Internasional

Perang Ukraina Akan Ubah Peta Kekuatan Dunia, China Naik Status Jadi Negara Adidaya

Perang Ukraina mulai menunjukkan dominasi Barat akan segera berakhir. China dinilai akan segera naik status sebagai negara adidaya dengan mitra

Editor: M Nur Pakar
AFP
Tony Blair, Mantan Perdana Menteri Inggris 

SERAMBINEWS.COM, LONDON - Perang Ukraina mulai menunjukkan dominasi Barat akan segera berakhir.

China dinilai akan segera naik status sebagai negara adidaya dengan mitra utama Rusia.

"Ini menjadi salah satu titik perubahan paling signifikan dalam berabad-abad," kata mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, seperti dilansir Reuters, Minggu (17/7/2022).

Dunia, kata Blair, berada pada titik balik dalam sejarah yang sebanding dengan akhir Perang Dunia Kedua atau runtuhnya Uni Soviet: tetapi kali ini Barat jelas tidak berkuasa.

"Kami akan mengakhiri dominasi politik dan ekonomi Barat," kata Blair dalam kuliah berjudul "Setelah Ukraina, Pelajaran Apa Sekarang untuk Kepemimpinan Barat?"

Ha itu berdasarkan teks pidato di forum yang mendukung aliansi Amerika Serikat dan Eropa di Ditchley Park di sebelah barat London, Inggris.

Baca juga: Mantan PM Inggris, Tony Blair Sebut Islamisme Masih Menjadi Ancaman Keamanan Barat

"Dunia akan menjadi setidaknya bipolar dan mungkin mult polar," kata Blair.

"Perubahan geo-politik terbesar abad ini akan datang dari China, bukan Rusia," tambahnya.

Invasi Rusia ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang dan memicu krisis paling serius dalam hubungan antara Rusia dan Barat.

Seusai Krisis Rudal Kuba 1962, ketika banyak orang khawatir dunia berada di ambang perang nuklir.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Barat telah menyatakan perang ekonomi dengan mencoba mengisolasi ekonomi negaranya dengan sanksi.

Kremlin mengatakan Rusia akan beralih ke kekuatan seperti China dan India.

Baca juga: Menteri Luar Negeri AS Tuduh Kremlin Paksa 1,6 Juta Warga Ukraina Pindah ke Rusia

Perang di Ukraina, kata Blair, telah mengklarifikasi Barat tidak dapat mengandalkan China untuk berperilaku dengan cara yang rasional.

Presiden China Xi Jinping terus mendukung Putin dan mengkritik sanksi penyalahgunaan oleh Barat.

Putin telah menjalin apa yang disebutnya "kemitraan strategis" dengan China.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved