PON 2024
PON 2024 di Enam Daerah
Pemerintah Aceh sudah menetapkan kawasan Neuheun, Aceh Besar sebagai lokasi utama Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024
BANDA ACEH - Pemerintah Aceh sudah menetapkan kawasan Neuheun, Aceh Besar sebagai lokasi utama Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024.
Kecuali itu, perhelatan even empat tahunan itu akan digelar di enam kabupaten/kota di Tanah Rencong.
Keenam kabupaten/kota tersebut terdiri dari Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Aceh Tenggara.
Dari 33 cabang olahraga dipentaskan di Bumi Iskandar Muda, mayoritasnya dipertandingan di Banda Aceh dan Aceh Besar.
“Di luar Banda Aceh dan Aceh Besar, pemilihan kabupaten/kota itu karena akan dipertandingan cabang yang membutuhkan alam atau spesifikasi seperti triathlon, terbang layang, terjun payung, arung jeram, dan berkuda,” jelas Ketua Harian KONI Aceh, H Kamaruddin Abu Bakar dalam konferensi pers, di Kantor KONI Aceh, Jumat (15/7/2022).
Didampingi Sekum KONI Aceh, M Nasir Syamaun SIP MPA, dan Ketua Pelatda, Drs H Bachtiar Hasan MPd, Kamaruddin menegaskan, keputusan kabupaten/kota sebagai tuan rumah penyelenggara cabang olahraga di PON 2024 nanti, hasil dari kesepakatan dari tim baik dari Pemerintah Aceh, Dispora, dan KONI.
“Belajar dari pelaksanaan PON 2021 di Papua lalu, maka jarak tempuh lokasi pertandingan tak boleh jauh dari ibukota provinsi.
Baca juga: Pj Gubernur Aceh Tandatangani Dua SK, Venue Utama PON 2024 akan Dibangun di Neuheun Aceh Besar
Baca juga: Pembangunan Gedung Tarung Derajat & Rehab Asrama Atlet di Harapan Bangsa Lanjut, Persiapan PON 2024
Karena itulah, banyak cabor dipentaskan di Banda Aceh dan Aceh Besar,” sebut Abu Razak–sapaan akrab H Kamaruddin Abu Bakar–.
Menurut Abu Razak, lahan di kawasan Neuhen yang ditetapkan sebagai arena PON tersebut, sudah melalui penelitian dan kajian mendalam.
Di antaranya kondisi lahan serta sumber air yang akan memenuhi kebutuhan atlet, ofisial, serta yang terlibat lainnya di perhelatan PON 2024.
Abu Razak mengatakan, pihaknya akan berupaya lokasi yang ditetapkan tersebut dibangun kompleks arena cabang olahraga PON 2024.
Di antara stadion utama serta venue untuk 13 cabang olahraga.
Semua arena tersebut diharapkan berstandar internasional.
"Keinginan kita semua, semua arena cabang olahraga yang dibangun berstandar internasional, sehingga Aceh bisa menjadi tuan rumah kejuaraan internasional setelah pesta olahraga terbesar di Indonesia tersebut," kata Abu Razak.
Adapun venue yang akan dibangun di kawasan Neuheun terdiri dari cabang rugby, panahan, softball, selam kolam, woodball, petanque, kurash, bola basket, bola tangan, korfball, sepak takraw, serta panjat tebing.
“Di venue utama PON yang berlokasi di Neuheun itu, kita juga berupaya untuk membangun kolam renang.
Hal ini untuk mendukung prestasi dan kemajuan renang di Aceh,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Abu Razak mengapresiasi Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Achmad Marzuki yang sudah menetapkan lokasi arena atau venue PON 2024.
Dengan penetapan tersebut, maka lokasi pembangunan arena PON 2024 sudah bisa dipastikan.
Abu Razak mengatakan, pihaknya sempat pesimis tanah lokasi pembangunan venue PON 2024 tidak kunjung ditetapkan Gubernur Aceh hingga akhir Juni 2022.
Namun, kata Abu Razak, dua hari setelah Achmad Marzuki dilantik menjabat Pj Gubernur Aceh, langsung menetapkan lokasi arena PON 2024.
Penetapan tersebut menjadi dasar bagi Aceh mengajukan pembangunan arena PON kepada pemerintah pusat.
"Penetapan ini menjadi harapan, tidak hanya KONI, tetapi juga seluruh elemen masyarakat.
Apalagi pelaksanaan PON kurang dua tahun lagi.
Karena itu, kami mengajak semua pihak mendukung Aceh bersama Sumut menjadi tuan rumah PON 2024," kata Abu Razak.
10 Besar
Pada sisi lain, Abu Razak menyebutkan, pihaknya memiliki keinginan pada PON 2024 nanti, peringkat Aceh bisa bercokol di posisi 10 besar.
Hal itu tak berlebihan mengingat KONI Aceh sudah melakukan serangkaian persiapan sejak dini.
Ketua Pelatda PON 2024, Bachtiar Hasan mengaku, pihaknya sudah menyiapkan atlet dalam program sentralisasi yang diikuti 200 atlet lebih, dari 25 cabang olahraga.
Sementara Pelatda desentralisasi dengan jumlah 40 cabor.
“Alhamdulillah, atlet binaan kita mampu merebut berbagai prestasi di sejumlah Kejurnas.
Misalnya, wushu di Kuala Lumpur, Malaysia.
Angkat berat di Bali, berkuda, selancar ombak di Bengkulu, dan Sea Games di Vietnam,” kata Bachtiar Hasan.
Sekum KONI Aceh, M Nasir Syamaun, perbaikan peringkat Kontingen Aceh sudah dimulai sejak PON 2016 di Jawa Barat.
Dari urutan 25 di PON 2012 Riau, Aceh melesat ke posisi 17.
Terakhir, di PON 2021 di Papua, Tanah Rencong berhasil nangkring di peringkat 12 dengan raihan 11 emas. (ran)
Baca juga: Pengurus Federasi Aero Sport Indonesia Cabang Lhokseumawe Dilantik, Siapkan Atlet untuk PON 2024
Baca juga: Pidie Melejit di Indonesia Open, Atlet Pelatda PON 2024 Raih Emas