Internasional

Keinginan Warga Lebanon Makin Tinggi, Pengungsi Suriah Harus Segera Pulang ke Negaranya

Warga Lebanon mulai tidak menyenangi pengungsi Suriah yang tinggal di negaranya.

Editor: M Nur Pakar
AP/Bilal Husein
Anak-anak Suriah bermain sepak bola di dekat tenda mereka di sebuah kamp pengungsi di kota Bar Elias di Lembah Bekaa, Lebanon pada 7 Juli 2022. 

SERAMBINEWS.COM, BEIRUT - Warga Lebanon mulai tidak menyenangi pengungsi Suriah yang tinggal di negaranya.

Dalam beberapa minggu terakhir ini, telah terjadi serangkaian serangan kekerasan dan kejahatan lain yang dilakukan oleh orang Lebanon terhadap pengungsi Suriah dan sebaliknya.

Serangan tersebut telah menghasilkan peningkatan retorika diskriminatif yang menargetkan pengungsi Suriah di Lebanon.

Dilansir Arab News, Minggu (31/7/2022), dukungan rakyat untuk pemulangan mereka ke Suriah juga mendapatkan momentum.

Karena situasi di Suriah dianggap telah cukup membaik untuk memungkinkan para pengungsi kembali ke rumah masing-masing.

Perdana Menteri sementara negara itu, Najib Mikati baru-baru ini sempat mengeluarkan ancaman keras ke negara-negara Barat.

Baca juga: Pengungsi Suriah di Lebanon Mulai Cemas, Ada Rencana Mendeportasi Mereka Untuk Pulang

Dia menegaskan akan memulangkan para pengungsi Suriah, jika komunitas internasional tidak bekerjasama.

Partai Sosialis Progresif Lebanon juga memperingatkan eskalasi yang mengkhawatirkan dari masalah itu dapat mengarah pada opsi berbahaya.

Dimana, akan memperlebar kesenjangan sosial dan meningkatkan kemiskinan dan rasisme.

Kekhawatiran itu muncul, seusai seorang pria Lebanon ditikam sampai mati oleh pengungsi Suriah di Jnah, Beirut, setelah pertengkaran pada Jumat (29/7/2022).

Seorang pria Lebanon lainnya tewas di Mirna Chalouhi pada pada 19 Juli 2022.

Korban ditikam sebanyak 19 kali.

Dikatakan, korban dibunuh oleh pengungsi Suriah yang menuduhnya memiliki hubungan fisik dengan salah satu wanita pengungsi Suriah.

Baca juga: Presenter TV Sarankan Pengungsi Suriah Tinggalkan Lebanon, Hanya Jadi Beban Pemerintah

Platform media sosial dibanjiri dengan komentar yang menghasut yang menuntut pemulangan pengungsi Suriah.

Tetapi kemudian terungkap pembunuhnya sebenarnya adalah orang Lebanon dan seorang teman almarhum, yang dilaporkan dibunuh karena perselisihan keluarga.

Pada 21 Juli 2022, seorang anak laki-laki Suriah berusia 13 tahun, Khaled Hammoud Al-Saleh tewas.

Korban diserang oleh seorang pria Lebanon bersama putra-putranya di wilayah selatan Sarafand.

Pada 24 Juli 2022, sebuah kamp di wilayah Akkar, Lebanon utara, dibakar oleh anggota keluarga Diab Khouweilid (43), ayah tujuh anak,

Jasadnya ditemukan di pantai di Qlayaat setelah hilang selama dua tahun.

Keluarganya curiga, satu atau lebih penghuni kamp Suriah memiliki informasi tentang kematian Khouweilid.

Kebakaran menghancurkan 85 dari 90 tenda kamp dan penghuni kamp terpaksa pergi untuk mencegah kekerasan lebih lanjut.

Sebagian besar dari mereka kehilangan barang-barang mereka.(*)

Baca juga: Penculikan Dengan Tebusan Meningkat Tajam di Lembah Bekaa, Krisis Ekonomi Lebanon Jadi Pemicu

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved