Berita Aceh Selatan
Taklukkan Jalur ekstrim, Komunitas ASTA Capai Tapak Aulia Hingga Pusat Penelitian Orangutan Sumatera
Aceh Selatan Trail Adventure (ASTA) yang dikomandoi langsung Dandim 0107/Aceh Selatan, Letkol Inf M Yusuf, S.I.Kom merupakan suatu komunitas trail
Penulis: Taufik Zass | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Taufik Zass | Aceh Selatan
SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN - Aceh Selatan Trail Adventure (ASTA) yang dikomandoi langsung Dandim 0107/Aceh Selatan, Letkol Inf M Yusuf, S.I.Kom merupakan suatu komunitas trail yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat di Aceh Selatan.
Dipercayai sebagai Ketua Umum, Dandim Aceh Selatan terus menggerakkan roda ASTA untuk berpetualang menerobos belantara Aceh Selatan dalam rangka mengeksplorasi berbagai potensi Sumber Daya Alam yang selama ini terhalang akses jalan dan terisolasi.
Tak hanya itu, ASTA yang juga beranggotakan berbagai elemen di Pemerintahan Aceh Selatan, yakni TNI-Polri, BUMN, Perbankan dan Swasta juga dapat menyerap langsung berbagai informasi terkait kondisi masyarakat pedalaman Aceh Selatan.
Setelah bermalam di tepi Sungai Krueng Kluet, Desa Koto, Kecamatan Kluet Tengah, Sabtu (11/06/2022) yang berdekatan dengan pelabuhan perahu Jambo Teka, komunitas ASTA mulai menggeber trailnya menempuh medan ekstrim menuju destinasi wisata Tapak Aulia di Desa Lawe Cimanok, Kecamatan Kluet Timur, Minggu (22/6/2022) pagi.
Baca juga: Harga Sawit Hari Ini di Aceh Selatan
Rombongan yang terlihat piawai dalam mengoperasikan trail ini mulai menempuh belantara hutan di Kluet Tengah dan menyeberangi sungai melalui jembatan gantung menuju Kecamatan Kluet Timur, Aceh Selatan.
Setelah melihat langsung situs Tapak Aulia yang selama ini tidak terjamah teknologi apapun.
Dandim 0107/Aceh Selatan, Letkol Inf M Yusuf S.I.Kom didampingi Bupati Aceh Selatan Tgk Amran, Kasatreskrim Polres Aceh Selatan Iptu Rajabul Asra dan tokoh masyarakat Aceh Selatan, Tgk Abrar Muda langsung melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Penelitian Orang Utan Suaq Belimbing.
Tapak Aulia merupakan sebuah destinasi wisata yang sangat melegenda dan masih terjaga kearifannya.
Di situs tersebut terdapat sebuah tapak berukuran besar. Namun terdapat larangan yang merupakan kearifan lokal agar tempat tersebut tidak didokumentasikan.
Rombongan kembali menerobos medan menanjak yang terjal, turunan yang curam hingga medan basah bak kubangan.
Baca juga: Terungkap! Inilah Alasan Istri Dianjurkan Menungging Setelah Berhubungan Intim Menurut dr Boyke
Namun disepanjang perjalanan rombongan terpuaskan dengan pemandangan hutan, sungai dan suara burung rimba yang masih beragam di Aceh Selatan.
Sehingga tanpa disadari roda trail pun menjejaki kawasan Suaq Belimbing.
Suaq Belimbing merupakan sebuah pusat penelitian Orangutan Sumatera di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh Selatan tepatnya di wilayah Kecamatan Kluet Timur dan Kecamatan Kluet Selatan.
Kawasan tersebut memiliki luas sebesar 1.160 ha dengan jumlah perkiraan orangutan sumatera sebanyak 107 individu.
Saat ini, kawasan tersebut difungsikan sebagai lokasi penelitian dengan fokus penelitian orangutan Sumatera serta jenis-jenis penelitian lainnya.
Rombongan juga berkesempatan langsung menyusuri sungai dengan menggunakan perahu motor sambil menikmati berbagai keanekaragaman hayati yang masih sangat alami dan terpelihara kekayaannya.
Dandim 0107/Aceh Selatan, Letkol Inf M. Yusuf, S.I.Kom. dan Bupati Tgk Amran terlihat sangat menikmati situasi tersebut, betapa tidak keseimbangan alam adalah penentu keberlangsungan hidup makhluk di muka bumi.
Baca juga: Sebentar Lagi Idul Adha, Mau Kurban Untuk Orangtua yang Sudah Meninggal? Ini Hukumnya Menurut UAS
"Saya kagum dengan apa yang kami saksikan di Suaq Belimbing, apa yang kami lihat itu tak pernah dapat kita saksikan lagi jika perburuan, perambahan hutan terus dilakukan dengan alasan ekonomi dan kesejahteraan," ucap Dandim.
Menurutnya, kekayaan alam merupakan warisan yang perlu dilestarikan bersama dan tanggung jawab semua, sebab setiap orang memiliki tanggung jawab untuk memelihara keseimbangan alam di muka bumi.
"Dengan kondisi alam yang sangat majemuk di Aceh Selatan, sudah seharusnya kita bertanggungjawab untuk menjamin kelestariannya, bukan sebaliknya," ucap Dandim.
Ia mengaku takjub dengan keberagaman hayati di Aceh Selatan.
Baca juga: Situs Sejarah Benteng Trumon & Destinasi Wisata Pulau Dua Aceh Selatan Masuk Nominasi API Award 2022
Oleh sebab itu perlu upaya khusus untuk menjamin kelestariannya dengan menggelar operasi dan patroli rutin dalam menekan segala kegiatan liar dan pastinya mencegah adanya perburuan satwa.
Hal tersebut dapat dijadikan sebagai sarana edukasi bagi generasi muda agar aktif menjaganya.
"Perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan baik flora dan fauna yang ada dalam kawasan ini,"tandasnya.(*)
Baca juga: VIDEO Wisata Legenda Pulau Dua Aceh Selatan, Terbelah Akibat Perkelahian Tuan Tapa dengan Naga