Berita Subulussalam
Apkasindo Subulussalam Ingatkan Pabrik Beli TBS Sawit Sesuai Permentan 2018, Selama Ini tak Sesuai
Netap menyesalkan harga TBS kelapa sawit yang dipatok para pemilik PMKS di Kota Subulussalam belum berpedoman pada ketetapan harga tim Provinsi Aceh.
Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
Tolong rakyat bapak yang notabene petani kelapa sawit.
Yang kami minta hanya soal harga berpedoman pada Permentan Nomor 01 Tahun 2018 dan ketetapan harga tim penetap provinsi,” tegas Netap
Baca juga: Larangan Ekspor CPO Dicabut, Harga TBS Sawit di Aceh Masih Rendah, Terutama di Barsela, Ini Harganya
Pantauan Serambinews.com, harga TBS petani di Kota Subulussalam per Senin (13/6/2022) hanya berkisar Rp 1.400 hingga Rp 1.500 per kilogram.
Angka itu diprediksi akan kembali melorot lantaran pihak Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) yang beroperasi di Subulussalam saban hari menurunkan harga TBS.
Meskipun Crude Palm Oil (CPO) kini sudah dapat diekspor namun harga TBS Kelapa Sawit di Kota Subulussalam kini semakin parah.
Bahkan harga saat ini sudah mencapai titik terendah dalam setahun terakhir.”Harga TBS masih hancur, kemarin hanya Rp 1.500-an per kilogram, itu pun kalau lokasinya agak bagus,” kata Maha, salah seorang petani kelapa sawit kepada Serambinews.com.
Menurut warga, harga TBS sawit makin merosot dalam tiga bulan terakhir. Harga makin anjlok menjelang lebaran lalu.
Padahal, sejak tanggal Senin 23 Mei lalu pemerintah sudah membebaskan ekspor CPO. Selain itu, saat ini harga minyak sawit mentah juga tetap mengalami kenaikan dan menguat.
Meski harga CPO menguat, di lapangan TBS justru anjlok. Dilaporkan, harga TBS sampai saat ini masih belum menunjukan kenaikan.
PMKS di Kota Subulussalam terus menurunkan harga dengan tidak berpedoman lagi pada harga CPO & harga penetapan provinsi.
Warga mengaku kondisi harga sawit yang makin anjlok dan tak kunjung membaik membuat perekonomian di sana terseok.
Alasannya, mayoritas masyarakat Subulussalam selama ini mengandalkan pendapatan dari TBS karena komoditas ini satu-satunya paling banyak digeluti penduduk Kota Sada Kata itu.
Apalagi, anjloknya harga TBS bukan hanya berdampak pada petaninya namun ada sejumlah kalangan terimbas karena terkait dengan kegiatan tersebut.
Di sisi lain biaya perawatan makin tinggi pascakenaikan harga TBS kelapa sawit beberapa waktu lalu.
Pupuk, herbisida dan kebutuhan perawatan sawit melonjak drastis serta tidak turun kala harga TBS merosot. (*)