Pengakuan Lengkap Mayjen Seno Ketua RT soal Penembakan Tewaskan Brigadir J di Rumah Ferdy Sambo
Selain itu, ihwal kamera pengawas yang terdapat di rumah Ferdy Sambo, Seno mengaku hal itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemilik rumah.
SERAMBINEWS.COM - Ketua RT lingkungan Komplek Polri Duren Tiga Jakarta Selatan, Mayor Jenderal Purnawirawan Seno Sukarto menanggapi terkait insiden penembakan di rumah Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir J.
Seno mengaku kesal dengan insiden penembakan di rumah Kadiv Propam polri.
Pasalnya, tidak ada satupun pihak yang melaporkan peristiwa itu kepadanya lebih dahulu.
Selain itu, ihwal kamera pengawas yang terdapat di rumah Ferdy Sambo, Seno mengaku hal itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemilik rumah.
“RT itu mempunyai cctv itu yang seperti dari jalan, dari di rumah masing-masing mereka sendiri” kata Seno.
“kan cctv yang di luar itu ditaruh di pos, kalau yang di luar masih aktif, tapi saya tidak tahu kalau yang di dalam rumah. Tapi yang di dalam rumah saya tidak tahu,” tambahnya.
Ihwal adanya penggantian CCTV, Seno mengaku tidak tahu bahkan dirinya kesal karena tidak ada laporan kepadanya.
“alat cctv yang di pos digantinya hari Sabtu, mereka yang ganti. Enggak ada yang pakai seragam. Maaf ya sampai sekarang ketemu saja tidak. Terus terang saya kesal, saya ini jenderal lho, meskipun RT,” tegasnya.
Baca juga: Mayjen Seno Ketua RT Sebut Ada Kejanggalan Penembakan di Rumah Ferdy Sambo, Ini Respons Mabes Polri
Ketua RT 05 RW 01 di kawasan Duren Tiga Jakarta itu mengatakan ada penggantian decorder CCTV Komplek Polri tersebut.
Seno menyebut penggantian tersebut dilakukan sehari setelah kejadian penembakan atau pada hari Sabtu (9/7/2022).
Namun, ia baru mengetahui bahwa CCTV tersebut diganti pada Senin (11/7/2022).
"Maksudnya itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo, CCTV alatnya yang di pos, ya dari mereka (yang ganti), saya tahunya hari Senin," katanya Rabu (13/7/2022) sebagaimana dilansir Tribun Jakarta.
Akibat dari penggantian tersebut, Seno mengaku tidak bisa melihat rekaman CCTV di sekitar kawasannya pada saat kejadian adu tembak.
Hal itu juga membuatnya tidak bisa mengetahui bagaimana korban dibawa atau dievakuasi.
Apakah usai insiden terjadi, korban diangkut menggunakan ambulans atau justru mobil pribadi.