Breaking News

Kesehatan

Mengenal Penyakit Hernia yang Diderita Ayah Ayu Ting Ting Abdul Rozak, Ini Gejala hingga Penyebabnya

Mengenal penyakit hernia yang diderita ayah Ayu Ting Ting, Abdul Rozak. Kenali gejala hernia hingga penyebabnya.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Agus Ramadhan
capture
Mengenal penyakit hernia yang diderita ayah Ayu Ting Ting, Abdul Rozak. 

Mengenal Penyakit Hernia yang Diderita Ayah Ayu Ting Ting Abdul Rozak, Ini Gejala hingga Penyebabnya

SERAMBINEWS.COM - Mengenal penyakit hernia yang diderita ayah Ayu Ting Ting, Abdul Rozak. Kenali gejala hernia hingga penyebabnya.

Abdul Rozak, ayah Ayu Ting Ting dikabarkan harus dilarikan ke rumah sakit belum lama ini. 

Pria yang akrab disapa Ayah Ojak itu bahkan harus menjalani operasi karena penyakit yang dideritanya.

Atas penyakit tersebut, Ayah Ojak sempat dikira hanya kelelahan.

Namun, ternyata Ayah Ojak sampai harus menjalani operasi karena ternyata menderita penyakit hernia.

Kondisi penyakit hernia mengharuskan Ayah Ojak sampai harus dioperasi.

Baca juga: Ayu Ting Ting Rayakan Ultah Bersama Anak Yatim

Sebenarnya apa sih penyakit hernia itu dan apa gejala hernia hingga penyebabnya?

Munculnya benjolan pada tubuh dapat menjadi gejala dari hernia atau turun berok.

Dilansir dari Kompas.com, hernia adalah kondisi ketika organ di dalam tubuh menekan dan mencuat melalui jaringan otot atau jaringan ikat di sekitarnya yang lemah.

Kondisi inilah yang menyebabkan munculnya tonjolan atau benjolan. Hernia muncul di area antara dada dan pinggul, tetapi juga dapat muncul di daerah paha atas dan selangkangan.

Benjolan pada hernia dapat menghilang ketika penderita berbaring dan dapat kembali timbul akibat batuk atau mengejan.

Jenis Melansir dari Cleveland Clinic, terdapat beberapa jenis hernia yang paling umum terjadi, yaitu:

Baca juga: Terungkap, Hubungan Ayu Ting Ting dengan Jordi Onsu: Saling Deket Aja, Bukan Berarti Pacaran

  • Hernia inguinalis

Hernia inguinalis terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak di rongga perut mencuat ke selangkangan.

Hernia inguinalis merupakan jenis hernia yang paling sering terjadi dan pria lebih berisiko mengalaminya.

  • Hernia femoralis

Terjadi ketika jaringan lemak atau sebagian usus menonjol ke atas paha bagian dalam dan wanita lebih berisiko mengalaminya.

Hernia umbilikalis Terjadi ketika jaringan lemak atau bagian usus mendorong dan mencuat ke dinding perut, tepatnya pada pusar.

  • Hernia hiatus

Terjadi ketika sebagian lambung mendorong dan mencuat ke dalam rongga dada melalui diafragma (sekat yang memisahkan rongga dada dan rongga perut).

Terjadi ketika usus atau jaringan menonjol atau mencuat melalui bekas luka operasi pada bagian perut atau panggul.

Gejala

Dikutip dari WebMD, gejala hernia dapat bervariasi tergantung pada jenis hernia yang diderita.

Berikut beberapa gejala hernia inguinalis, femoralis, umbilikalis, hiatus, dan hernia insisional:

  • Munculnya benjolan pada perut atau selangkangan yang dapat hilang ketika berbaring
  • Rasa berat di perut yang terkadang disertai dengan sembelit atau feses berdarah
  • Nyeri dan rasa tidak nyaman pada area benjolan, terutama saat mengangkat, membungkuk, atau membawa beban berat
  • Sensasi terbakar atau nyeri pada tonjolan
  • Nyeri dada
  • Heartburn
  • Sulit menelan (disfagia)
  • Nyeri hebat yang muncul secara tiba-tiba
  • Muntah
  • Konstipasi (sembelit) atau sulit buang air besar
  • Nyeri dan bengkak di sekitar testis.

Penyebab

Menurut Healthline, hernia disebabkan oleh kombinasi antara kelemahan otot dan kondisi otot yang tertarik.

Tergantung pada penyebabnya, hernia dapat berkembang dengan cepat atau dalam jangka waktu yang lama.

Terdapat beberapa kondisi yang dapat menyebabkan otot tubuh melemah, yakni:

  1. Kondisi bawaan yang terjadi selama perkembangan janin di dalam rahim dan hadir sejak lahir
  2. Bertambahnya usia
  3. Cedera atau komplikasi akibat operasi pada bagian perut
  4. Melakukan olahraga berat atau mengangkat beban berat
  5. Batuk kronis atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
  6. Hamil, terutama mengandung janin kembar (lebih dari satu janin)
  7. Sembelit, yang menyebabkan terlalu keras mengejan saat buang air besar
  8. Obesitas atau berat badan berlebih
  9. Asites, yaitu penumpukan cairan di dalam rongga perut yang disebut peritoneum.

