Internasional

Biden Rangkul Jokowi Pada Pertemuan G7 di Jerman

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah selesai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-48 G7 yang digelar di Schloss Elmau

Editor: bakri

Maka dari itu, negara-negara yang menjadi tuan rumah KTT G7 bakal meningkatkan pengamanan mereka, terutama di wilayah ibu kota negara dan lokasi kegiatan berlangsung.

Alasan mengapa pertemuan G7 kerap menjadi sasaran aksi demo kalangan masyarakat sipil karena kelompok itu dinilai simbol kesenjangan antara negara-negara kaya dan berkembang di dunia.

Sebab, meskipun negara G7 hanya mewakili sepuluh persen populasi dunia, kelompok ini menguasai 45 persen perekonomian global.

Kalangan masyarakat sipil kerap mendesak supaya negara-negara kaya yang tergabung dalam G7 tidak cuma memberi bantuan bagi negara-negara miskin.

Mereka berharap anggota G7 turut mengatasi kesenjangan dan memerangi penyebab ketimpangan itu supaya tatanan lebih adil.

Karena kerap dikritik, dalam beberapa tahun terakhir G7 turut mengundang sejumlah negara berkembang untuk hadir dan memberikan pandangan.

Contohnya pada tahun ini.

Jerman selaku negara Presiden G7 mengundang empat negara untuk hadir, yaitu Indonesia sebagai Presiden G20, Afrika Selatan, Argentina, India dan Senegal buat mewakili suara negara-negara berkembang.

Selain itu, Uni Eropa juga selalu diundang sebagai pengamat.

Selain membahas persoalan perekonomian dunia, dalam beberapa tahun terakhir G7 turut membahas beberapa persoalan lain.

Yaitu keamanan, migrasi, perubahan iklim.

Khusus pada KTT G7 tahun ini di Jerman, persoalan perang di Ukraina dan ancaman krisis pangan dunia juga masuk dalam agenda pembahasan.

Naik Kereta 12 Jam ke Ukraina

Setelah menghadiri KTT G7 di Jerman, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan lawatannya di Eropa.

Kemarin Jokowi bertolak menuju Ukraina.

Di sana Jokowi dijadwalkan bertemu Presiden Volodymyr Zelensky untuk membahas konflik Rusia-Ukraina yang sampai hari ini masih terjadi.

Presiden Jokowi didampingi Ibu Iriana bertolak dari Bandara Internasional Munich, Jerman, menuju Rzeszow, Polandia, pada Selasa (28/6/2022) kemarin.

Kemudian dari Polandia, Jokowi dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Ukraina dengan naik kereta.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengungkapkan, perjalanan Jokowi dan rombongan dari Polandia ke Ukraina ditempuh selama 12 jam.

"Bismillah.

Presiden @jokowi dalam perjalanan ke Polandia dengan pesawat dan setelah itu langsung ke Ukraina dengan menggunakan kereta api selama 12 jam," kata Pramono dikutip dari unggahan Instagramnya.

Pramono juga mengungkapkan misi yang dibawa Jokowi dalam kunjungannya ke Ukraina adalah perdamaian.

Bahkan, kata dia, Jokowi selalu mengecek setiap kegiatan dengan detail.

"Presiden @jokowi akan bertemu dengan Presiden Zelensky dan Presiden Putin untuk menjalankan misi perdamaian.

Presiden @jokowi selalu mengecek setiap kegiatan dengan detail, termasuk perjalanan ke Ukraina dan Rusia, dalam rombongan yang sangat terbatas," katanya.

Sementara Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, memastikan bahwa telah terjalin komunikasi yang intensif terkait kedatangan Presiden Jokowi ke Ukraina.

“Dalam beberapa hari ini saya telah melakukan komunikasi intensif dengan berbagai pihak dalam rangka kunjungan Presiden ke Ukraina dan Rusia," kata Retno pada konferensi pers virtual dari Munich.

Sebelumnya Presiden Jokowi mengatakan misi kunjungannya ke Ukraina adalah mengajak Zelensky membuka ruang dialog untuk membangun perdamaian terkait konflik dengan Rusia.

“Karena perang memang harus dihentikan dan juga yang berkaitan dengan rantai pasok pangan harus diaktifkan kembali,” kata Presiden di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Setelah dari Ukraina, Jokowi juga akan menuju Moskow, Rusia, untuk bertemu Presiden Vladimir Putin.

Misi yang sama dibawa Jokowi, yakni membuka ruang dialog perdamaian.

“Untuk melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang,” ucapnya.

Sebelumnya, pada acara KTT G7 Jokowi juga sempat membahas konflik antara Rusia-Ukraina dengan beberapa kepala negara lain, termasuk dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Dalam pertemuan tersebut kedua pemimpin membahas situasi di Ukraina juga terkait Presidensi G20 Indonesia.

Jokowi menyampaikan apresiasi atas upaya Presiden Macron mewujudkan perdamaian di Ukraina.

"Kita semua paham situasi sangat kompleks.

Namun kita perlu terus upayakan penyelesaian secara damai.

Jika perang berlanjut, krisis pangan yang terjadi saat ini akan makin memburuk," ucap Jokowi. (kompas.com/tribun network/fik/ras/dod)

Baca juga: Joe Biden Tambah Bantuan Senjata Rp 15 Triliun Untuk Ukraina Lawan Invasi Rusia

Baca juga: Setelah Terbang Selama 13 Jam, Presiden Jokowi Tiba di Jerman untuk Hadiri KTT G7

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved