Berita Bireuen

Lahan Sawah Produktif di Bireuen Terus Menyusut Dari Tahun ke Tahun, Ini Penyebabnya

Luas lahan sawah produktif di Bireuen yang memiliki jaringan irigasi teknis di Bireuen menyusut tajam dalam beberapa tahun terakhir ini.

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: M Nur Pakar
For: Serambinews.com
Kadis Pertanian dan Perkebunan Bireuen, Irwan SP MSi 

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Luas lahan sawah produktif di Bireuen yang memiliki jaringan irigasi teknis di Bireuen menyusut tajam dalam beberapa tahun terakhir ini.

Dilaporkan, dari 22 ribu hektare sawah, saat ini menyisakan 14.944 hektare, tersebar mulai dari Samalanga hingga Gandapura.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Bireuen, Irwan SP MSi kepada Serambinews.com, Jumat (17/6/2022) mengatakan menjamurnya bangunan telah menyebabkan lahan sawah menyusut.

Dikatakan, seperti pembangunan pertokoan, rumah atau fasilitas lainnya di sawah jaringan irigasi.

Disebutkan, berdasarkan data pengukuran 15 tahun lalu. luas lahan sawah produktif di Bireuen mencapai 22.000 hektare.

Saat pengukuran 10 tahun lalu yang dilakukan berbagai tim termasuk petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) luas sawah berkurang menjadi 17.000 hektare.

Baca juga: Areal Sawah Kembali Kering, Wabup Aceh Utara Panggil Rekanan yang Bangun Bendung Krueng Pase 

Saat pengukuran terakhir da2020-2021 yang dilakukan secara digital oleh Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) , luas sawah tercatat 14.944 hektare.

“Pengukuran secara digital oleh ATR/BPN serta pengukuran tim PPL dalam waktu bersamaan hanya beda sedikit saja, angka 14.944 hektare akan dilakukan pendataan ulang untuk keakuratannya," jelasnya.

Dikatakan, menyusutnya lahan sawah produktif, akibat perkembangan zaman dan juga perkembangan ekonomi.

Disebutkan, sebagian pemilik sawah menjadikan lahan sawah untuk membangun rumah, ruko dan fasilitas lainnya.

Termasuk membuka jalan usaha tani yang lebarnya rata-rata mencapai 3 meter lebih.

Selain sawah beririgasi, sawah tadah hujan juga menyusut, namun angka penyusutan sedang dilakukan pendataan oleh petugas lapangan untuk memastikan luas area yang sebenarnya.

Dia menjelaskan untuk menghentikan berkurangnya lahan sawah produktif, akan disusun peraturan daerah atau Qanun tentang pelarangan penggunaan lahan sawah produktif menjadi lokasi pembangunan.

Baca juga: Lahan Sawah di Pidie Menyusut 4.000 Ha

Selain itu, jalan usaha tani di areal persawahan saat ini juga terlalu lebar, sehingga semakin menggairahkan pemilik tanah di pinggir jalan usaha tani untuk membangun rumah atau tempat usaha.

Dia menjelaskan jalan usaha tani di areal persawahan,m sebaiknya tidak lebar, maksimal hanya bisa dilintasi dua sepeda motor.

Dikatakan, jika terlalu lebar, maka tanah sawah di pinggir jalan menjadi lokasi rumah atau tempat lainnya.

Dinas katanya sedang membahas dan mendiskusikan langkah dan kebijakan serta mengusulkan qanun tentang pelarangan pemanfaatan lahan sawah produktif sebagai lokasi pembangunan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved