Hari Raya Idul Adha

Berkurban di Hari Raya Idul Adha Dilarang Potong Kuku & Rambut, Ini Penjelasan Ustaz

Pada Hari Raya Idul Adha, banyak umat muslim yang memiliki kelebihan rezeki dianjurkan untuk berkurban.

Editor: Nur Nihayati
Pixabay.com
Ilustrasi Memotong kuku 

“Apabila telah masuk sepuluh hari pertama bulan Zulhijah, dan salah seorang dari kalian telah berniat untuk berqurban, maka janganlah ia memotong rambutnya dan kulitnya sedikitpun.”
(HR. Muslim).

Barang siapa yang melanggar ketentuan tersebut karena lupa atau belum tahu, maka hukumnya ia tidak berdosa dan tidak pula membayar fidyah.

Barangsiapa yang melanggarnya dengan sengaja maka hendaklah ia bertaubat kepada Allah ta’ala dan tidak ada kewajiban fidyah atau kaffarah atasnya.

Ibnu Qudamah –rahimahullah- berkata:

“Jika telah ditetapkan dalam beberapa riwayat, maka ia tidak boleh mencukur rambut, dan memotong kuku. Dan jika ia melakukannya maka harus bertaubat kepada Allah –Ta’ala-, namun tidak ada fidyah baik karena sengaja atau lupa, ini merupakan hasil ijma’ para ulama,“ (al Mughni: 9/346)

Menurut ulama Syafi’iyah, hikmah larangan untuk orang yang berkurban di sini adalah agar rambut dan kuku yang hendak di potong tetap ada hingga hewan kurban disembelih, supaya semakin banyak anggota tubuh yang terbebas dari api neraka.

Niat dan keutamaan puasa sunah Arafah dan Tarwiyah

Sebelum merayakan Hari Raya Idul Adha 1443 H, ada amalan sunnah yang bisa kita lakukan.

Satu diantaranya adalah puasa sunah Tarwiyah dan Arafah.

Puasa Tarwiyah dilakukan pada 8 Zulhijah dan Puasa Arafah dilakukan pada 9 Zulhijah.

Melaksanakan ibadah sunah puasa Tarwiyah bisa menghapuskan dosa satu tahun yang lalu.

Umat muslim juga akan diberikan keberkahan hidup dan dilipatgandakan amal dan juga ibadahnya.

Sementara, melaksanakan ibadah sunah puasa Arafah, Allah akan mengampuni dosa tahun lalu dan dijaga untuk tidak melakukan dosa atau maksiat di tahun yang akan datang.

Keutamaan tersebut juga tertuang dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah al-Anshar:

"Dan Rasulullah SAW ditanya tentang berpuasa di hari Arafah. Maka, baginda bersabda, 'Ia menebus dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang'.” (HR Imam Muslim).

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved