Jurnalisme Warga
Mencermati Keadilan Versi John Rawls
Bagi mereka yang telah selesai dari institusi pendidikan tinggi hukum, nama itu sudah pernah dibahas dalam teori-teori hukum dan keadilan

Jhon Rawls kemudian biasa disapa Rawls.
Dia adalah sarjana, penulis, dan guru.
Dia memiliki intelektualitas yang tinggi, cara berpikirnya sistematis, dan ingatannya cukup baik.
Rawls sangat berkomitmen pada intelektualitas.
Ia acap kali bermain pada level pemikiran dengan pertanyaan-pertanyaannya sendiri yang menggugah nalar.
Rawls pada masa kecilnya melihat betapa rasa keadilan yang tampak dari pekerjaan ibunya.
Dia juga kemudian memulai refleksinya sendiri tentang masalah ras dan kelas dalam masyarakat.
Guru pertama Rawls dalam filsafat adalah Walter T.Stace, David Bowers, dan Norman Malcolm.
Pertemuan pertama antara Rawls dan Malcolm tidak menyenangkan.
Rawls, betapapun, adalah seorang ilmuwan Amerika Serikat yang dianggap sebagai filsuf politik terkemuka abad ke-20.
Rawls pernah memberi Malcolm sebuah esai filosofis yang menurutnya cukup bagus.
Malcolm selanjutnya menjadikan esai itu sebagai kritik yang sangat keras, dan meminta Rawls untuk "mengambilnya kembali" dan "memikirkan apa yang dilakukannya”.
Rawls memuji contoh pribadi Malcolm dengan memberikan pengaruh besar pada pengembangan caranya sendiri dalam berfilsafat.
Ini untuk menunjukkan, antara lain, setidaknya bagi Malcolm, dalam tradisi berilmu secara filosofis tidaklah konstruktif untuk memberi puja-puji, melainkan adalah kritikan.
Jadi, bagi John Rawls, dalam bukunya “A Theory of Justice”, ia nyatakan bahwa keadilan itu sesungguhnya adalah kebajikan (virtue).