Berita Aceh Utara
Wabup Aceh Utara Panggil Rekanan Proyek Bendung Krueng Pase
Wakil Bupati Aceh Utara, Fauzi Yusuf memanggil perwakilan PT Rudi Jaya, rekanan yang mengerjakan proyek Bendung Krueng Pase
LHOKSUKON – Wakil Bupati Aceh Utara, Fauzi Yusuf memanggil perwakilan PT Rudi Jaya, rekanan yang mengerjakan proyek Bendung Krueng Pase perbatasan Gampong Leubok Tuwe dengan Desa Maddi, Kecamatan Nibong, baru-baru ini.
Karena, realisasi proyek multiyeras (tahun jamak) tersebut masih minim.
Sementara sebagian masyarakat di Aceh Utara saat ini sangat membutuhkan air dari bendung tersebut, untuk dialiri ke areal sawah mereka.
Apalagi, sebagian masyarakat di Aceh Utara sudah dua tahun terakhir ini mengalami gagal panen.
Hal ini akibat tak ada sumber air ketika tanaman padi memasuki masa pertumbuhan.
Proyek tersebut ditender Balai Wilayah Sungai Sumatera I Aceh pada tahun 2022.
Proyek itu dimenangkan PT Rudi Jaya asal Sidoarjo, Jawa Timur dengan nilai kontrak Rp 44,8 miliar, bersumber dana dari APBN.
Masa pengerjaan proyek tersebut mulai 12 Oktober 2021 hingga 30 Desember 2022.
“Kita sudah turun ke lokasi untuk melihat kondisi proyek tersebut beberapa waktu lalu.
Baca juga: Areal Sawah Kembali Kering, Wabup Aceh Utara Panggil Rekanan yang Bangun Bendung Krueng Pase
Baca juga: Rehab Bendung Krueng Pase Lamban, Kadis PUPR Aceh Utara : Akan Terus Mengawasi
Realisasinya ternyata masih minim,” ungkap Wabup Aceh Utara kepada Serambi, Senin (30/5/2022).
Karena itulah, Fauzi Yusuf memanggil pihak rekanan ke Kantor Bupati Aceh Utara untuk meminta komitmen mereka, agar dalam bulan ini dapat dialirkan ke sawah di sayap kiri dan kanan.
Dalam pertemuan itu, pihak rekanan juga menyebutkan akan menyelesaikan pembangunan bendung tersebut pada Setember - Oktober 2022.
Sehingga, mereka memiliki waktu selama dua bulan untuk finising proyek tersebut.
“Kita juga membantu memfasilitasi pertemuan dengan penyedia alat berat,” ujar Fauzi.
Hal tersebut dilakukan supaya pekerjaan proyek multiyears tidak terkendala.
Karena, ada banyak petani di Aceh Utara yang menggantungkan hidupnya dari bertani, sehingga bila pengerjaan ini lamban mereka tak bisa menggarap sawahnya.
“Dalam waktu dekat ini, kita akan turun lagi untuk melihat realisasinya,” ujar Fauzi.
Sementara Mukim Teungoh, Kecamatan Tanah Luas, H Muhammad Nur Ibrahim kepada Serambi, menyebutkan, ada ratusan hektare areal sawah di Tanah Luas, Matangkuli, serta di Kecamatan Nibong yang mengalami gagal panen karena tak ada air irigasi selama dua tahun terakhir.
Kondisi ini akibat sebelumnya bendung itu sudah rusak.
Petani berharap agar dalam waktu dekat ini areal sawah dapat dialiri lagi, sehingga dapat menggarap sawahnya.
“Karena, kalau tadah hujan sangat rawan terjadi gagal panen, seperti yang sudah terjadi sebelumnya,” ujar Mukim Teungoh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara itu.
Rampung Awal Oktober
Pengawas Lapangan Proyek Bendung Krueng Pase PT Rudi Jaya, Laksamana kepada Serambi, kemarin menyebutkan, proyek itu mulai dikerjakan pada Oktober 2021, dan sekarang realisasinya sudah 10 persen lebih.
“Kita memang berjanji akan memberikan air ke (sayap) kanan dan kiri sebelum Lebaran kemarin (Idul Fitri),” ujar Laksamana.
Ternyata, setelah pengelak air dibuka, kata Laksamana, perilaku sungai berubah.
Dua hari setelah lebaran kondisi cuacanya hujan deras, sehingga banjir besar dan pengelak air tersebut rusak karena terkikis air serta jembatan hanyut.
“Jadi, sekarang kita harus kerja keras supaya airnya bisa mengalir ke kiri dan ke kanan,” katanya.
Laksamana mengaku tidak bisa berjanji kapan airnya bisa dialiri ke sayap kiri dan kanan.
Karena pihaknya sudah terus berupaya, tapi hasilnya belum maksimal.
“Saya kemarin berjanji sama Pak Wabup, untuk bangunan induk bendung itu selesai pada akhir September atau awal Oktober 2022, sehingga tinggal finishing saja,” pungkas Laksamana. (jaf)
Baca juga: Pusat Rehab Bendung Krueng Pase Rp 56 M
Baca juga: Pusat Plot Rp 30 M untuk Rehab Bendung Krueng Pase