Internasional
Cita Rasa KTT G20 di Bali Akan Berbeda dengan KTT G7 dan NATO di Eropa Tentang Perang Ukraina
KTT G20 di Bali akan dibayangi perbedaan besar dengan KTT G7 dan NATO yang didominasi Uni Eropa.
Sementara itu, AS dan China secara terpisah berselisih parah atas berbagai masalah.
Mulai dari perdagangan dan hak asasi manusia hingga Taiwan dan perselisihan di Laut China Selatan.
Pertemuan Menlu Anthony Blinken dengan Wang Yi diumumkan akan terjadi.
Khususnya, setelah utusan perdagangan China dengan Washington menyatakan keprihatinan tentang tarif AS atas impor China yang disampaikan Menteri Keuangan AS Janet Yellen.
Baca juga: Menko Airlangga Tegaskan Agar Seluruh Anggota G20 Bekerja Sama, Untuk Menyeimbangkan Kepentingan
Tidak ada pihak yang memberikan indikasi, kemajuan telah dibuat dalam masalah ini dan para pejabat AS meremehkan peluang untuk setiap terobosan dalam jangka pendek.
Dalam pertemuannya dengan Wang, para pejabat AS mengatakan Blinken malah akan menekan untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka.
Sekaligus, akan menciptakan "pagar pembatas" untuk memandu dua ekonomi terbesar dunia saat mereka menavigasi masalah yang semakin kompleks dan berpotensi meledak.
“Sangat penting kami memiliki jalur komunikasi terbuka dengan rekan-rekan China kami, terutama di tingkat senior," kata Daniel Kritenbrink, diplomat top AS untuk Asia.
Dia mengatakan hal itu untuk memastikan mencegah kesalahan perhitungan yang dapat menyebabkan konflik dan konfrontasi secara tidak sengaja.
Baca juga: Presiden Ukraina Sebut Rusia Penjajah, Putin Harus Dilarang Menghadiri KTT G20 di Bali
Dari Bali, Blinken akan melakukan perjalanan ke Bangkok, Thailand, untuk menebus perjalanan ke ibu kota Thailand yang terpaksa dibatalkannya akhir tahun lalu karena Covid-19.
Selain pejabat Thailand, Blinken akan bertemu dengan para pengungsi yang melarikan diri dari kekerasan dan penindasan politik yang sedang berlangsung di Myanmar.(*)