Tafakkur

Banyak Tidak Tahu, Ternyata Ini Waktu Dianjurkan untuk Berhubungan Suami Istri, Bukan Malam Jumat

Sebab, ternyata ada waktu lain yang sangat dianjurkan untuk melakukan hubungan suami istri, dan itu bukan malam Jumat.

Editor: Saifullah
tribunnews.com
Ilustrasi pasangan suami istri 

Sebab, ternyata ada waktu lain yang sangat dianjurkan untuk melakukan hubungan suami istri, dan itu bukan malam Jumat.

SERAMBINEWS.COM - Banyak pasangan suami istri selalu berusaha melakukan hubungan intim pada malam Jumat.

Pasalnya, mereka meyakini melakukan hubungan suami istri di malam Jumat sangat afdal, seperti menjalankan sunnah Rasul.

Namun ternyata keyakinan tersebut keliru atau kurang tepat.

Sebab, ternyata ada waktu lain yang sangat dianjurkan untuk melakukan hubungan suami istri, dan itu bukan malam Jumat.

Untuk diketahui, sejumlah ulama berpendapat, sunnah waktu berhubungan intim yang berpahala adalah sebelum menunaikan Shalat Jumat.

Yaitu sejak pagi sampai sebelum Shalat Jumat, bukan pada malam hari (sebelum subuh).

Baca juga: Tips Makin Mesra Usai Melakukan Hubungan Suami Istri, dr Aisah: Istri Jangan Cubit Suami Jika Tidur

Terdapat dalil terkait sunnah ini dan penjelasan ulama seperti dikutip dari laman muslim.or.id berikut ini:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَغَسَّلَ ، وَبَكَّرَ وَابْتَكَرَ ، وَدَنَا وَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ ، كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ يَخْطُوهَا أَجْرُ سَنَةٍ صِيَامُهَا وَقِيَامُهَا

“Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat (dengan membasuh kepala dan anggota badan lainnya, pent), membuat mandi, pergi di awal waktu, mendapati khutbah pertama, mendekat pada imam, mendengar khutbah, serta diam, maka setiap langkah kakinya terhitung seperti puasa dan shalat setahun.” (HR. Tirmidzi, disahihkan oleh Syekh Al-Albani)

An-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa ada tiga pendapat ulama terkait dengan lafaz ( اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَغَسَّلَ). Beliau rahimahullah menjelaskan,

روي غَسَلَ بتخفيف السين , وَغَسَّلَ بتشديدها, روايتان مشهورتان; والأرجح عند المحققين بالتخفيف..

, فعلى رواية التخفيف في معناه هذه الأوجه الثلاثة:”

أحدها: الجماع قاله الأزهري ; قال ويقال: غسل امرأته إذا جامعها.

والثاني: غسل رأسه وثيابه.

والثالث: توضأ

“Diriwayatkan cara membacanya yaitu “gasala”  (dengan takhfif pada huruf sin) dan riwayat lainnya “gassala” (dengan tasydid pada huruf sin).

Dua cara baca ini adalah dua riwayat yang masyhur. Yang rajih (lebih kuat) menurut muhaqqiqun (peneliti) adalah tanpa tasydid huruf sin.

Baca juga: Waduh! Pria di Cina Diseret Istri ke Pengadilan, Gegara Sang Suami Hidup Hanya Ongkang-ongkang Kaki

Berdasarkan cara baca ini, ada tiga pendapat dalam maknanya:

1.    Berhubungan intim dengan istri. Hal ini disampaikan oleh az-Zuhri. Beliau mengatakan “Dan dikatakan ‘membuat istri mandi wajib’, jika berhubungan intim dengan istri.”

2.    Membasuh kepala dan bajunya.

3.    Berwudu.”

(Al-Majmu‘, 4: 543)

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan makna ‘gassala‘ adalah berhubungan intim dengan istri. Beliau rahimahullah berkata,

غَسَّل أي: جامع أهله، وكذا فسَّره وكيع

“Makna gassala adalah berhubungan intim dengan istrinya. Demikianlah yang ditafsirkan oleh Waki’.” (Zadul Ma’ad, 1: 385)

Baca juga: Bagaimana Hukum Hubungan Suami Istri di Hari Raya Lebaran Idul Fitri? Simak Penjelasan Buya Yahya

Mandi sebelum Shalat Jumat

Syekh Muhammad ‘Abdurrahman Al-Mubarakfuri rahimahullah menjelaskan bahwa pendapat terkuat dari maksud hadis ini adalah mandi sebelum Shalat Jumat secara umum. Beliau rahimahullah berkata,

وبقوله: واغتسل، غسل سائر بدنه ، وقيل جامع زوجته فأوجب عليها الغسل فكأنه غسلها واغتسل

“Maksudnya adalah membasuh seluruh tubuhnya. Pendapat lain (lebih lemah) yaitu berhubungan badan dengan istrinya. Sehingga ‘membuat istri mandi wajib’ seakan-akan dia membasuh istrinya dan membuatnya mandi.” (Tuhfatul Ahwadzi, 3: 3)

Oleh karena itu, ada ulama yang berpendapat bahwa setiap hari Jumat (sebelum waktu Shalat Jumat), mandi hukumnya wajib (perlu diketahui juga bahwa ada ulama yang berpendapat hukumnya adalah sunnah muakkadah).

Syekh Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

فاحرص -يا أخي- على أن تغتسل يوم الجمعة؛ لأن غسل الجمعة واجب على كل بالغ، والدليل على وجوبه قول النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم: «غسل الجمعة واجب على كل محتلم».

“Bersemangatlah wahai saudaraku untuk mandi pada hari Jumat, karena hukumnya wajib bagi yang sudah baligh. Dalil wajibnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Mandi pada hari Jumat (sebelum salat Jumat) itu wajib bagi yang sudah bermimpi basah.” (Silsilah Liqais Syahri, no. 74)

Baca juga: Jangan Lakukan, Hubungan Suami Istri yang Seperti Ini Bisa Jadi Zina, Ini Penjelasan Ustaz Somad

ikmah berhubungan sebelum Shalat Jumat

Hikmah dari sunnah berhubungan intim sebelum Shalat Jumat adalah agar pikiran menjadi lebih tenang, segar, serta fokus dalam melakukan ibadah yang akan dimulai, yaitu salat Jumat. Berhubungan badan dengan istri memiliki banyak keuntungan. Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan,

وَأَمَّا الْجِمَاعُ وَالْبَاهُ، فَكَانَ هَدْيُهُ فِيهِ أَكْمَلَ هَدْيٍ، يَحْفَظُ بِهِ الصِّحَّةَ، وَتَتِمُّ بِهِ اللَّذَّةُ وَسُرُورُ النَّفْسِ، وَيَحْصُلُ بِهِ مَقَاصِدُهُ الَّتِي وُضِعَ لِأَجْلِهَا

“Adapun jimak, berhubungan badan, maka petunjuk beliau –shallallahu ‘alaihi wasallam– dalam hal ini adalah petunjuk yang paling sempurna. (Jimak) menjaga kesehatan. Kelezatan dan keceriaan jiwa akan menjadi sempurna. Akan tercapai semua maksud yang ditujukan (kemaslahatan).” (Thibbun Nabawi, 1: 187).(*)

Artikel ini sudah tayang di Muslim.or.id dengan judul "benarkah-sunnah-berhubungan-intim-di-malam-jumat"

BERITA LAIN TENTANG HUBUNGAN SUAMI ISTRI

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved