Berita Aceh
Pemerintah Aceh Dukung Pengelolaan Hutan Lestari, Tambah Areal Hijau dan Tanaman Mangrove
Pemerintah Aceh sangat apresiatif dan mendukung komitmen serta Langkah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang sangat konsen
Penulis: Herianto | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Herianto | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM - Asisten II Bidang Prekonomian dan pembangunan Setda Aceh, Ir Mawardi mengatakan, Pemerintah Aceh sangat apresiatif dan mendukung komitmen serta Langkah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang sangat konsen terhadap isu pengendalian perubahan iklim dan lingkungan.
Hal ini disampaikan Mawardi, mewakili Pj Gubernur Aceh dalam pembukaan acara Sosialisasi Sub Nasional Indonesia Folu Net Sink atau IFNET 2030 di Provinsi Aceh, yang dilaksanakan di Gedung Serbaguna Setda Aceh, Senin (25/7/2022).
Acara ini, dihadiri Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Ditjen PKTL, Belinda Arunarwati Magrono, Direktur Rehabilitasi Hutan Ditjen PDASRH, Nikolas Nugroho, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Aceh, Ir Abdul Hanan,
Tenaga Ahli Penyusunan Rencana Kerja Sub Nasional Indonesia Folu Net Sink 2030 Provinsi Aceh, Widiyanto, Kepala Distanbun Aceh, Kepla Dinas Pengairan, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten/Kota.
Baca juga: Prajurit Lanal Sabang Bersama Forkopimda dan Masyarakat Tanam 5.000 Bibit Mangrove
Pada dasarnya, kata Asisten II Setda Aceh, Ir Mawardi, pembangunan berwawasan lingkungan serta upaya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup, sudah lama menjadi salah satu prioritas pembangunan Aceh.
Indonesia Folu Net Sink 2030 atua Indonesia Forestry and Oder Land Use (FOLU) Net Sink 2030 itu, sebut Mawardi adalah bentuk keseriusan Pemerintah Indonesia untuk mengtasi krisis iklim, khususnya dalam mencapai net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Untuk mewujudkan capaian tersebut pemerintah berkomitmen untuk melakukan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen, atau setara 834 juta ton CO2 dengan usaha sendiri atua sampai dengan 41 persen atau setara dengan 1.185 juta ton CO 2 dengan dukungan internasional yang memadai pada tahun 2030.
Sektor Kehutanan, kata Mawardi, mempunyai kontribusi terbesar terhadap upaya meraih capaian tersebut yaitu sebesar 17,2 persen.
Sementara sektor lainnya, yaitu energi sebesar 11 persen, pertanian 0,10 persen, industri 0,38 persen.
Baca juga: Haji Uma Tinjau Tanah Bersurat Era Kolonial Belanda yang Disengketakan Orang Lain
Mawardi mengharapkan, terhadap berbagai upaya pelestarian lingkungan dan mitigasi perubahan iklim yang dijalankan di Aceh, mendapat dukungan dari semua pihak dan pusat.
“Besar harapan kami, semoga segala niat baik dan upaya kerja keras kita bersama untuk membangun hutan dan lingkungan hidup Indonesia, demi pengendalian perubahan iklim global, bisa tercapai dan terwujud dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ujar Mawaradi.
Direktur Inventarisasi dan Pemantuan Sumber Daya Hutan Ditjen PKTL Belinda Arunarwati Magrono mengatakan, Indonesia Folu Net Sink 2030 atau IFNET 2030, diselenggarakan sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca secara kolektif.
Ia mengatakan, butuh peran penting untuk melindungi, melestarikan dan memulihkan alam dan ekosistemnya.
Pemerintah daerah sebagai pemangku kebijakan di daerah merupakan mitra strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam keberhasilan implementasi IFNET 2030 ditingkat daerah/tapak.