Internasional
CPJ Kutuk Pemukulan dan Pelecehan Taliban Terhadap Jurnalis Wanita Afghanistan
Komite untuk Melindungi Jurnalis (CPJ) di London, Inggris mengutuk pemukulan dan pelecehan terhadap Jurnalis wanita Afghanistan, Selgay Ehsas.
SERAMBINEWS.COM, LONDON - Komite untuk Melindungi Jurnalis (CPJ) di London, Inggris mengutuk pemukulan dan pelecehan terhadap Jurnalis wanita Afghanistan, Selgay Ehsas.
Mereka mendesak pihak berwenang Taliban untuk segera menyelidiki serangan itu.
“Hampir satu tahun sejak Taliban mengambil alih Afghanistan, siklus ancaman, pemukulan, dan intimidasi terhadap jurnalis perempuan berlanjut dengan kecepatan yang mengkhawatirkan,” kata Direktur Program CPJ Carlos Martinez de la Serna.
“Serangan brutal terhadap jurnalis Afghanistan Selgay Ehsas, diikuti oleh anggota Taliban yang memaksanya merekam video yang diduga membebaskan kelompok itu," tambahnya.
Dikatakan, hal itu menunjukkan anggota pers menghadapi rintangan besar yang bekerja di bawah pemerintahan Taliban.
Baca juga: 180 Guru British Council Masih Terjebak di Afghanistan, Terancam Dihukum Oleh Taliban
Dilansir AFP, Kamis (4/8/2022), Ehsas merupakan presenter olahraga di radio Dost dan sedang berjalan pulang pada akhir Juli 2022.
Saat itu, dia didekati oleh orang-orang bersenjata yang mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota Talbian.
Ehsas dipukul di bagian belakang kepalanya dengan benda berat yang diyakini pistol.
Sebelum dia jatuh pingsan, dia mendengar salah satu pria mengatakan serangan itu karena dia tidak duduk di rumah meskipun sudah diperingatkan.
Setelah serangan itu, Ehsas merekam pesan audio yang menggambarkan insiden tersebut dan mempertanyakan apakah Taliban mendukung serangan terhadap wanita.
Rekaman itu kemudian dibagikan di media sosial oleh orang tak dikenal.
Baca juga: Pemimpin Taliban Tegaskan Tanah Afghanistan Bukan Tempat Serangan ke Negara Lain
Tak lama setelah rekaman itu dipublikasikan secara online, anggota Taliban menahan ayah dan paman Ehsas.
Taliban muncul di rumah sang jurnalis, menanyakan mengapa dia menghina kelompok itu dan mempertanyakan otoritas mereka.
Di bawah tekanan dari anggota Taliban dan kerabatnya, Ehsas merekam pesan video, membaca dari naskah yang ditulis oleh anggota Taliban, yang menyangkal kelompok itu terlibat menyerangnya.
Anggota Taliban kemudian membebaskan ayah dan pamannya.