Sepak Bola
Manajer Brasil Yakini Mentalitas Timnya Dapat Meraih Piala Dunia Qatar 2022, Usai Kalahkan Jepang
Manajer Brasil Tite meyakini "mentalitas timnya dapat membuat perbedaan di Piala Dunia Qatar 2022.
Sebaliknya, tim tuan rumah memantapkan serangan dengan mulai menciptakan peluang mereka sendiri, dengan pemain sayap pirang Junya Ito menyebabkan masalah di sayap kiri Brasil.
Kiper Shuchi Gonda menyelamatkan Jepang beberapa kali dan manajer Hajime Moriyasu kecewa.
"Kami berjuang dengan baik, para pemain bertahan dan tidak pernah lupa untuk mencetak gol atau menyerang," kata Moriyasu, yang timnya juga lolos ke Piala Dunia.
Baca juga: RANS Nusantara FC Umumkan Satu Pemain Asing Asal Jepang, Konon Punya Kecepatan di Atas Rata-rata
Jepang akan menghadapi Jerman dan Spanyol di Qatar.
"Sayang sekali kami tidak bisa mendapatkan hasil," ujarnya.
Brasil tiba di Tokyo setelah menang 5-1 atas Korea Selatan di Seoul pekan lalu.
Di mana Neymar mencetak dua gol untuk menambah jumlah gol internasionalnya menjadi 73.
Penaltinya melawan Jepang membawanya ke 74, hanya kurang tiga gol dari rekor Pele yang legendaris 77 gol untuk Brasil.
Asisten manajer Brasil Cesar Sampaio mengatakan tur dua pertandingan tim di Asia merupakan simulasi yang bagus untuk Piala Dunia.
Baca juga: Neymar Tegaskan Tetap Nyaman di PSG, Klub Tidak Halangi Kepergiannya
"Korea Selatan memiliki fisik lebih dan memiliki lebih banyak gerakan daripada Jepang, dan Jepang sangat teknis dan bagus dalam pertahanan," katanya.
"Moriyasu telah membangun mekanisme yang sangat baik untuk timnya," jelas Tite.
"Mereka tidak pernah kalah selama delapan pertandingan jadi dia melakukan pekerjaan dengan baik," ujarya.
Moriyasu mengatakan ada banyak pujian dalam penampilan timnya sendiri, beberapa hari setelah mengalahkan Paraguay 4-1.
"Para pemain tidak pernah menyerah, mereka terus mengulangi hal-hal penting berulang-ulang," katanya.
"Setelah melewati tekanan yang sangat berat di babak pertama, kami berhasil mengembangkan performa kami sendiri di babak kedua," tambahnya.
"Jika kita tidak terjebak seperti itu, kita bisa hancur," tuturnya.(*)