Haji 2022

Kisah Sonaun Petani Asal Pati Bisa Naik Haji Tahun Ini, Mengaku Mulai Shalat 5 Waktu Usia 25 Tahun

Ikhtiar pasangan yang sama-sama bekerja ini yang membuat Sonaun yang cuma petani dan Kusriwati bisa menabung untuk mendaftar haji.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
Kemenag
Sonaun, Petani dari Kabupaten Pati 

Selain sekolah, anak-anaknya juga mendapatkan pendidikan agama di pesantren.

Anak pertamanya (Siti Mutmainnah) dan anak keduanya (Muhammad Yusuf) alumni Pesantren An-Nur Mojolawaran, Gabus, Pati.

Pesantren ini didirikan oleh KH Nur Kholis. Anak terakhirnya, Abdul Hidayat, masih nyantri di Pesantren Al-Kholil, Pasuruan, Kayen, Pati.

Baca juga: Calon Jamaah Haji Pidie Jaya Dipeusijuk, Ini CJH Usia Termuda dan Rincian per Kecamatan

"Awalnya di Kudus, tapi musim korona saya pindah yang dekat rumah saja," katanya.

Sebetulnya, yang memberi penjelasan lengkap anaknya nyantri di mana dan kiainya siapa bukan Sonaun, tetapi teman-teman sekamarnya di pemondokan Madinah.

Sonaun sendiri antara ingat dan lupa atau karena tidak akrab dengan nama-nama pesantren.

Untung saja, empat temannya mengerti pesantren yang dimaksud Sonaun.

Empat temannya bernama Mat Sholeh (56 tahun), Arip Suparjo (54 tahun), Sudarmin (61 tahun), dan Sagiman (61 tahun).

Kecuali Sagimin yang sedang istirahat, obrolan di kamar pemondokan dengan Sonaun berjalan gayeng dan akrab.

Baca juga: Koper Calon Jemaah Haji asal Tuban Terdeteksi X-ray Bawa Barang Ini, Isi Koper Dibongkar

Mereka saling menimpali dengan santai. "Saya tidak bisa merokok di dalam," kata salah satu dari mereka disambut tawa.

Meminjam istilah Clifford Geertz, Sonaun sekarang telah menjadi santri seutuhnya, yakni telah melaksanakan lima rukun Islam.

Yang dulu tidak sembayang, sekarang sembayang, yang dulu tidak puasa, sudah puasa. Bahkan saat jelang umur 50 aktif di pengajian Yasinan dan Tahlilan.

Lebih dari itu, anak-anaknya telah menyandang nama dari bahasa Arab semua, bahkan mengenyam pendidikan pesantren.

"Yang kasih nama anak-anak saya sendiri, persetujuan istri." Kisah perubahan dari "abangan" menjadi "santri" tidak berhenti sampai situ. Anak pertamanya, perempuan, bernama Siti Mutmainnah (L. 1993) telah menjadi guru di TPQ dan suaminya guru agama di Pesantren An-Nur.

"Saya menyesal tidak bisa mengaji. Sampai sekarang saya harus mikir jika ditanya batalnya wudu apa saja.

Tapi Alhamdulillah anak saya mengerti agama tingkat dasar, bahkan Siti Mutmainnah ngajar di TPQ, suaminya guru di pesantren.

Anak kedua Muhammad Yusuf (lahir 1998), tamat SMA. Sekarang sudah kerja jadi tukang kayu. Dia tidak mau disekolahkan, gak mau. Abdul Hidayat yang lahir 2003 masih mesantren," jelasnya.

Setelah berbincang-bincang lebih dari satu jam, saya sampaikan kepadanya, "Pak, hidup Sampean sepertinya sudah sempurna.."

Sonaun merespons, "Ya belum, dan tidak ada yang sempurna. Doakan orang tua saya diampuni dosa-dosanya. Doakan saya juga Mas, setelah haji nanti saya bisa istikamah menjalankan kebaikan, terutama salat, mempersiapkan untuk mati." (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Baca juga berita lainnya

Baca juga: Hasil UEFA Nations League: Jerman Ditahan Inggris, Gol Penalti Kane Gagalkan Kemenangan Der Panzer

Baca juga: Profil Sabrina Chairunnisa Istri Deddy Corbuzier, Ternyata Pernah Jadi Finalis Puteri Indonesia

Baca juga: Menikah Usai 9 Tahun Pacaran, Intip Perjalanan Cinta Deddy Corbuzier dan Sabrina Chairunnisa

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved