30 Tahun Hilang, Kakek Muhadi Disambut Isak Tangis Keluarga di Trenggalek, Pernah Merantau ke Aceh
Kisah haru kakek bernama Muhadi (73) yang bertemu kembali dengan keluarga setelah selama 30 tahun tak pulang.
“Saya pamit merantau pada tahun sekitar 1992 kalau tidak salah,” ujar Muhadi dengan logat khas warga Sumatera Utara.
Selama merantau di Sumetera Utara, Muhadi mengaku kerja di kawasan perkebunan.
Pada awalnya, Muhadi Memiliki gaji yang layak dan mengirim sejumlah uang ke keluarganya di Trenggalek.
Seiring berjalan waktu, Muhadi tidak lagi mendapatkan gaji karena dicurangi salah satu staf perkebunan tempat ia bekerja.
Rasa ingin pulang ke kampung halaman selalu tertunda, karena uang tiket tidak kunjung diberikan.
“Saya ingin sekali pulang. Dua kali uang tiket tidak diberikan ke saya,” ujar Muhadi.
Ketika Tsunami melanda Aceh pada tahun 2004 silam, Muhadi kehilangan pekerjaan.
Ia sempat memberi kabar ke keluarga Trenggalek selamat dari bencana tersebut, pada tahun 2006 silam.
Pada percakapannya waktu itu, Muhadi akan mencari pekerjaan baru.
Niat Muhadi sempat dibantah oleh anak pertamanya, agar kembali pulang ke Trenggalek.
“Waktu itu anak saya melarang saya kerja lagi, Anak saya bilang, sudah tidak butuh uang bapak lagi. Kami ingin bapak pulang saja,” terang Muhadi.
Karena tidak mau pulang ke kampung halaman tanpa membawa hasil, Muhadi berusaha mencari kerja di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara Sumatera Utara.
Namun, Muhadi tidak mendapat pekerjaan tetap, dan bekerja seadanya.
“Jangankan untuk pulang, hasil kerja hanya bisa buat makan sehari-hari. Hasil yang saya dapat dari kerja serabutan hanya cukup untuk hidup,” terang Muhadi.
Mulai saat itu, Muhadi hilang kontak dengan keluarga di Trenggalek.