Berita Nagan Raya
Sudah Sebulan Hasil Sampel Air Pencemaran Limbah di Krueng Trang Nagan Raya belum Keluar
Hasil sampel air yang dikirim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Nagan Raya ke Baristand Aceh terkait dugaan pencemaran limbah Krueng Trang belum keluar
Penulis: Rizwan | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Rizwan | Nagan Raya
SERAMBINEWS.COM, SUKA MAKMUE - Hasil sampel air yang dikirim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Nagan Raya ke Baristand Aceh terkait dugaan pencemaran limbah Krueng Trang hingga kini belum keluar.
Padahal, sampel dikirim sudah sebulan lebih atau 24 Mei 2022 lalu.
Sampel diperiksa guna memastikan apakah air Krueng Trang di Desa Lawa Batu, Kecamatan Kuala, Nagan Raya akibat limbah atau bukan.
Sebab, ribuan ikan ditemukan mati di aliran sungai tersebut.
Plt Kadis Lingkungan Hidup Nagan Raya, Jufrizal kepada Serambinews.com, Selasa (28/6/2022).
"Belum keluar. Masih kita tunggu," katanya.
Baca juga: Sungai Tercemar Limbah Sebabkan Ikan Mati, Sejumah Keuchik Datangi DPRK Tuntut Ganti Rugi
Dikatakan, hasil sampel yang dikirim ke Baristand baru biasanya keluar hingga 1 bulan.
"Kita harapkan sampel air segera keluar. Sampel itu untuk kita apakah ditemukan pencemaran atau tidak," jelasnya.
Seperti diberitakan, DLH Nagan Raya mengambil sampel air di Krueng (sungai) Trang Lawa Batu Kecamatan Kuala, Selasa (24/5/2022).

Pasalnya, ribuan ikan sepanjang sungai ditemukan mati yang diduga karena limbah pabrik kelapa sawit.
Air di sungai yang melintasi sejumlah desa di Nagan Raya kondisi hitam pekat dan berminyak.
Dampak ikan mati dan pencemaran limbah di sungai menyebabkan pekerjaan hari-hari mencari ikan dan lokan menjadi terhenti.
Keuchik Lawa Batu, Kamaruddin mengatakan, ribuan ikan mati sepanjang sungai di wilayah mereka sejak Senin.
Baca juga: DLH Nagan Raya Ambil Sampel Air Sungai Trang Lawa Batu, Telusuri Penyebab Ikan Mati
"Banyak sekali ikan mati. Air sungai juga sangat hitam pekat dan berminyak," kata Kamaruddin.
Dikatakan, sungai ikan mati merupakan sebagai tempat mata pencarian warga hari-hari seperti menjala ikan, mancing serta mencari lokan.
Namun sejak tercemar penduduk sangat mengeluh karena 70 persen Lawa Batu tergantung pada sungai.
"Kami berharap segera dilakukan upaya oleh pihak terkait terkait dampak dirasakan masyarakat," katanya.
Baca juga: Dihipnotis, Enam Mayam Emas Milik Warga Tijue Pidie Lenyap, Begini Penampilan Pelaku Saat Datang
Diakuinya, tim DLH telah turun mengambil sampel air serta memeriksa ikan dengan membelah.
Dari pengamatan bahwa sungai itu tercemar limbah serta air hitam pekat dan berminyak.
"Kalau racun biru di dalam ikan. Ini air merata sepanjang sungai hitam pekat. Ikan mati juga merata," katanya.
Terkait kasus dugaan pencemaran limbah menyebabkan ikan mati, tim DLH dan DPRK melakukan peninjauan ke sebuah pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) PT BSP.
Tim turun dari DLH Plt Kadis Jufrizal, dan DPRK terdiri Zulkarnain, Junib Arianto, Bustaman dan Saiful Bahri.(*)
Baca juga: Surya Paloh: Untuk Apa Pemilu? Lebih Baik Tidak Ada Pemilu Kalau