Internasional
Hillary Clinton Sebut Putin Benci Kritikan dari Wanita dan Ingin Mengembalikan Kekaisaran Rusia
Mantan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin ingin mengembalikan Kekaisaran Rusia.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Mantan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin ingin mengembalikan Kekaisaran Rusia.
Dia berbicara terus terang tentang Presiden Rusia Vladimir Putin Rusia.
Bahkan, menuduhnya memiliki kepercayaan diri "mesianik", lapor The Guardian.
Clinton diwawancarai di festival sastra Hay di Inggris pada Kamis (2/6/2022).
Dia ditanya tentang reaksinya terhadap perang di Ukraina dan hubungannya sendiri dengan Putin, di mana Putin mengecamnya karena mengkritiknya.
Selama sebagai Menteri Luar Negeri, Hillary melihat keyakinan Putin yang hampir mesianis dan apa yang ditakdirkan untuknya, kata surat kabar itu.
Baca juga: Menantu Boris Yeltsin Mundur Sebagai Penasihat Presiden Vladimir Putin
Bahkan kemudian, dia melihat memiliki tujuan untuk memulihkan Kekaisaran Rusia.
Dia juga mengatakan melihat sisi dirinya yang tidak menyukai pengawasan
"Putin tidak suka kritikan, terutama kritikus wanita," tambahnya.
Ketika Putin terpilih untuk masa jabatan presiden ketiga pada tahun 2012, Clinton mengkritik pemilihan itu sebagai penipuan.
"Rakyat Rusia, seperti orang-orang di mana pun, berhak mendapatkan suara mereka, didengar dan suara mereka dihitung," lapor The New York Times saat itu .
Ribuan pengunjuk rasa pro-demokrasi muncul setelah pemilihan, seperti yang dilaporkan NBC .
Putin menyalahkan protes atas pernyataan Clinton.
Baca juga: Putin Semakin Marah di Depan Umum, Memperingatkan Tidak Ada Bukti Dirinya Sakit
Dia kemudian mundur, mengatakan Gedung Putih siap untuk bekerja dengannya, menurut Times.
"Putin kemudian menjadi sangat bermusuhan dengan saya dengan beberapa pengecualian," kata Clinton.
Psikologi Putin telah menarik pengawasan selama AS berurusan dengannya, yang hanya meningkat sejak invasi ke Ukraina pada 24 Februari.
Psikolog telah berusaha memahami kepemimpinannya yang otokratis dan otoriter.
Dimana dia telah menghabiskan bertahun-tahun mencoba untuk menumbuhkan citra yang sangat macho.
Baca juga: Presiden Ukraina Sebut Rusia Penjajah, Putin Harus Dilarang Menghadiri KTT G20 di Bali
Sedangkan Kepala intelijen militer Ukraina, Mayjen Kyrylo Budanov mengklaim tanpa bukti bahwa Putin mengalami penurunan mental, sebagian karena penyakit kronis.
Tetapi, para ahli mengatakan tidak ada bukti yang kredibel, bahwa Putin sakit.(*)