Berita Banda Aceh

Sedekah Manual Tidak Akan Kurangi Jumlah Pengemis, Ini Solusi Dari Ulama Muda Aceh Ustad Masrul Aidi

Mengenai sedekah dari tangan-tangan orang dermawan terhadap para pengemis, menurut Ustad Masrul, setiap masjid seharusnya bisa mengambil peran didalam

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/SYAMSUL AZMAN
Solusi untuk mengatasi permasalahan jumlah pengemis di jalanan dari Ulama muda Aceh, Ustad Masrul Aidi. 

SERAMBINEWS.COM - Sebagai umat muslim, kita diajarkan untuk memperbanyak sedekah kepada yang membutuhkan.

Dalam Islam, sedekah bahkan menjadi amalan yang sangat dianjurkan karena memiliki keutamaan yang sangat besar.

Oleh sebab itu, tak sedikit orang terutama umat muslim yang berlomba-lomba memberi sedekah demi bisa memperoleh keutamaan tersebut.

Praktik sedekah ini sangat mudah untuk dilakukan, apalagi bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar yang biasanya banyak dijumpai para tunawisma hingga pengemis.

Bagi yang ingin menyedekahkan hartanya, bisa memberinya secara langsung kepada tunawisma atau pengemis yang dijumpai di jalan.

Namun dibalik kedermawanan terhadap para pengemis tersebut, ternyata menimbulkan kontroversi.

Baca juga: Bukanlah Sedekah Receh, Ini Makna Dermawan Sebenarnya Menurut Ulama Muda Aceh Ustad Masrul Aidi

Di satu sisi, sebagian orang ada yang menganggap memberi sejumlah uang kepada pengemis sebagai bentuk sedekah.

Namun di sisi lain, jumlah pengemis kian hari terus meningkat.

Soal sikap dermawan terhadap pengemis ini ternyata telah dibahas oleh Ustad Masrul Aidi, LC, MA dalam sebuah tulisan di akun Facebooknya baru-baru ini.

Ulama Muda asal Aceh Besar ini menyampaikan, bahwa praktik sedekah dengan cara memberi uang kepada para peminta-minta di jalan seperti yang biasa dilakukan oleh banyak orang selama ini bukanlah bentuk dari perilaku kedermawanan.

" 'Sedekah' anda yg receh pada pengemis bukanlah kedermawanan," tulis ustad Masrul di akun Facebook pribadinya, Minggu (19/6/2022).

Bahkan, menurutnya praktik sedekah yang seperti itu justru malah semakin meningkatkan populasi jumlah pengemis.

Baca juga: Khutbah di Masjid HKL, Ustaz Masrul Aidi Singgung soal Aceh Juara Provinsi Termiskin di Sumatera

Lantas, seperti apa makna dermawan yang sesungguhnya dalam pandangan Islam?

Bagaimana pula cara menyikapi para peminta-minta di jalanan tersebut?

Berikut penjelasan lengkap Ustad Masrul Aidi.

Praktik sedekah manual tidak akan kurangi jumlah pengemis

Saat dihubungi Serambinews.com, Ustad Masrul Aidi membenarkan tulisannya mengenai sikap dermawan yang dia bagikan melalui akun Facebooknya.

"Iya benar," kata Ustad Masrul saat dihubungi Serambinews.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (21/6/2022). 

Menurut Ustad Masrul Aidi, sering memberi sedekah kepada pengemis bukanlah suatu bentuk kedermawanan.

Sebab, makna dermawan yang sebenarnya ialah membantu menyelesaikan hajat tertentu.

Baca juga: Pimpinan Ponpes Babul Magfirah Tgk Masrul Aidi: Untuk Generasi Aceh Cerdas Ayo Makan Ikan

"Misalnya, orang lapar dikasih makan, yang lurus sekolah dibantu beasiswa, tunawisma disediakan tempat tinggal," jelas Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Babul Maghfirah, Aceh Besar tersebut.

Apabila seseorang tidak mampu mengatasi hajat orang yang membutuhkan tersebut, lanjutnya, maka gotong royong adalah solusinya.

Sementara itu, terkait praktik sedekah terhadap para peminta-minta, menurutnya tidak akan mengurangi jumlah pengemis.

Sebaliknya, hal itu justru malah semakin menambah jumlah mereka.

"Bila praktik sedekah anda masih manual, yakinlah, pengemis akan semakin ramai, dan makin ramai pula yang turun ke jalan, dan modusnya semakin kreatif," tulis Ustad Masrul.

"Intinya mengundang rasa iba, mulai dari ibu yang menggendong anak sampai yang sakit berkursi roda atau ngesot di jalan. Bila kursi roda sudah tak mujarrab, mungkin ranjang rumah sakit akan didorong di jalan raya," imbuhnya.

Masjid bisa menjadi mediator

Kendati demikian, Ustad Masrul tetap mengajak seluruh umat muslim untuk memuliakan saudara seiman yang benar-benar mempunyai kebutuhan.

Namun dalam praktiknya menggunakan cara-cara yang bermartabat.

Baca juga: Sedekah Secara Terang-terangan, Bolehkah? Simak Penjelasan Tgk Muhammad Farid Zuhri

Mengenai sedekah dari tangan-tangan orang dermawan terhadap para pengemis, menurut Ustad Masrul, setiap masjid seharusnya bisa mengambil peran didalamnya.

"Masjid seharusnya mampu memediasi," sebut Ustad Masrul.

Menurut Ustad Masrul, uang kas yang dimiliki setiap masjid jika dikelola dengan profesional dan proporsional, lanjutnya, maka bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Misalnya saja dengan menyediakan konsumsi untuk sarapan pagi, makan siang hingga makan malam bagi mereka yang membutuhkan.

"Syaratnya, ikuti salat berjamaah dan pengajian," ujar Ustad Masrul.

Selain itu, setiap masjid juga bisa menyediakan ruang istirahat yang layak.

Sehingga bila ada tunawsima yang kemalaman, bisa diarahkan untuk istirahat dengan layak di fasilitas masjid.

Bahkan bila kondisi kas masjid memadai, fasilitasi pula anak-anak terlantar untuk masuk sekolah berasrama.

"Bila hal tersebut terlaksana, panitia masjid bisa mengumumkan: Bila warga sekitar masjid tidak ingin "diganggu" oleh gelandangan dan pengemis, salurkan sumbangan anda melalui rekening masjid, "imbuh Ustad Masrul. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved