Berita Banda Aceh
CJH Aceh Berangkat via Bandara SIM, Isu Terbang Melalui Kualanamu Hoaks
Calon Jamaah Haji(CJH) asal Aceh tetap akan diberangkatkan melalui Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang
* Penegasan Angkasa Pura dan Kanwil Kemenag
BANDA ACEH - Calon Jamaah Haji(CJH) asal Aceh tetap akan diberangkatkan melalui Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Aceh Besar.
Hal itu ditegaskan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Aceh, Dr H Iqbal SAg Mag, menepis isu yang menyatakan CJH Aceh akan terbang ke Tanah Suci via Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara (Sumut).
"Nggak benar, hoaks," ucap Iqbal saat dikonfirmasi Serambi, Kamis (2/5/2022).
"Saya berharap para jamaah tidak terpengaruh dengan berita-berita hoaks seperti soal bandara tadi, usia 65 tidak boleh berangkat selamanya, dan dana haji digunakan untuk ibu kota baru," tambahnya.
Kemenag mengimbau jamaah fokus pada persiapan lahir batin agar nantinya bisa melaksanakan ibadah dengan aman dan sempurna sehingga memperoleh haji yang mabrur.
"Terus jaga kesehatan karena ibadah haji adalah ibadah yang membutuhkan kesehatan dan kekuatan fisik yang luar biasa, bisa bersabar dan terus berdoa untuk selalu dimudahkan dalam setiap langkah dan ibadah," pesan Iqbal.
Sebelumnya, Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Aceh, Arijal, juga dengan tegas menepis isu yang tidak berdasar itu.
"Tidak benar," ujarnya singkat saat dikonfirmasi Serambi, kemarin.
Seperti diketahui, CJH asal Aceh yang berhak berangkat ke Tanah Suci pada tahun ini sebanyak 1.988 orang.
Baca juga: CJH Lhokseumawe Mulai Ikut Manasik Haji
Baca juga: CJH akan Dites PCR, 72 Jam Sebelum Berangkat ke Tanah Suci
Kloter pertama akan terbang melalui Bandara Internasional SIM pada 15 Juni 2022.
Arijal menyampaikan, untuk tahun ini embarkasi Aceh akan memberangkatkan jamaah dalam lima kloter dari 12 kloter sebelum pandemi Covid-19.
Di luar itu, Aceh juga mendapat satu embarkasi tambahan yang bergabung dengan jamaah asal Sumatera Utara, sebagian Jakarta-Pondok Gede, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, dan Lombok.
Tetap layani penerbangan haji
Pihak Angkasa Pura II juga memastikan Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) tetap melayani penerbangan internasional sebagai embarkasi dan debarkasi haji untuk wilayah Aceh.
Hal itu berdasarkan surat dari Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor B-25018/Dj.Dt II.II.4/Hj.05/04/2022.
Informasi tersebut disampaikan Manajer Operasional Angkasa Pura II, Surkani, kepada Serambi, kemarin, ketika dikonfirmasi informasi yang menyatakan keberangkatan CJH asal Aceh tahun ini bukan melalui Bandara SIM tapi melalui Bandara Internasional Kualanamu, Sumut dengan alasan Bandara SIM sudah turun status.
"Untuk Aceh, kita sudah positif embarkasi BTJ, berangkat dari Banda Aceh sebanyak enam kloter dengan jumlah jamaah 2.023 orang.
Sisanya nanti ada jamaah yang bergabung dengan embarkasi lain, apakah ke Medan atau dari Medan yang jemput jamaah kita baru kemudian bertolak ke Tanah Suci," jelas Surkani.
Terkait informasi beredar yang menyatakan CJH asal Aceh akan berangkat melalui Bandara Internasional Kualanamu dengan alasan Bandara SIM sudah turun status, Surkani dengan tegas menyatakan info tersebut hoaks.
"Itu hoaks," sebutnya.
Ia juga menyampaikan, berdasarkan Surat Edaran Nomor 19 Tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Luar Negeri pada Masa Pandemi Covid-19, pada poin (F) Protokol Nomor 2, dikatakan bahwa Bandara SIM hanya ditujukan sebagai pintu masuk (entry point) bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang terlibat dalam program haji dan dibuka dalam rentang waktu 4 Juni-15 Agustus 2022.
Selain Bandara SIM, juga ada bandara lain yang hanya ditujukan sebagai pintu masuk bagi PPLN yang terlibat dalam program haji yaitu Minangkabau, Sumatera Barat, Sultan Mahmud Badaruddin II, Sumatera Selatan, Adisumarmo, Jawa Tengah, Syamsuddin Noor, Kalimantan Selatan, dan Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, Kalimantan Timur.
"Berdasarkan Surat Edaran itu, Bandara SIM hanya melayani perjalanan internasional embarkasi dan debarkasi haji saja.
Sementara untuk penerbangan internasional lain, dari Banda Aceh ke Kuala Lumpur masih menunggu keluar Surat Edaran terbaru dari pihak terkait," tutup Surkani.
Terpisah, pihak AirAsia yang dikonfirmasi soal kapan mulai dibuka kembali penerbangan dari Banda Aceh- Kuala Lumpur dan sebaliknya, menyampaikan, merka akan menginformasikan bila ada informasi lanjutan.
"Kalau ada info nanti kita kabari ya," tulis pihak AirAsia melalui pesan WhatsApp (WA) yang diterima Serambi, kemarin.
18 Ton Obat-obatan Dikirim ke Arab Saudi
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengirimkan lebih dari 18 ton obat-obatan dan perbekalan kesehatan ke Arab Saudi.
Semuanya itu dikirim guna kepentingan dan keperluan jamaah haji Indonesia selama berada di Tanah Suci.
Rinciannya, 173 item obat-obatan dan 45 item perbekalan kesehatan.
"Total beratnya mencapai 18 ton.
Saat ini berada di pihak imigrasi Jeddah untuk dilakukan clearance oleh otoritas setempat," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI, dr Budi Sylvana MARS, Kamis (2/6/2022).
Selain itu, didistribusikan pula 100.000 paket tas kepada jamaah yang berisi perlengkapan kesehatan yakni masker kain, masker medis, oralit, botol semprot, plester, tisu basah, kantung kencing, dan hand sanitizer.
"Semua jamaah nanti akan mendapatkan ini untuk melengkapi kebutuhan mereka selama di Arab Saudi," kata Sylvana.
Diketahui, Arab Saudi tahun ini memberikan kuota haji Indonesia sebesar 100.051 orang.
Kuota ini terdiri atas 92.825 haji regular dan 7.226 haji khusus.
Dari jumlah itu, ia menyebut masih didominasi oleh jamaah lansia dan jamaah yang mempunyai risiko tinggi (risti).
Ada total 35,81 persen jamaah haji memiliki risiko tinggi.
"Ada sekitar 25.481 orang yang memiliki risiko tinggi dengan komorbid.
Jadi, mengingat kondisi jamaah yang banyak didominasi oleh lansia dan risti (jamaah dengan komorbid penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain)," ujarnya.
Selain obat-obatan, Kemenkes RI juga menurunkan 776 Petugas Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan ke Arab Saudi.
Sylvana menyebutkan, meski dari segi jumlah PPIH berkurang dari tahun-tahun sebelumnya, namun petugas kesehatan yang diturunkan lebih beragam.
“Memang dari quantity ada pengurangan jumlah.
Namun, dari sisi jenisnya ada penambahan.
Jadi saat ini ada 12 jenis spesialisasi yang kita turunkan," kata dia.
Rincian tenaga kesehatan spesialis yang dikirim di antaranya dokter spesialis penyakit dalam, spesialis paru, spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah, spesialis saraf, spesialis orthopedi, spesialis bedah umum, spesialis dokter jiwa atau psikiater, spesialisasi rahap medik, spesialis rekam medik, spesialis emergency medis, spesialis kedokteran penerbangan dan spesialis mikrobiologi klinik.
"Spesialis mikrobiologi klinik ini akan kita minta tolong tenaganya untuk mengendalikan pencegahan dan pengendalian infeksi selama di Arab Saudi, khususnya di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, karena saat ini pelaksanaan haji dalam musim pandemi, sehingga segala bentuk lapangan antisipatif harus kita lakukan," kata Sylvana.
Sylvana menjelaskan, saat ini sudah ada tim advance dan beberapa dokter ahli yang ditugaskan untuk melakukan persiapan baik KKHI Jeddah maupun Madinah.
Tes PCR
Budi Sylvana juga mengatakan, otoritas Arab Saudi memperbarui syarat masuk jamaah haji ke Tanah Suci.
Ia menyebutkan, pihak Arab Saudi memberi perpanjangan masa berlaku hasil tes PCR.
Sebelumnya berlaku hanya 48 jam, kini menjadi 72 jam.
"Dua hari yang lalu dikatakan 48 jam sebelum masuk sebelum keberangkatan sudah harus ada hasil PCR.
Tapi, ternyata diperbaiki lagi.
Alhamdulillah syarat memasuki Saudi adalah 72 jam sebelum keberangkatan," kata dia.
Dengan adanya perubahan syarat tersebut, ia meminta jamaah haji mematuhi betul aturan terkait hasil PCR ini.
"Jadi mungkin perlu diinfokan juga kepada jamaah dan seluruh petugas yang ada di lapangan bahwa bahwa hasil PCR itu harus sudah keluar 72 jam sebelum jamaah berangkat," sambungnya.
Jika tes PCR dilakukan lebih dari 72 jam, maka jamaah haji tersebut tidak dapat diberangkatkan.
"Nanti hasil pemeriksaan itu keluarnya lebih dari itu? Jadi tidak bisa berangkat.
Jamaah yang yang hasil PCR-nya belum keluar dari 72 jam itu mungkin tidak diberangkatkan," tegas Budi.
Selain mengenai hasil tes PCR, otoritas Arab Saudi juga mensyaratkan jamaah haji untuk melakukan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap dan vaksin meningitis.
Ia pun berharap jamaah yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun ini untuk bisa memenuhi persyaratan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap maupun meningitis.
"Karena ini sifatnya mandatory, kita masih punya waktu satu bulan tersisa ya karena kita ketahui pemberangkatan jamaah haji pada 4 Juni yang kloter pertama dan yang terakhir tanggal 3 Juli.
Jadi, kita masih punya satu bulan untuk menyelesaikan itu," pesannya. (mas/una/tribun network/rin/wly)
Baca juga: CJH Aceh Kloter 1 Terbang 15 Juni, Menag: Pelayanan Bagi Jamaah Haji Sudah Siap
Baca juga: 59 CJH Aceh Tengah Ikut Manasik Haji, Ilham Ramadhan Jamaah Termuda, Baru Berusia 22 Tahun