Haji 2022
Bukan Arafah yang Dulu Lagi
Saat Nabi melaksanakan haji wada' di tahun 10 H, Nabi tidak saja mencontohkan bagaimana seharusnya haji dilakukan (manasik haji)
Semua atribut duniawi yang melekat pada dirinya ditanggalkan.
Nabi tidak memakai tutup kepala dan tidak juga pakaian berjahit.
Arafah sekarang berubah 180 derajat dari masa Nabi.
Arafah bukan lagi padang gurun tandus, miniatur Mahsyar.
Arafah sekarang laksana destinasi wisata padang pasir yang sesak dengan tenda-tenda mewah milik amir-amir Arab.
Kasur-kasur empuk terbentang di atas karpet merah.
Deret Pepohonan berjejaran sepanjang jalan.
Makan dan minum melimpah seperti pasar.
Jama'ah haji pun menikmati seluruh fasilitas itu tanpa sikap risau dan gelisah.
Meskipun dulu di saat manasik di tanah air diajarkan, haji mabrur adalah haji yang meniru Rasul.
Jamaah haji segera beradaptasi dengan fasilitas "mewah" itu.
Saat terasa ada yang kurang, keluhan jadi andalan dan sabar mulai dikesampingkan.
Padahal syarat haji mabrur adalah sabar, sabar, dan sabar.
"Ustaz AC kok kurang dingin ya," protes seorang jamaah wanita, yang membuat saya hampir tak percaya itu terucap oleh mereka yang sedang berwukuf di Arafah.
Hati kecilku yang nakal pun berkata, sebenarnya orang ini tamu Allah atau tamunya Raja Salman?
Baca juga: Tim Safari Wukuf Bantu Jamaah Sakit, 51 Orang Dibadalhajikan
Baca juga: Safari Wukuf, Ijtihad Kemenag yang Diadopsi Banyak Negara