Berita Aceh Tengah
Senyum Bahagia Yulianto yang Rumahnya Direhab Melalui Program BSPS
Yulianto tidak berhenti menebar senyum. Kepala rumah tangga ini kini sudah menikmati hasil renovasi rumahnya berkat Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
Penulis: Romadani | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Romadani | Aceh Tengah
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Yulianto tidak berhenti menebar senyum. Kepala rumah tangga ini kini sudah bisa menikmati hasil renovasi rumahnya berkat Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
Program BSPS dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kini dapat dirasakan oleh ratusan keluarga di Kabupaten Aceh Tengah.
Yulianto warga Kampung Telege Sari, Kecamatan jagong Jeget merupakan salah satu penerima manfaat renovasi rumah dari Kementerian PUPR.
Ia menceritakan proses mendapat bantuan BSPS tersebut, awalnya ia mengikuti musyawarah dan tim lapangan dari pihak BSPS melakukan peninjauan di rumah Yulianto.
“Setelah dicek, Alhamdulillah rumah saya terpilih menjadi penerima bantuan rehab itu,” terang Yuli.
Baca juga: Dana Patungan Infaq ASN Bersama APBG Rehab Rumah Nek Nurhayati. Begini Penampakannya
Selanjutnya Yuli Bersama kelompoknya menyepakati harga di salah satu toko kecamatan setempat.
Ia mengaku mendapat bantuan dengan Rp 20 juta per rumah.
“Kami mendapat dua kali penerimaan pertama Rp 8.750.000 berbentuk material,” terangnya.
Setelah mendapat material bangunan itu, tim lapangan kembali meninjau rumah rehab yang dimiliki Yulianto.
Kemudian setelah dinyatakan rehab tersebut mencapai 50 persen kemudian ada pencairan upah tahap satu sebesar Rp. 1.250.000.
Selanjutnya Yulianto kembali menerima material bangunan dengan nominal yang sama Rp 8.750.000 dan setelah dinyatakan siap 100 persen.
Ia kembali menerima Rp 1.250.000 sebagai upah tahap dua pembangunan rumah tersebut.
“Total keseluruhan yang kami terima Rp 20 juta,” tegasnya.
Baca juga: Update Kasus Pembunuhan Pedagang Rujak di Pidie, Ini yang akan Dilakukan Polisi
Tidak pernah terpikir bagi Yulianto untuk merenovasi rumah yang sebelumnya tidak layak huni, penyebab keterbelakangan ekonomi jauh dari bayangan ia untuk memiliki rumah yang bagus.
Sehari-hari bekerja sebagai petani kopi dan tanaman muda seperti cabai, ia harus berjuang keras menabung untuk merenovasi rumahnya.
Ia mengaku kepada Serambinews.com, dulu sebelum program BSPS datang rumahnya berukuran 6 x 4 meter dengan papan yang tua dan berlobang.
Selain itu Yuli juga menceritakan seng atau atap rumahnya yang mulai bocor dan rapuh.
Tak jarang saat hujan deras tiba Yuli dan keluarga pun harus merasakan dinginnya malam serta percikan air hujan yang masuk kedalam rumahnya.
Rumah layak huni menjadi harapan bagi keluarga Yulianto untuk menaikkan taraf hidup menjadi lebih baik.
“Dulu rumah saya kecil dan berlobang, atapnya juga bocor kalau ada saya suka malu dan minder,” ratap Yuli.
Baca juga: Gubernur Mekkah Apresiasi Pasukan Keamanan, Berhasil Cegah Pelanggaran Peraturan Haji
Yulianto sama sekali tidak menduga bahwa program BSPS datang untuk merehab rumahnya menjadi hal istimewa bagia ia dan keluarganya.
Kini rumahnya berukuran 6x8 meter dengan atap seng yang mengkilap dan bahan kayu yang masih baru.
Rasa haru dan bahagia itu sulit ia ungkapkan, ia hanya bisa menuturkan rasa terimakasih kepada pemerintah melalui Kementerian PUPR atas program tersebut.
"Rumah layak huni yang tidak hanya memberikan rasa aman, namun juga membuka peluang bagi kami untuk menjadi lebih produktif sehingga dapat mewujudkan taraf hidup yang lebih baik," jelas Yuli.
Yuli juga menyatakan terimakasih kepada Koordinator Kabupaten dan Tim Pengawas Lapangan telah melayani membina dan melayani masyarakat dengan baik.
“Koordinator Kabupaten dan TPL yang telah membina kami, terimakasih,” jelasnya.(*)
Baca juga: Jelang Idul Adha, DPPKP Langsa Sudah Keluarkan SKKH Bagi 500 Sapi Serta 100 Domba dan Kambing