Luar Negeri

Perut Bayi Usia 40 Hari Tiba-tiba Kembung, Dokter Syok, Hasil USG Ada Janin di Dalamnya

Hasil tes pada bayi tersebut membuat semua orang terkejut setelah dokter menemukan bahwa terdapat janin yang telah berkembang di dalam perutnya.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
another source
Perut Bayi Berusia 40 Hari Tiba-tiba Mengembung, Dokter Syok Hasil USG Temukan Janin Didalamnya. (Foto Ilustrasi) 

ABC News pada tahun 2006 melaporkan kasus yang terjadi di India.

Remaja bernama Sanju Bhagat mengalami sesak dan ketika diperiksa, ada dua janin di dalamnya.

Dua janin yang berada di dalam tubuh Bhagat diduga merupakan kembar. Janin itu terbentuk bersama Bhagat namun gagal berkembang.

Sementara itu, Medical Daily pada tahun 2015 melaporkan kasus di mana perempuan berusia 40 tahun memiliki 2 janin kembar dalam tubuhnya, tetapi bukan anaknya.

Janin itu telah memiliki wajah, rambut, dan berbagai organ lainnya, terjebak selama 4 dekade dalam tubuh perempuan itu.

Menurut publikasi G Sharma di Journal of Pediatric Surgery pada 2010, kasus fetus in fetu hanya terjadi 1 pada 500.000 kelahiran.

Apa Penyebabnya?

Dikutip dari Kompas.com, terkait kasus ini, dokter Boy Abidin SpOG, mengatakan bahwa kasus Ganang bisa dialami jika seorang ibu memiliki janin kembar.

"Ini sebutan kelainan kembar. Fetus in fetu itu ada dua macam. Dia menempel seperti kangguru (External Parasitic) atau dia (janin) masuk di dalam kembanrannya," katanya.

Fetus in fetu sendiri merupakan keadaan di awal perkembangan, di mana dalam satu embrio terdapat janin kembar.

Hal ini umumnya terjadi saat trimester pertama kehamilan dan biasanya menyebabkan banyak organ tidak lengkap.

Kejadian seperti ini terjadi saat dalam proses mekanisme pembelahan dan proses mekanisme tumbuh kembang janin di dalam rahim.

"Tapi kalau kenapanya, kita (dokter) enggak pernah mengetahui secara pasti," sambungnya.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mekanisme pembelahan sel.

Dia menyebutkan, faktor seperti usia, ras, paritas (keadaan kelahiran, partus), keturunan, nutrisi, hormonal, dan juga faktor dengan pengobatan infertilitas, dapat meningkatkan resiko kejadian seperti Ganang ini terjadi.

"Ini lebih karena faktor spontan, bisa terdeteksi dengan pemeriksaan USG," jelasnya.

Bagaimana mendeteksi seseorang memiliki kelainan ini?

Boy mengungkapkan, bila mencurigiai seseorang memilikinya, maka penting untuk menganjurkan dia menjalani pemeriksaan USG. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

BERITA TERKAIT LAINNYA

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved