Sosok Sunny Tanuwidjaja, Mantan Staf Ahok yang Keluar PSI untuk Dukung Anies Baswedan
Sosok Sunny Tanuwidjaja ramai dibicarakan usai melepas jabatannya sebagai Sekretaris Dewan Pembina dan mundur dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
Selama Anies duduk di tampuk kepemimpinan Ibu Kota, PSI memang lantang mengkritik Anies dalam dua hal tersebut, terkait isu SARA dalam Pilgub DKI 2017 dan hajatan Formula E yang dianggap memiliki masalah terkait anggaran.
“Kami memeluk teguh prinsip anti-intoleransi dan antikorupsi. Maka, tak mungkin kami mendukung kandidat yang bermasalah dalam dua atau salah satu prinsip tersebut,” kata Grace.
“Prinsip harus ditegakkan dengan sebaik-baiknya. PSI menolak untuk bersikap pragmatis dan oportunis,” ucap dia.
Baca juga: PROFIL Raja Juli Antoni, Elit PSI yang Dilantik Jokowi Jadi Wamen ATR di Reshuffle Kabinet Hari Ini
Kedekatan dengan Ahok
Sunny dikenal sebagai sosok yang memiliki kedekatan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Mengutip Kompas.com, kedekatan Sunny dengan Ahok berawal pada 2010 saat Ahok datang ke Amerika Serikat untuk memenuhi undangan salah salah satu perkumpulan orang Indonesia di mana Sunny adalah salah satu anggota perkumpulan itu.
Menurut Ahok, saat itu ia sempat melontarkan keinginannya menjadi Gubernur DKI.
Keinginannya itu kemudian mendapat dukungan dari Sunny dan rekan-rekannya di perkumpulan tadi.
Setelah itu, kata Ahok, Sunny kemudian memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan mendampinginya.
Saat itu, Sunny berstatus sebagai mahasiswa S3 di Northern Illinois University, Sunny dan juga bekerja sebagai salah satu peneliti di Central for Strategic and International Studies (CSIS).
"Saya juga senanglah dia bisa bicara soal politik, memang dia sekolah itu. Terus ikut sampai saya jadi wagub. Makanya saya bilang mau dinamai staf khusus susah juga, karena saya gaji dia juga enggak. Dia kerja sama perusahaan lain," ujar Ahok, mengutip Kompas.com.
Terlibat Kasus Suap Proyek Reklamasi
Kedekatan Sunny dengan Ahok semakin diketahui publik ketika Sunny diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus suap proyek reklamasi pantai Jakarta, awal tahun 2016.
Dalam perkara ini, Ahok dan Sunny kemudian menjadi saksi sidang kasus suap izin reklamasi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Juli 2016.