Info Aceh Tengah
Gelar Rakor Keistimewaan di Takengon, Wali Nanggroe Sebut Tiap di Aceh Tengah Mengingatkannya Swedia
Pemkab Aceh Tengah menyambut baik Rakor bertajuk "Membangun Harmonisasi dan Sinergitas Antar Lembaga Keistimewaan Kabupaten/Kota Se-Aceh dalam Penyele
Penulis: Romadani | Editor: Mursal Ismail
Pemkab Aceh Tengah menyambut baik Rakor bertajuk "Membangun Harmonisasi dan Sinergitas Antar Lembaga Keistimewaan Kabupaten/Kota Se-Aceh dalam Penyelenggaraan Keistimewaan dan Kekhususan Aceh".
Laporan Romadani | Aceh Tengah
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Lembaga Keurukon Katibul Wali atau Sekretariat Lembaga Wali Nanggroe Aceh menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor).
Ya, Rakor Lembaga Keistimewaan Kabupaten/Kota Se-Aceh Tahun 2022.
Pemkab Aceh Tengah menyambut baik Rakor bertajuk "Membangun Harmonisasi dan Sinergitas Antar Lembaga Keistimewaan Kabupaten/Kota Se-Aceh dalam Penyelenggaraan Keistimewaan dan Kekhususan Aceh".
Rakor ini berlangsung di Aula Grand Renggali Hotel, Takengon Rabu (15/6/2022).
Rakor tersebut direncanakan akan berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 14 sampai dengan tanggal 17 Juni 2022 mendatang.
Bupati Aceh Tengah melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Aceh Tengah,, H Harun Manzola, SE, MM menyampaikan terima kasih atas terpilihnya Kabupaten Aceh Tengah sebagai tempat pelaksanaan Rakor ini.
"Pertama sekali kami atas nama Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi kepada Lembaga Wali Nanggroe yang telah menetapkan Kota Takengon sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan rapat koordinasi Lembaga Keistimewaan Kabupaten dan Kota Se Aceh tahun 2022," ujarnya.
Harun Manzola menyampaikan peraturan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh dan Undang-Undang Nomor 44 tahun 1999 tentang penyelenggaraan keistimewaan Aceh, sebagai payung hukum utama Provinsi Aceh dalam melaksanakan keistimewaan dan kekhususan yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia.
"Kedua peraturan ini,mengatur mengenai penyelenggaraan keistimewaan Propinsi Aceh, dan memberikan landasan bagi Propinsi Aceh dalam mengatur urusan-urusan yang telah menjadi keistimewaannya melalui kebijakan daerah," kata Harun Manzola.
Keistimewaan dan kekhususan Aceh bukanlah tujuan akhir dari perjuangan. Namun, segala yang telah diraih saat ini melalui pengorbanan jiwa raga dan harta di masa lalu harus mampu dimaksimalkan dengan menjaga Aceh.
Hal itu bertujuan untuk tetap aman dan damai dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan "Bhineka Tunggal Ika" walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua.
"Salah satu cara memaksimalkan keistimewaan dan kekhususan Aceh ini adalah dengan cara melakukan sinkronisasi serta koordinasi dalam menyusun program pembangunan keistimewaan dan kekhususan menuju Aceh yang bermartabat dalam menghadapi dinamika sosial politik guna mencapai kesejahteraan bagi masyarakat aceh di masa yang akan datang," trang Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Aceh Tengah itu.
Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haythar, menyampaikan rasa bahagianya dapat hadir bersama dengan para tokoh dari lembaga keistimewaan se-Aceh, baik itu tokoh adat, tokoh ulama dan tokoh masyarakat di Wilayah Tengah.