Fakta Baru Penembakan Brigadir J, Ketua RT Sebut Polisi Ganti Dekoder CCTV Komples Tanpa Izin
Terungkap fakta yang ditemukan di mana seusai kejadian penembakan, CCTV kompleks yang berpusat di pos satpam sempat disabotase polisi.
Di sisi lain akibat decoder CCTV kompleks yang diganti, maka Seno sebagai ketua RT tidak dapat memutar ulang rekaman beberapa jam setelah kejadian.
Hal ini mengakibatkan dirinya sekaligus tidak mengetahui apakah jasad Brigadir Yosua diangkut memakai mobil ambulans atau mobil pribadi.
Diwartakan Tribunnews, akibat peristiwa penggantian decoder CCTV ini, Seno geram lantaran tidak adanya laporan yang sampai kepadanya terkait insiden baku tembak itu.
"Sampai sekarang saya ketemu aja nggak, terus terang saya juga ya kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini Jenderal loh, meskipun RT," ujar Seno.
Kemudian, Seno pun juga mengaku tersinggung atas perlakuan aparat kepolisian yang tidak memandangnya sebagai ketua RT.
Seno juga mengungkapkan, pihak kepolisian kerap memerintah petugas keamanan di kompleksnya tanpa melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan pengurus RT termasuk dirinya.
Baca juga: Sosok Putri Candrawathi, Istri Ferdy Sambo yang Diduga Dilecehkan Brigadir J, Ini Foto-fotonya
Baru Tahu Insiden Baku Tembak dari YouTube
Seno menegaskan insiden baku tembak ini baru diketahuinya justru ketika dirinya menontonnya di YouTube.
Sehingga tidak adanya laporan insiden ini begitu disesalkan oleh Seno.
"Sebetulnya terus terang saya justru membaca YouTube itu. Itu saya baru tahu loh, itu ada kaitannya dengan itu. Meskipun sebetulnya saya sudah agak ragu-ragu ada apa sih ini sebetulnya," tegasnya.
"Itulah yang saya sesalkan kenapa enggak dilapori soal kejadian itu," imbuh Seno.

Sementara terkait peristiwa baku tembak itu, Seno mengatakan petugas keamanan kompleks yang sedang bertugas memang sempat mendengar bunyi letusan.
Hanya saja suara tersebut disangka berasal dari petasan lantaran saat itu menjelang adanya Hari Raya Idul Adha.
"Di sini ini biasanya menjelang Idul Adha atau tahun baru itu biasanya membunyikan kembang api. Jadi semuanya pada saat itu menyadari bahwa mereka itu menganggap petasan, bukan tembakan."
"Sehingga tidak ada tindak lanjut setelah mendengar itu tidak ada tindak lanjut, biasa-biasa saja," ujar Seno.