Breaking News

Internasional

Presiden Filipina Marcos Jr Bersumpah Melindungi Seluruh Wilayah dan Tidak Ada Musuh, Selain Teman

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr bersumpah akan untuk melindungi negaranya dari kekuatan asing.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Aaron Favila / POOL
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menyampaikan pidato kenegaraan pertamanya di Dewan Perwakilan Rakyat di Quezon City, pinggiran Kota Manila, Senin (25/7/2022). 

SERAMBINEWS.COM, MANILA - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr bersumpah akan untuk melindungi negaranya dari kekuatan asing.

Dia juga berjanji bahwa itu akan terus menjadi “teman untuk semua,” dalam pidato pertamanya kepada negara itu sebagai pemimpin baru pada Senin (25/7/2022).

Marcos Jr, yang meraih kemenangan telak dalam pemilihan presiden Mei 2022 dan dilantik pada 30 Juni 2022, berjanji membuka babak baru dalam sejarah negara itu.

Dia mengatakan pemerintahannya akan mengejar kebijakan luar negeri yang independen.

Dilansir AFP, dalam pidato kebijakan komprehensif kepada Kongres yang ditayangkan langsung di televisi, Marcos akan menciptakan lapangan kerja.

Dia mendukung pertumbuhan dengan meningkatkan pariwisata, pendidikan, dan modernisasi pertanian.

Marcor Jr juga menyinggung rencana pembangunan infrastruktur, perbaikan pajak, dan mitigasi perubahan iklim.

Baca juga: Pasukan Penjaga Perdamaian Asing di Filipina Selatan Akhiri Tugas, Perdamaian Hampir Tercapai

.Dia menunjukkan kebijakan luar negeri Filipina akan tetap independen, dengan kepentingan nasionalnya berfungsi sebagai panduan primordial.

“Filipina akan terus menjadi teman bagi semua, dan bukan musuh bagi siapa pun,” tambahnya.

“Saya tidak akan memimpin proses apa pun yang akan menyerahkan satu inci persegi pun wilayah Republik Filipina kepada kekuatan asing mana pun," tegasnya.

Pernyataan itu, yang kemungkinan menyinggung pertikaian bersejarah Filipina dengan Beijing di Laut Cina Selatan, mendapat tepuk tangan panjang dari Kongres.

Laut Cina Selatan menjadi jalur air yang strategis dan kaya sumber daya yang diklaim oleh Cina hampir secara keseluruhan.

Tetapi negara-negara lain, seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei, juga memiliki klaim yang tumpang tindih.

Manila telah mengajukan ratusan protes diplomatik terhadap aktivitas China di Laut China Selatan dalam beberapa tahun terakhir ini.

Baca juga: Presiden Filipina Sindir Putin: Saya Membunuh Penjahat, Bukan Anak-Anak Atau Orang Tua

Pengadilan internasional di Den Haag telah menolak klaim besar-besaran Beijing atas wilayah tersebut pada 2016.

Di bawah mantan Presiden Rodrigo Duterte, Filipina telah merangkul arah yang bersahabat dengan Beijing ketika berusaha menjauhkan negara Asia Tenggara itu dari penguasa kolonialnya, AS.

Dengan kedua kekuatan besar berusaha meningkatkan pengaruh mereka di kawasan itu, utusan mereka secara terpisah bertemu dengan presiden baru.

Tampaknya menjadi dorongan diplomatik untuk memperdalam aliansi.

Pada awal Juni 2022, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman menjadi pejabat tinggi asing pertama yang bertemu dengan Marcos Jr sebelum pelantikannya.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi, dalam perjalanan kerja awal bulan ini, menjadi pejabat tinggi asing pertama yang mengunjungi Manila sejak pemimpin baru Filipina itu menjabat.

“Kami akan menjadi tetangga yang baik, selalu mencari cara untuk berkolaborasi dengan tujuan akhir hasil yang saling menguntungkan,” kata Marcos Jr.

“Jika kami setuju, kami akan bekerja sama dan kami akan terus bekerja sama,"jelasnya.

Baca juga: Ferdinand Marcos Jr Anak Diktator Jadi Presiden Baru Filipina, Ini Respons China dan AS

"Dan jika kita berbeda, mari kita bicara lagi sampai kita mengembangkan konsensus, ”tambahnya.
“Bagaimanapun, itu adalah cara orang Filipina," katanya.

Dalam pidato yang berlangsung selama satu jam 18 menit, Marcos juga mengatakan pemerintah sedang dalam pembicaraan dengan Arab Saudi untuk melanjutkan pengiriman pekerja ke Kerajaan.

Pada November 2021, Arab Saudi menghentikan tenaga kerja dari Filipina, karena Manila berusaha untuk menyelesaikan klaim keuangan ribuan pekerja Filipina.

“Kami dapat, dan kami akan bernegosiasi untuk memberi warga negara kami yang bekerja di sana dengan upah yang layak," jelasnya.

"Saya juga akan memastikan hak dan kesejahteraan mereka dilindungi,” tambahnya.

Arab Saudi, tempat lebih dari 1 juta orang Filipina bekerja, menjadi tujuan paling disukai pekerja Filipina di luar negeri pada 2019, menurut data pemerintah.

Baca juga: Ferdinand Marcos Jr Klaim Kemenangan Pemilihan Presiden Filipina, Siap Satukan Negeri

Sekretaris Buruh Migran Filipina Susan Ople akan mengunjungi Arab Saudi dalam beberapa bulan mendatang untuk mengatasi masalah ini, kata Marcos Jr.

"Kami akan memperbarui rasa hormat dan persahabatan antara kedua negara kami, seperti yang dicontohkan oleh almarhum ayah saya dan raja mereka," tutupnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved