Haji 2022
Al-Asyi Pendatang, Wali Naggroe Aceh Sagoe Mekkah
SECARA harfiah, yang dimaksud dengan Al-Asyi adalah orang-orang Aceh, kapanpun dan dimanapun mereka berada
Keluarga Teuku Cut bermukim di kawasan Awali, sedangkan keluarga Cek Man berdomisili di daerah Syarai'.
Terakhir, keluarga Tgk Syakya tinggal di Baitul Asyi daerah Syauqiyah.
Kehangatan dan keramahan mereka dalam menjamu tamu Allah sering membuat jamaah haji serasa seperti di Serambi Mekkah dibandingkan di Mekkah.
Tamu yang datang pun berasal dari berbagai daerah.
Ada orang Aceh yang berasal dari Lampung, Amerika Serikat dan bahkan Australia.
Adagium pemulia jamee adat getanyoe begitu terasa selama bertamu di rumah mereka.
Kedatangan jamaah haji Aceh bertamu ke rumah Al-Asyi pendatang membuka mata Pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk kembali meninjau pengelolaan aset wakaf Baitul Asyi Habib Bugha yang disinyalir banyak terjadi penyimpangan.
Sebelum tahun 2006, harta wakaf Baitul Asyi hanya dibagikan kepada kalangan tertentu dari Al-Asyi keturunan.
Dengan dalih sulitnya menemukan orang Aceh yang berhaji ke Tanah Suci.
Apalagi setelah 2004, ombak tsunami dan gempa bumi seolah mengaminkan dalih tersebut.
Padahal dalam Iqrar Wakaf yang ditandangani langsung oleh Habib Bugha pada tahun 1224 H, disebutkan bahwa prioritas pertama yang paling berhak menerima wakaf Baitul Aceh adalah jamaah haji yang datang dari Aceh (al-hujjaj wushuliyin min Asyi).
Dalam keadaan tidak ada lagi jamaah haji asal Aceh, baru harta wakaf boleh didistribusikan kepada keturunan Aceh yang bermukim di Mekkah.
Jamaah haji Aceh yang bertamu ke rumah Al-Asyi keturunan mematahkan semua dalih tersebut.
Kedatangan tamu-tamu ini juga akhirnya diketahui oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Sejak itu, Al-Asyi Keturunan banyak mendapatkan tawaran untuk bertempat tinggal di Baitul Asyi, sebagaimana yang diakui sendiri oleh Cek Man.