh Besar mencapai 618 ekor.

Diduga terjangkit

Sedangkan di Aceh Barat Daya (Abdya), enam hewan ternah juga diduga terjangkit PMK.

Kabarnya, enam ternak itu adalah sapi yang diperlihara di kawasan Gampong Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie sejak beberapa bulan lalu.

Saat ini, petugas Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) setempat dikabarkan sudah turun ke lokasi untuk melakukan penyomprotan kandang dan pengobatan ternak tersebut.

Kabid Peternakan Distanpan Abdya, Laili Suhairi SP, saat dikonfirmasi Serambi, Sabtu (28/5/2022), membenarkan adanya hewan ternak yang terindikasi terjangkit PMK.

“Iya benar, tapi itu masih terindikasi, belum positif, karena yang menentukan itu adalah berdasarkan hasil laboratorium,” ujar Laili.

Namun, sebut Laili, dari ciri-ciri yang dialami enam sapi itu, sudah menjurus ke PMK.

Sebab, sapi-sapi tersebut mengalami peradangan pada mulut, lidah, dan kuku, serta air liurnya berlebih.

Sapi yang terindikasi PMK itu, tambahnya, adalah sapi yang baru masuk dari luar daerah.

“Ciri-cirinya sama dengan PMK, tapi kita belum berani sampaikan itu (terjangkit PMK), tapi kalau terindikasi bisa jadi,” ungkapnya.

Ia menambahkan, saat ini pihak dinas sudah melakukan penyemprotan kandang dan pengobatan terhadap keenam sapi tersebut guna menghindari penularan ke ternak lain.

“Kasus ini sudah kami sampaikan ke provinsi, kita tunggu saja sambil melihat hasilnya,” pungkas Laili. (yus/zb/as/c50)

Baca juga: Ternak Mati Bertambah Jadi 7 Ekor, Sapi Positif PMK di Langsa Naik Menjadi 1.504 Ekor

Baca juga: Antasipasi Wabah PMK, Polsek Banda Sakti Turunkan Bhabinkamtibmas Indentifikasi Hewan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved