Info Aceh Tengah
Gelar Rakor Keistimewaan di Takengon, Wali Nanggroe Sebut Tiap di Aceh Tengah Mengingatkannya Swedia
Pemkab Aceh Tengah menyambut baik Rakor bertajuk "Membangun Harmonisasi dan Sinergitas Antar Lembaga Keistimewaan Kabupaten/Kota Se-Aceh dalam Penyele
Penulis: Romadani | Editor: Mursal Ismail
"Saya merasa senang, setiap hadir di Aceh Tengah ini, saya merasa kembali perasaan yang sama seperti ketika berada di Swedia.
Suasana dan daerahnya sama seperti Negara Nordik di Skandinavia, Eropa Utara," ungkap Wali Nangroe Aceh.
Malik Mahmud Al-Haythar mengatakan bahwa keistimewaan dan kekhususan Aceh yang diperoleh saat ini merupakan hasil perjuangan panjang rakyat Aceh melalui dinamika konflik bersenjata dan politik selama 30 tahun.
Akhirnya lahirlah kesepakatan damai yang dituangkan dalam MoU Helsinski pada tanggal 15 Agustus 2005 silam.
Berbagai persoalan yang muncul di Aceh pasca pengucuran dana otonomi khusus, dana bagi hasil hingga bantuan dana desa, namun anggaran yang luar biasa besarnya tersebut tidak mampu mengurai persoalan kemiskinan.
Untuk itu. Lanjutnya, tidaklah berlebihan apabila masyarakat Aceh menopangkan harapan besar pada Lembaga Wali Nanggroe sebagai institusi yang dapat mengayomi dalam menggapai kesejahteraan.
"Diharapkan setiap lembaga keistimewaan di Aceh dapat bertindak sebagai pemangku kewibawaan dan kewenangan dalam membina serta mengawasi upacara-upacara adat, penyelenggaraan kehidupan lembaga-lembaga adat, melaksanakan penganugerahan gelar atau derajat kehormatan, serta melindungi Masyarakat secara umum dengan cakupan yang luas hingga ke urusan kesejahteraan seluruh masyarakat Aceh yang kita cintai ini," jelasnya. (*)