Internasional
Biden Rangkul Jokowi Pada Pertemuan G7 di Jerman
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah selesai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-48 G7 yang digelar di Schloss Elmau
Namun, keputusan dan kesepakatan itu hanya bersifat usulan dan rekomendasi, sehingga tidak bersifat mengikat.
Hasil pertemuan puncak biasanya diumumkan dalam sebuah komunike atau pernyataan bersama.
Menjadi pertanyaan adalah mengapa Indonesia yang bukan negara industri maju tetapi diundang sebagai peserta dalam forum itu? Merunut dari sejarah, forum itu didirikan oleh 6 negara industri kaya pada 1975 di Rambouillet, Perancis, sehingga mulanya dinamakan sebagai kelompok G6.
Konferensi itu diawali dari pertemuan para menteri keuangan 6 negara yang membahas isu-isu seputar perekonomian dunia.
Kanada baru menyusul masuk menjadi anggota pada 1976, sehingga nama forum itu diubah menjadi G7.
Sepanjang 1980-an, pertemuan kelompok G7 menjadi simbol politis kekuatan ekonomi negara-negara blok Barat dan sekutunya terhadap Uni Soviet.
Setelah Uni Soviet runtuh dan pecah pada 1991, Rusia kemudian berupaya menjadi peserta G7.
Perwakilan Rusia pertama kali hadir sebagai tamu pada KTT G7 pada 1992.
Enam tahun kemudian Rusia bergabung sebagai anggota untuk mengikuti seluruh agenda pertemuan G7.
Selepas Rusia menjadi anggota, nama kelompok itu diubah menjadi G8.
Keanggotaan Rusia ditangguhkan pada 2014 setelah mencaplok Semenanjung Krimea dari Ukraina.
Rencana KTT G8 yang pada saat itu akan digelar di Rusia juga dibatalkan.
Selain itu, nama kelompok itu kembali diubah menjadi G7.
Simbol kesenjangan
Pertemuan kelompok G7 kerap diwarnai dengan aksi unjuk rasa.