Faktor risiko

Dikutip dari Healthline, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang terkena hernia, yaitu:

  1. Bayi yang lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah
  2. Cystic fibrosis, memicu batuk kronis
  3. Dalam kondisi hamil yang menyebabkan tekanan dalam dinding perut meningkat
  4. Sembelit kronis
  5. Obesitas atau peningkatan berat badan secara tiba-tiba
  6. Memiliki kebiasaan merokok, menyebabkan jaringan ikat melemah
  7. Memiliki riwayat hernia, baik dialami sendiri atau memiliki keluarga yang pernah mengalami hernia

Diagnosis

Merangkum Healthline dan Family Doctor, hernia dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fisik.

Dokter akan meraba bagian perut atau selangkangan untuk merasakan benjolan atau tonjolan yang dapat terlihat saat penderita berdiri, batuk, atau mengejan.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis, seperti:

  • USG, menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran bagian dalam organ perut dan panggul CT scan, untuk memeriksa organ-organ bagian dalam perut MRI, untuk mengetahui kondisi bagian dalam perut dan mendeteksi kerusakan pada otot perut.
  • Jika penderita diduga menderita hernia hiatus, dokter akan melakukan pemeriksaan barium edema dan endoskopi.
  • Pada pemeriksaan barium edema, dokter akan meminta penderita untuk menelan cairan barium.
  • Cairan barium berfungsi agar pemeriksaan foto rontgen dapat menghasilkan gambar bagian dalam saluran pencernaan secara detail.
  • Sedangkan pada pemeriksaan endoskopi, dokter akan memasukkan selang fleksibel yang panjang ke dalam mulut hingga mencapai lambung. Alat khusus ini akan memancarkan gelombang suara yang menghasilkan gambaran saluran pencernaan secara rinci.

Perawatan

Dilansir dari Healthline, terdapat beberapa metode penanganan untuk mengobati hernia, di antaranya:

  1. Obat-obatan Dokter akan meresepkan obat untuk menurunkan asam lambung bagi penderita hernia hiatus untuk meredakan gejala dan ketidaknyamanan. Jenis obat yang mungkin diberikan adalah antasida, penghambat pompa proton (PPI), dan antagonis reseptor H2.
  2. Operasi Jika tonjolan hernia berukuran besar dan menyebabkan rasa sakit, dokter mungkin akan melakukan tindakan operasi untuk mengatasinya.

Terdapat dua metode operasi yang dapat dilakukan, yakni:

  • Operasi terbuka
  • Dokter bedah akan membuat sayat di dekat lokasi hernia, kemudian mendorong jaringan yang menonjol kembali ke dalam rongga perut. Setelah itu, dokter akan menjahit area tersebut untuk menutup area tersebut dan terkadang memperkuat lubang tersebut dengan jaring sintesis (mesh) guna mencegah kekambuhan.
  • Laparoskopi

Pada prosedur ini dokter bedah akan menggunakan kamera kecil dan peralatan bedah mini untuk membuat sayatan kecil.

Kemudian, dokter akan membuat sayatan di dekat lokasi hernia dan mendorong jaringan yang menonjol kembali ke dalam rongga perut lalu menutupnya dengan jahitan.

Laparoskopi hanya memerlukan beberapa sayatan kecil di dekat lokasi hernia dan tidak terlalu merusak jaringan di sekitarnya.

Meskipun demikian, tidak semua jenis hernia cocok diatasi dengan laparoskopi.

Dokter akan menentukan prosedur operasi sesuai dengan jenis hernia.

Komplikasi

Merangkum Cleveland Clinic dan Medical News Today, hernia dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:

  1. Obstruksi hernia, kondisi ketika usus terjebak di dalam kantung hernia (inguinal canal) yang menimbulkan mual, muntah, dan nyeri perut
  2. Hernia strangulata, kondisi ketika usus atau jaringan terjepit sehingga aliran darah terhambat yang dapat menyebabkan kematian jaringan.

Selain itu, komplikasi pasca-operasi mungkin juga dapat terjadi, seperti:

  • Cedera organ dalam, misalnya pada kandung kemih Infeksi Nyeri kronis Hernia berulang.

Pencegahan

Menurut Family Doctor, hernia dapat dicegah dengan beberapa cara berikut:

Hindari makan secara berlebihan, sebaiknya makan dalam porsi kecil, tetapi sering Jaga berat badan tetap ideal dan sehat dengan berolahraga secara rutin.

Berhenti atau batasi konsumsi alkohol dan tembakau, termasuk merokok.

Konsumsi makanan tinggi serat agar BAB lancar dan mencegah sembelit.

Hindari mengangkat beban yang terlalu berat di luar kemampuan tubuh.

Gunakan teknik mengangkat beban yang tepat untuk mencegah strain atau salah urat.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Baca juga berita lainnya

Baca juga: Resep Udang Bakar Madu Khas Resto Sunda Ala Chef Devina Hermawan, Cukup 10 Menit Bisa Jadi Lauk

Baca juga: Viral Bocah Berpeci Teriak Tawarkan Dagangan Kerak Telor Sang Ibu di PRJ, Netizen Soroti Semangatnya

Baca juga: Beli Hewan Kurban Setelah Jadi Mualaf, Nathalie Istri Sule Siapkan Sapi Jumbo untuk Seluruh Karyawan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved