Berita Aceh Jaya

Pulang Studi Banding dari Bandung, Masyarakat Aceh Jaya Minta 'Oleh-oleh' Ini dari 172 Keuchik

Sebanyak 172 Keuchik dari 172 desa di kabupaten Aceh Jaya melakukan studi banding ke Bandung, Jawa Barat

Penulis: Riski Bintang | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Foto Ilustrasi - Bupati Aceh Jaya T Irfan TB saat memberikan arahan kepada ratusan pegawai Negeri sipil jajaran Pemkab Aceh Jaya usai pengambilan sumpah jabatan PNS 100 persen, Selasa (7/6/2022). 

Laporan Riski Bintang | Aceh Jaya

SERAMBINEWS.COM, CALANG - Sebanyak 172 Keuchik dari 172 desa di kabupaten Aceh Jaya melakukan studi banding ke Bandung, Jawa Barat.

Meski mendapatkan sejumlah kritikan dari berbagai lembaga dan LSM, pemerintah Kabupaten Aceh Jaya tetap menjalankan kegiatan tersebut dan tidak membatalkan.

Kegiatan itu sendiri berlangsung dari 6-11 Juni 2022 atau saat ini para peserta pelatihan sedang dalam perjalanan pulang menuju kabupaten Aceh Jaya.

Terkait hal itu, sejumlah masyarakat meminta kepada para Keuchik untuk dapat membawa pulang oleh-oleh dari Bandung ke Aceh Jaya.

Oleh-oleh yang diminta itu bukanlah buah tangan seperti pada umumnya.

Baca juga: Viral Komplotan Ibu-Ibu Curi Gelang Emas dan Uang di Hajatan, Tampil Rapi Modus Jadi Tamu Undangan

Namun merupakan penjabaran dan penjelasan terkait kegiatan desa yang selama ini dijalankan pemerintah desa.

"Kami oleh-oleh dari Bandung mau duduk rapat dengan masyarakat menjelang musrembang dan setelah selesai pekerjaan sudah cukup," jelas salah seorang masyarakat.

Senada dengan pernyataan tersebut, Firdaus salah seorang warga juga menyampaikan jika dirinya mengharapkan agar para Keuchik dapat menerapkan dana mengimplementasikan hasil studi banding.

Tidak hanya Keuchik, DPMPKB Aceh Jaya juga diminta bertanggungjawab atas penerapan hasil studi banding ke desa di kabupaten itu.

Baca juga: Sempat Heboh Nasi Padang Babi, Kini Muncul Nasi Uduk Aceh Sediakan Lauk Olahan Babi

"Kita dukung studi banding itu, pulang jangan cuma bawa pulang badan, tapi terapkan apapun yang dipelajari atau yang bisa diadopsi dari desa di Bandung," tandasnya.

"Jangan sampai pulang ke desa tidak bisa apa-apa, DPMPKB sebagai pembina juga bertanggungjawab akan hasil yang di capai, itu tanggungjawab moral dan dunia akhirat," tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas DPMPKB Aceh Jaya Salbiah yang dihubungi belum memberikan keterangan terkait studi banding yang menghabiskan dana hingga Rp 2.2 milyar lebih itu.(*)

Baca juga: Kisah Anak Yatim Piatu di Pidie, Abang Ganti Orang Tua Hidupi Tujuh Adiknya, Sebagian Putus Sekolah

Baca juga: Studi Banding Keuchik Berpotensi Korupsi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved