Red Devil, Ikan Iblis Merah yang Banyak Digemari Pecinta Ikan Hias Ternyata Kategori Predator
Ikan Red Devil atau yang biasa disebut ikan iblis merah merupakan ikan yang memiliki warna menarik, sehingga banyak digemari oleh pecinta ikan hias.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Firdha Ustin
Red Devil, Ikan Iblis Merah yang Banyak Digemari Pecinta Ikan Hias Ternyata Kategori Predator
SERAMBINEWS.COM - Red Devil atau yang biasa disebut ikan iblis merah merupakan ikan yang memiliki warna menarik seperti kuning keemasan sehingga sehingga ikan ini banyak digemari oleh pecinta ikan hias.
Ikan Red Devil alias ikan iblis merah banyak digemari sebagai ikan hias.
Ikan Red Devil sering dijumpai di kawasan Danau Toba, meski ikan Red Devil memiliki tampilan cantik, namun ikan ini ternyata menjadi ancaman bagi hewan lain.
Red Devil fish atau ikan iblis merah beberapa waktu lalu dikabarkan muncul di Danau Toba dan menyerang ikan endemik seperti ikan mas di danau tersebut.
Mengenal Red Devil atau Ikan Iblis Merah
Ikan Red Devil atau yang biasa disebut ikan iblis merah merupakan ikan yang memiliki warna menarik, sehingga banyak digemari oleh pecinta ikan hias.
Red Devil merupakan ikan spesies air tawar yang berasal dari Danau Managua dan Danau Nikaragua di Amerika Tengah.
Penampilan unik mereka yang indah, ukuran besar, dan agresif membuat para penggemar tertarik untuk memilikinya.
Baca juga: Inilah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia dengan Berat 300 Kg, Ditangkap di Sungai Mekong Kamboja
Dikutip dari Tribunnews.com, Red Devil memiliki banyak variabilitas dalam struktur dan warna tubuhnya.
Pewarnaan Red Devil di alam liar seringkali berwarna cokelat tua hingga abu-abu yang membantu mereka berbaur dengan lingkungan alami.
Namun beberapa Red Devil berwarna merah cerah, sementara yang lain berwarna putih atau kuning.
Sementara lainnya, juga memiliki ekor berujung hitam dan sirip berujung hitam.
Bibir Red Devil terlihat tebal dan bisa berwarna hitam atau oranye, mengutip dari animal-world.com.
Selain itu, yang membuat pecinta ikan hias tertarik adalah sifat Red Devil yang "sadar pemilik".
Red Devil akan dengan cepat membentuk keterikatan dengan pemiliknya dan akan 'bermain' dengan seperti anjing.
Baca juga: Tangkap Ikan dengan Kompresor, Ditpolairud Amankan 8 Nelayan di Perairan Pulo Aceh
Ikan tersebut dikenal sering mengikuti pemiliknya di sekitar ruangan, meminta makanan, memamerkan warna dan kecepatan mereka, dan melakukan hal-hal menyenangkan lainnya.
Red Devil merupakan kategori ikan predator.
Di Indonesia, ikan Red Devil merupakan ikan yang terlarang.
Hal tersebut sesuai pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41/PERMEN-KP/2014.
Spesies ikan Red Devil yang dilarang di dalam aturan tersebut adalah Amphilophus citrinellus.
Perlu diketahui, ikan Red Devil pernah dikeluarkan dari habitat aslinya, dikutip dari www.fishkeepingworld.com.
Di Indonesia, Red Devil diperkenalkan ke Danau Jawa, Papua, dan Sulawesi dan sekarang dianggap sebagai ikan invasif.
Hal tersebut karena ikan Red Devil merupakan ikan yang buas dengan gigi besar dan rahang yang kuat.
Gigi besar dan rahang mereka yang kuat menunjukkan bahwa ini adalah pemangsa sejati yang perlu dihormati.
Ikan Red Devil memiliki ukuran 15 inci (lebih dari 38 cm).
Namun Red Devil tidak hanya panjang, tapi juga merupakan makhluk yang kokoh dengan berat hampir 2,6 pon (1,2 kg).
Cara Membedakan Red Devil Jantan dan Betina
- Jantan lebih besar dari betina
- Jantan memiliki punuk permanen di leher untuk berkembang biak di habitat asli.
- Jantan memmiliki papila genital yang runcing.
Muncul Red Devil di Danau Toba
Beberapa waktu yang lalu, ikan iblis atau red devil fish dikabarkan muncul di Danau Toba dan menyerang ikan endemik di danau tersebut.
Tentu ini menjadi ancaman serius adanya predator asing di perairan lokal.
Kasus tersebut, menarik perhatian dosen Prodi Akuakultur SIKIA Banyuwangi Universitas Airlangga (Unair) Darmawan Setia Budi S Pi M Si.
Beliau mengatakan bahwa ikan iblis yang memiliki nama latin Cichlasoma labiatum bukan berasal dari Indonesia melainkan berasal dari Danau Managua dan Danau Nikaragua di Amerika Tengah.
Penyebab ikan iblis merah muncul di Danau Toba
Awal keberadaannya di Indonesia, ikan ini diperkenalkan sebagai ikan hias akuarium.
Sehingga marak dibudidayakan oleh masyarakat.
“Ikan ini dikenal sebagai ikan predator, karena termasuk golongan ikan karnivora dan memiliki kebiasaan memakan hewan-hewan yang lebih kecil,” ungkapnya dilansir Serambinews.com dari laman Universitas Airlangga.
Munculnya ikan ini, sambung Darmawan, di perairan umum Indonesia seperti Danau Toba, kemungkinan disebabkan karena lemahnya pemahaman masyarakat yang memelihara atau membudidayakan ikan itu sebagai ikan hias.
Terdapat beberapa masyarakat yang memang tidak sengaja melepaskan ikan tersebut, bahkan ada yang sengaja melepas liarkannya.
Ikan iblis apabila dilepas liarkan di perairan umum akan berdampak pada populasi spesies endemik yang ada di perairan tersebut.
“Sebagai ikan yang bersifat predator, ikan iblis akan memangsa ikan yang lebih kecil yang sebagian besar mangsanya tersebut bisa jadi adalah benih-benih ikan endemik asli perairan tersebut,” jelasnya.
Di sisi lain, ikan iblis memiliki kemampuan berkembang biak yang cukup besar, sehingga pertumbuhan populasi ikan tersebut sangat pesat. Maka dari itu, ikan iblis bisa disebut sebagai ikan invasif yang membuat populasinya lebih dominan dibanding ikan asli Danau Toba.
“Hal ini tentunya menjadi ancaman yang sangat serius terhadap kelestarian spesies endemik di sana,” tuturnya.
Cara cegah dan menanggulangi ikan iblis merah
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi adanya ikan iblis di suatu ekosistem perairan tertentu.
Menurut Darmawan langkah pertama adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai akibat pelepasliaran spesies asing di perairan.
Langkah kedua adalah dengan memperketat aturan budidaya ikan spesies asing agar tidak mudah dilepas liarkan di alam.
Sedangkan untuk penanggulangan ikan iblis tidak bisa hanya dilakukan secara alami, tetapi perlu adanya intervensi manusia.
Selain itu ikan tersebut harus dimanfaatkan secara masif, tidak hanya sebagai ikan hias tetapi juga dikonsumsi.
Sehingga bisa meningkatkan eksploitasi dari Danau toba, yang secara langsung diharapkan dapat menjadi kontrol dari populasi ikan iblis.
“Selain itu bisa dengan meningkatkan pemanfaatan ikan iblis sebagai ikan konsumsi, dapat juga dilakukan misalnya dengan membuat berbagai olahan makanan dari ikan tersebut. Sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomisnya dan berdampak pula terhadap pendapatan masyarakat Danau Toba,” saran dosen Akuakultur SIKIA Banyuwangi UNAIR.
Masyarakat Jangan Melepas liarkan Ikan Sembarangan
Anggapan bahwa melepasliarkan ikan peliharaan itu baik adalah tidak benar, terlebih pada ikan spesies asing.
Jika penghobi sudah bosan atau sudah tidak mampu memelihara lagi, Darmawan menyarankan sebaiknya tidak begitu saja dilepas di sungai, danau, atau perairan lainnya.
Namun diberikan kepada penghobi lain yang masih berminat, atau dapat dikonsumsi dengan catatan ikan tersebut aman daripada dilepas di alam secara sembarangan.
“Selain berisiko menjadi ikan invasif, belum tentu juga ikan yang dilepas tersebut bisa survive karena habitat liar juga jauh berbeda dengan akuarium,” pesannya.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)
Baca juga berita lainnya
Baca juga: Istri Mandi Tak Biasa Mengundang Kecurigaan Suami, Pria ini Pergoki Bininya Bersama Lelaki di Hotel
Baca juga: Menpan-RB Meninggal Dunia, Ini Profil Tjahjo Kumolo hingga Kiprahnya di Perpolitikan Indonesia
Baca juga: Aceh Darurat Stunting, Anggota DPRA Nora Idah Nita Desak Pemerintah Aceh Optimalkan Peran Posyandu