Migor Curah

Harga Migor Curah Kelapa Sawit Turun, Penjual Kelontong dan UKM Gorengan Sambut Gembira

Syahril mengatakan, harga tebus penjualan minyak goreng untuk penjulan grosir dan eceran menurun di Pasar Induk Lambaro ini, sejalan dengan penurunan

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/HERIANTO
Seorang pekerja di penjualan minyak goreng curah, sedang mengisi minyak goreng curah dalam jiriken, di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, Kamis (2/6/2022). 

Laporan Herianto l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BAND ACEH - Pedagang kelontong, UKM gorengan dan ibu rumah tangga, pada minggu kedua bulan Juli ini, merasa sangat senang dan gembira, karena harga minyak goreng curah di tingkat penyalur dan pedagang grosir terus turun.  

“Untuk pembelian partai besar, menggunakan drum dan jirigen, harga tebus ditingkat pedagang grosirnya minggu ini turun menjadi Rp 12.000/Kg, dari sebelumnya Rp 13.000/Kg. Sedangkan untuk penjualan eceran, ikut turun menjadi Rp 13.000/Kg dari sebelumnya Rp 14.000/Kg,” kata  Penyalur Minyak Goreng Curah Kelapa Sawit di Pasar Induk Lambaro, Syahril kepada Serambinews.com, Jumat (15/7/2022) di Lambaro, Aceh Besar.

Syahril mengatakan, harga tebus penjualan minyak goreng untuk penjulan grosir dan eceran menurun di Pasar Induk Lambaro ini, sejalan dengan penurunan harga tebus minyak goreng curah kelapa sawit di tingkat pabrik di Medan, terus menurun.

Harga tebus minyak goreng curah kelapa sawit di Medan, memasuki minggu kedua bulan Juli ini, sudah berada di bawah Rp 12.000/Kg, karena harga tebusnya sudah menurun di pabrik, kami sebagai penyalur minyak goreng, ikut menurunkan harga tebus untuk penjualan grosir dan eceran di Pasar Induk Lambaro Aceh Besar ini Rp 12.000/Kg.

Migor Curah Dikemas Jadi Premium, Kapolri Endus Modus Repacking Minyak Goreng

Pemprov Aceh Hibah Gedung Diagnostik untuk RSUD Sigli, Diresmikan Abusyik Saat Akhir Jabatan

Permintaan minyak goreng curah kelapa sawit di Pasara Induk Lambaro dan Kampung Baru dari pedagngang kelontong UKM Gorengan dan ibu rumah tangga, ungkap Syahril, masih sangat tinggi. Dalam satu minggu, pihaknya mensuplai minyak goreng dua kali dengan total kapasitas 40 ton.

Di Banda Aceh dan Aceh Besar, sebut Syahril, minimal ada empat penyalur atau pemasok minyak goreng curah kelapa sawit. Bila setiap pemasok memasok minyak goreng curah per minggu dua kali dengan kapasitas rata-rata 40 ton, dikali empat pemasok total minyak goreng yang masuk ke Banda Aceh dan Aceh Besar mencapai 160 ton per minggu.

Minyak goreng curah kelapa sawit yang masuk dari Medan ke Aceh Besar dan Banda Aceh ini, kata Syahril, wilayah distribusinya tidak hanya Aceh Besar dan Banda Aceh, tapi sampai ke Sabang dan Aceh Jaya. Pedagang kelontong di Sabang , Lamno dan Calang, Aceh Jaya, setiap Sabtu dan Minggu mereka belanja kebutuhan pokok, termasuk minyak goreng curah kelapa sawit ke Banda Aceh dan Aceh Besar menggunakan mobil pik up bermuatan drum dan jirigen, untuk membeli minyak goreng curah.

Amri salah seorang pedagang kelontong di Kota Sabang yang ditemui Serambi di Pasar Induk Terpadu Lambaro mengatakan, hampir setiap Sabtu, kami ke Banda Aceh untuk belanja barang dagangan kebutuhan pokok, termasuk minyak goreng curah kelapa sawit.

Setiap turun ke Banda Aceh, kata Amri, ia membawa dua unit drum kosong untuk tempat minyak goreng curah kelapa sawit. Satu unit drum kosong bisa memuat 200 – 220 Kg minyak goreng curah. Dua drum jumlahnya sekitra 200 – 240 Kg. Sejak harga tebus minyak goreng curah kelapa sawit menurun pada bulan Juli ini, daya beli minyak goreng curah kelapa sawit di Sabang, kembali naik.

“Harga jual eceran minyak goreng curah kelpa sawit di Sabang, pada bulan Juli ini Rp 15.000/Kg. Kalau harga tebusnya di penyaluran sudah turun lagi, harga jual ecerannya bisa kita turunkan lagi menjadi Rp 14.000/Kg,” ujar Amri.

Daud, pedagang kelontong dari Lamno, Aceh Jaya mengatakan, sejak harga tebus minyak goreng curah kelapa sawit menurun, omset penjualan minyak goreng mulai naik kembali antara sebesar 15 – 30 persen. Pada bulan Juni rata-rata penjualan minyak goreng per hari sekitar 40 – 60 Kg per hari, sekarang naik menjadi 50 – 70 Kg per hari.

Penjual kelontong dari Sabang dan Lamno, Aceh Jaya itu, berharap harga tebus minyak goreng curah kelapa sawit ditingkat penyalur dan grosirnya yang sudah mencapai harga normalnya Rp 12.000 – Rp 13.000/Kg, hendaknya tidak melonjak kembali mencapai harga Rp 15.000 – Rp 17.000/Kg.

Alasannya, kata Daud dan Amri, kalau harga minyak goreng curah kelapa sawit melonjak, omset penjualan minyak goreng di toko kelontongnya di Sabang dan Lamno, menurun kembali.    

Kabid Perkebunan Distanbun Aceh, Cut Regina mengatakan, penurunan harga tebus minyak goreng curah kelapa sawit itu, ada kaitannya dengan penurunan harga CPO di dalam negeri. Harga CPO saat ini di dalam negeri saat ini terus menurun. Harga minggu kedua Juli ini, CPO  Rp 7.255/Kg. Penurunan harga CPO, sejalan dengan terus merosotnya harga beli tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani sawit di berbagai daerah.

Untuk harga TBS usia 3 tahun, harga penetapannya minggu kedua Juli ini hanya Rp 1.001  dan tanaman sawit usia 10 – 20 tahun, harga belinya ditetapkan Rp 1.400/Kg. Harga penetapan TBS itu, untuk pembelian sawit petani yang sudah punya kelompok dan badan usaha serta telah melakukan penandatanganan kerja sama penjualan TBS dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) setempat.

Sedangkan petani kelapa sawit yang belum membentuk kelompok dan badan usaha serta belum bekerja sama dengan PKS dalam penjualan TBS, harga belinya di tingkat petani hanya Rp 800/Kg.

Petani yang belum memiliki kelompok usaha dan bentuk badan usaha, mereka belum bisa menjual langsung produksi TBS nya ke PKS setempat, harus melalui pedagang perantara.

Hanya petani yang sudah bentuk kelompok dan badan usaha serta yang telah melakukan kerja sama penjualan TBS kepada  PKS, harga beli TBS, disesuai dengan harga penetapan TBS  yang diterbitkan setiap Minggu oleh Distanbun Aceh,” ujar Cut Regina.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved