Harga Ikan
Ikan Tangkapan Nelayan PP Lampulo Kembali Meningkat, Masih Dijual untuk Kebutuhan Lokal
Fani menjelaskan, kenaikan hasil tangkapan boat ikan nelayan PPS Lampulo, sudah terlihat mulai tanggal 28 Juli. Dari 20 boat yang pulang melaut, jumla
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pada akhir bulan Juli 2022, hasil tangkapan boat ikan nelayan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kutaradja Lampulo, kembali melonjak.
Pada tanggal 19 Juli 2022 lalu, boat nelayan yang pulang melaut ada 8 unit, tapi jumlah ikan yang dibawa pulang dari melaut hanya 21,6 ton.
“Pada tanggal 31 Juli, dari 17 boat nelayan yang pulang melaut, volume ikan yang dibawa pulang mencapai dan dilelang 87,7 ton, meningkat empat kali lipat dari tanggal 19 Juli,” kata Kepala UPTD PPS Kutaradja Lampulo, Fani kepada Serambinews.com, Senin (1/8/2022) di Banda Aceh.
Fani menjelaskan, kenaikan hasil tangkapan boat ikan nelayan PPS Lampulo, sudah terlihat mulai tanggal 28 Juli. Dari 20 boat yang pulang melaut, jumlah ikan yang dibawa pulang mencapai 85,7 ton.
• Hasil Pemeriksaan Sampel Ikan Mati di Krueng Trang Keluar, DPRK Nagan Raya Panggil PT BSP
Pada hari berikutnya juga demikian, dari 22 boat yang pulang melaut, bawa ikan sebanyak 85,6 ton. Jenis ikan yang dibawa pulang, didominasi oleh ikan cakalang sebanyak 42 ton, kemudian ikan layang 25,4 ton, ikan tuna yellow fin 13,5 Kg, ikan lisong 1,4 ton. Sementara harga lelang ikannya, saat itu berkisar antara Rp 13.000 – 53.000/Kg.
Pada hari selanjutnya, 31 Juli, sebut Fani, dari 17 boat ikan yang pulang melaut dan bongkar ikan hasil tangkapannya di dermaga PPS Kutaradja Lampulo, sebut Fani, total jumlah ikannya lebih banyak mencapai 87,7 ton.
Junis ikannya, sebut Fani, masih didominasi jenis ikan cakalang 43,2 ton, kemudian ikan layang 17,5 ton, berikutnya ikan tongkol Yellow fin 16,7 ton, ikan tongkol krai 5,4 ton, dan lisong 4,8 ton. Harga lelang ikannya berkisar Rp 14.000 – Rp 51.000/Kg.
• Terungkap! Ikan Predator Bergigi Tajam di Danau Lut Tawar Asal Sungai Amazon Tapi bukan Piranha
Memasuki minggu keempat bulan Juli kemarin, ungkap Fani, menurut laporan dari BMKG dan nelayan yang pulang melaut, tiupan angin badai di tengah laut, sudah menurun. Tekanan badai anginnya sekitar 10 – 12 knot, sementara sebelumnya 17 – 20 knot lebih.
Untuk tekanan angin laut sebesar 17 – 20 knot, ikan tidak banyak bermain di atas air laut, melainkan berada di dasar laut, sehingga pada saat nelayan menebar jaring ikan di tengah laut, jumlah ikan yang terjaring sedikit, makanya pada tanggal 20 Juli lalu, pada saat badai angin di tengah laut bebas, masih sangat kencang antara 15 – 17 knot, dari 9 boat ikan yang pulang melaut, hanya membawa ikan hasil tangkapannya 22,6 ton.
Jenis ikannya masih tetap didominasi ikan cakalang sebanyak 12,4 ton, layang 6,5 ton dan yellow fin 3,7 ton. Tapi harga lelang ikannya sangat tinggi Rp 26.500 – Rp 52.000/Kg.
Dibandingkan harga lelang pada tanggal 31 Juli kemarin, sebut Fani, harga lelang ikan pada tanggal 20 Juli itu, tergolong tinggi. Karena pada saat musim banyak ikan, pada tanggal 31 Juli kemarin, harga lelang ikan turun menjadi Rp 14.000 – Rp 51.000/Kg.
Ikan hasil tangkapan nelayan PPS Kutaradja Lampulo ini, untuk sementara ini, menurut penjelasan para pedagang ikan antara pulau yang ada di Aceh, masih dijual untuk kebutuhan pasar ikan lokal.
Alasannya, harga ikan di pasaran lokal, masih menguntungkan. Untuk penjualan eceran harganya antara Rp 30.000 – Rp 40.000/Kg, sementara di luar Aceh, harga eceran ikan sebesar itu juga, makanya pedagang ikan di sini, belum menjual ikannya ke luar daerah.
Kalaupun, ada pedagang pengumpul ikan besar yang berada di kawasan PPS Kutaradja, seperti PT Aceh Lampulo Jaya Bahari, PT Yakin Fasifik Tuna, dan lainnya, mereka membeli ikan hasil tangkapan nelayan PPS Lampulo, jenis ikan cakalang dan yellow fin dalam jumlah yang banyak, tidak dijual langsung, melainkan disimpan untuk dibekukan.