Mengenal Sosok Teuku Syahrul, Saudagar Aceh Pendiri Anteve yang Ikut Membidani Berdirinya Hipmi

Laporan Yocerizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Perayaan 50 Tahun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) yang berlangsung di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre, Jumat (10/6/2022) kemarin terasa istimewa.

Selain dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), acara perayaan tersebut juga diisi dengan Apkasi Expo, Museum HIPMI, Business Matching, hingga Indonesia Young Leader Forum.

Juga pemberian penghargaan kepada sembilan pendiri Hipmi.

Yaitu Abdul Latief, Siswono Yudo Husodo, Teuku Sjahrul, Datuk Hakim Tantawi, Badar Tando, Irawan Djajaatmadja, Hari Sjamsudin Mangaan, Pontjo Sutowo, dan Mahdi Diah.

Menariknya, di antara sembilan nama itu terdapat satu putra Aceh, yaitu Teuku Syahrul.

Baca juga: Teuku Syahrul, Putra Aceh Asal Seulimuem Raih Penghargaan sebagai Pendiri Hipmi

Baca juga: Teuku Hamid Azwar Diusul jadi Pahlawan: Ampon Samalanga Penyumbang Pesawat dan Kapal untuk Republik

Baca juga: Sekolah Militer di Amerika, jadi Pebisnis, Masuk Demokrat dan Jadi Sekjen, Siapa Teuku Riefky?

Penghargaan diserahkan kepada istrinya Pocut Haslinda binti Teuku Abdul Hamid Azwar.

Dia hadir didampingi kedua putranya, Teuku Riefky Harsya dan Teuku Rafly Pasya.

Ya, Teuku Syahrul merupakan ayah dari Teuku Riefky, Anggota DPR RI dapil Aceh yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat.

Penelurusan Serambinews.com, tidak banyak artikel yang mengulas tentang sosok Teuku Syahrul.

Tetapi keterlibatannya dalam mendirikan Hipmi, menunjukkan bahwa Teuku Syahrul termasuk tokoh yang diperhitungkan.

Nama lengkapnya adalah Teuku Syahrul Mudadalam, lahir tanggal 9 Februari 1939 di Seulimuem, Aceh Besar.

Ayahnya Teuku Syamsudin Panglima Meugoe Muda (Bambi-Unoe), dan ibunya Hj Pocut Ainal Mardiah (Seulimuem).

Teuku Syahrul menikah dengan Hj Dato Pocut Haslinda binti Teuku Abdul Hamid Azwar (Samalanga) pada 16 September 1970 di Jakarta.

Dari pernikahan itu lahir Teuku Riefky Harsya, Teuku Rafly Pasya, Cut Intan Fitra Syafira, Cut Modilla Natasya, dan Teuku Marvi Marsya. Teuku Syahrul meninggal dunia pada 1 Januari 2004.

Teuku Syahrul merupakan seorang pebisnis yang belakangan terjun ke dunia politik.

Baca juga: Pegiat Kuliner Ini tak Permasalahkan Nasi Uduk Dendeng Babi, Tapi yang Dipersoalkan Catut Nama Aceh

Baca juga: Apeksi Sebut Penghapusan Honorer Bisa Timbulkan ‘Kiamat Kecil, Minta Pusat Hati-hati dan Cermat

Baca juga: Bagaimana Hukumnya Berkurban untuk Orang yang Sudah Meninggal? Begini Penjelasan UAS

Dia adalah pemimpin di PT Mardex, sebuah pabrik marmer di Jawa Barat. Juga mendirikan HAS Muda Group bersama Datuk Hakim dan Agung Laksono.

Kegiatan usaha HAS Muda Group ini antara lain mendirikan Rajawali Taxi (Jakarta), Outdoorr Advertising, dan Oil & Gas.

Selain itu juga mendirikan keagenan peralatan penyiaran televisi (Philips, Marconi, Quantel, dll), serta mendirikan stasiun Televisi Anteve.

Teuku Syahrul juga pernah menjabat sebagai Anggota DPR RI daerah pemilihan (Dapil) Aceh, periode 1999-2004.

Sejarah Hipmi

Hipmi sendiri didirikan pada 10 Juni 1972. Dikutip dari tribunnewswiki, pendirian organisasi ini dilandasi semangat sembilan orang pendiri yang berprofesi sebagai pengusaha.

Mereka bercita-cita menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda, karena pada saat itu tidak banyak kaum muda yang bercita-cita menjadi pengusaha.

Pada saat itu, anggapan yang berkembang di masyarakat menempatkan kelompok pengusaha pada strata yang sangat rendah.

Hal itu kemudian menyebabkan sebagian besar anak muda terutama kalangan intelektual lebih memilih profesi lain seperti birokrat,TNI/POLRI dan sebagainya.

Dalam perjalanannya sampai terjadinya krisis ekonomi pada 1998, Hipmi telah sukses mencetak kaderisasi wirausaha, dengan tampilnya tokoh-tokoh muda dalam percaturan dunia usaha nasional maupun internasional.

Keadaan itu kemudian dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap profesi pengusaha pada posisi terhormat.

Pada Era Reformasi, terutama pascakrisis ekonomi, dituntut adanya perubahan visi dan misi organisasi.

Hipmi senantiasa adaptif dengan paradigma baru, yakni menjadikan usaha kecil menengah sebagai pilar utama dan lokomotif pembangunan ekonomi nasional.(*)