Sosok
Sosok AKBP Syuhaimi, Puluhan Tahun Merantau, Kini Berhasrat Majukan Kampung Halamannya Aceh Singkil
Gerakan itu dilakukan lantaran prihatin melihat kondisi daerahnya yang berstatus termiskin di Provinsi Aceh. Padahal memiliki perkebunan kelapa sawit
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Dede Rosadi l Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Puluhan tahun tinggal di perantauan tak membuat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) H Syuhaimi, SH lupakan kampung halamannya Aceh Singkil. Pria kelahiran Aceh Singkil 1 Januari 1965 justru gigih memberikan contoh dan motivasi dalam memajukan kampung halamannya.
Contoh ia berikan dengan memelopori pendirian pabrik kelapa sawit hasil patungan putra daerah di perantauan dan di Aceh Singkil di bawah bendera PT Riztia Karya Mandiri (RKM).
Gerakan itu dilakukan lantaran prihatin melihat kondisi daerahnya yang berstatus termiskin di Provinsi Aceh. Padahal memiliki perkebunan kelapa sawit yang luasnya mencapai 17,17 persen dari seluruh wilayah Aceh Singkil.
Pendirian pabrik kelapa sawit milik putra daerah tersebut, agar keuntungan dari pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit bisa kembali dan berputar di Aceh Singkil. Maklum pabrik kelapa sawit yang ada, semuanya milik investor luar, sehingga keuntungannya mayoritas mengalir ke luar daerah.
• DPW dan DPD Apkasindo Perjuangan Se-Aceh Dikukuhkan, Program Peremajaan Sawit Rakyat Disosialisasi
Bila keuntungan pabrik kelapa sawit berputar di daerah, maka secara otomatis mendorong pergerakkan perekonomian masyarakat Aceh Singkil.
Paling penting langkah yang dilakukan suami dari Zarnila ini, mendirikan pabrik kelapa sawit bersama 50 orang putra daerah Aceh Singkil di bawah bendera PT RKM, bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat lain. Dengan melakukan hal yang sama pada sektor parawisata, perikanan, pertanian maupun bidang usaha lainnya.
"Sehingga roda perekonomian masyarakat semakin bergairah dan maju, pengangguran tentu semakin menurun terutama di tengah harga TBS saat ini masih belum normal," kata Syuhaimi, Kamis (28/7/2022).
• Ini Sosok Nabila Taqiyyah, Artis Asal Aceh yang Bikin Tentara Israel Menangis, Begini Kisahnya
Selama 23 tahun menjadi Kabupaten Aceh Singkil terbentuk, sebut Syuhaimi memang sudah ada perubahan, perkembangan dan kemajuan dalam beberapa aspek. Akan tetapi capaian tersebut masih jauh dari harapan masyarakat khususnnya bidang ekonomi.
Semestinya kata ayah dua anak yang bermukim di Jakarta, namun tahu detail soal kampung halamannya itu, pada usia 23 tahun sudah cukup dewasa dalam menyusun program/strategi membangun ekonomi terbaik. Sehingga sejajar bahkan melebihi kabupaten lain karena Aceh Singkil memiliki potensi sumber daya alam, seperti parawisata, perikanan, pertanian dan perkebunan.
Namun faktanya masih menyandang predikat termiskin dan terbelakang. Hal ini sangat miris dan perlu menjadi perhatian serta tanggung jawab bersama agar kedepan bisa lebih maju dari sebelumnya.
"Untuk itu salah satu cara melakukan percepatan agar segera lepas dari predikat tersebut adalah membangun pondasi perekonomian masyarakat secara luas diberbagai aspek seperti peningkatan SDM dan SDA misalnya perkebunan dan perindustrian pabrik kelapa sawit, bila perlu ditingkatkan lagi menjadi pabrik minyak goreng sesuai dengan anjuran dan program pemerintah yakni petani sawit harus bisa dan mampu membangun PKS atau pabrik minyak goreng di sejumlah daerah agar kelangkaan minyak goreng bisa teratasi dengan baik," tukasnya.
Syuhaimi secara pribadi ternyata punya target lain. Setelah pabrik kelapa sawit selesai pihaknya telah merencanakan crude palm oil (CPO) yang dihasilkan diekspor langsung. Mengingat yang terjadi sekarang CPO yang dihasilkan diekspor via Sumatera Utara dan Riau. Sehingga pajak ekspornya dinikmati provinsi lain bukan Aceh.
Terkait pengiriman CPO langsung dari Aceh Singkil, Syuhaimi mengaku mendapat kabar gembira. Lantaran saat pertemuan dengan Penjabat Bupati Aceh Singkil, Marthunis pada 27 Juli 2022 kemarin, mendapat informasi bahwa pelabuhan CPO segera hadir di Singkil. Sehingga pajak ekspor bisa masuk ke Aceh.
"Alhamdulillah pertemuan dengan Bapak Pj Bupati pada 27 Juli 2022 berjalan baik dan disambut dengan hangat apresiasi terhadap para investor yang mau berinvestasi untuk membangun perekonomian Aceh Singkil. Informasi Pak Bupati Insyallah akan segera ada pelabuhan CPO di Singkil agar pajak bisa masuk ke Aceh," ujar Syuhaimi.
Selain langkah nyata, CEO PT RKM itu, rajin memberikan motivasi. Terutama kepada para petani serta mitra PT RKM dalam meningkatkan produksi kelapa sawit dengan menggandeng para pakar.
Seperti dilakukan pada 26 Juli 2022 lalu di kantor PT RKM di kawasan Gunung Lagan, Kecamatan Gunung Meriah. Ayah dua anak ini berbicara panjang lebar mengenai kondisi ekonomi dan perkelapa sawitan di daerahnya.
Acara itu dihadiri oleh mantan pejabat Aceh Singkil. Antara lain mantan Wakil Bupati Aceh Singkil, Mu'adz Vochry, mantan Pj Bupati Aceh Singkil, Ir Azmi, mantan Sekda Aceh Singkil, Yakub, mantan kepala Bappeda Aceh Singkil Aslim Kombih, Brigjen Polisi purn Amran Ampulembang serta tokoh lainnya.
Dalam Acara tersebut juga dibahas bagaimana menggalang persatuan agar semua pihak bisa berpartisipasi dalam memajukan Kabupaten Ace Singkil yang merata pada semua sektor kehidupan.
Setidaknya ada tiga poin yang menjadi kesimpulan pemaparan AKBP Syuhaimi, antaralain petani dan perkebunan harus melakukan pembenahan secara komperhensif pola pikir untuk membangun sumber daya yang unggul.
Meningkatkan skill atau pelatihan secara formal maupun informal untuk meningkatkan SDM dalam mengelola pertanian dan perkebunan. Lalu mendorong Pemerintah daerah dan masyarakat menata kembali seluruh lahan yang ada agar terjadi keseimbangan antara lahan pertanian dan perkebunan guna meningkatkan ketahan pangan.
Dari pemaparannya Syuhaimi ternyata tidak hanya berpikir memajukan petani sawit. Ia juga perhatian terhadap ketersediaan pangan di daerahnya yang terus tergantung dari pasokan Sumatera Utara.
Setelah itu Syuhaimi mempersilahkan pakar kelapa sawit bicara dalam memberikan pencerahan kepada petani. Mulai dari cara meningkatkan produksi kelapa sawit serta dampak TBS kelapa sawit jika tidak memenuhi standar.
Sementara itu, Pemkab Aceh Singkil, melalui Kepala Dinas Perkebunan Aceh Singkil, Zulkifli, sampaikan apresiasi kepada H Syuhaimi telah pelopori pendirian pabrik kelapa sawit hasil patungan putra daerah. Pemkab Aceh Singkil, mendukung bahkan jika memungkinkan bukan hanya satu pabrik yang didirikan putra daerah tapi lebih banyak lagi.
"Kami dinas mendukung, mudah-mudahan ada Syuhaimi, Syuhaimi yang lain. Silahkan putra daerah yang ada modal ikut investasi," tukas Zulkifli.(*)
• Sah, Prof Mujiburrahman Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Dilantik Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas
• Hari Ini, Harga Sawit di Aceh Selatan Rp 1.060 Per Kilogram, Mulai Berangsur Naik
• Hijrah Dasar Kebangkitan Umat lslam, Berikut Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat di Aceh Besar