Cahaya Aceh
Kemenparekraf Sebut Aceh Punya Daya Tarik di Sektor Kuliner, Aceh Culinary Festival Jadi Pemikat
“Kuliner itu jadi sesuatu kekuatan kita, dari sekian banyak even itu ada yang survive hingga bertahan saat ini, seperti ACF, ini harus jadi daya tarik
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nurul Hayati
“Kuliner itu jadi sesuatu kekuatan kita, dari sekian banyak even itu ada yang survive hingga bertahan saat ini, seperti ACF, ini harus jadi daya tarik untuk mendatangkan wisatawan ke Aceh,” kata Reza saat menjadi narasumber kegiatan Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2022 dengan tema “Bicara Apresiasi: Kuliner” di Taman Bustanussalatin, Banda Aceh, Kamis, (4/8/2022).
Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Event Aceh Culinary Festival (ACF) diyakini mampu mendongkrak kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara ke Tanah Rencong.
Tak hanya menarik minat wisatawan hadir, even yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh dengan berkolaborasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) itu juga bisa menggerakkan perekonomian masyarakat, khususnya yang bergerak di bidang UMKM.
Direktur Event Daerah Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf, Reza Fahlevi, tak menampik jika kekuatan Aceh itu berada di wisata kulinernya.
Hal itu, kata dia, terbukti bahwa even tersebut tetap bertahan dan relevan untuk mendatangkan wisatawan hingga saat ini.
“Kuliner itu jadi sesuatu kekuatan kita, dari sekian banyak even itu ada yang survive hingga bertahan saat ini, seperti ACF, ini harus jadi daya tarik untuk mendatangkan wisatawan ke Aceh,” kata Reza saat menjadi narasumber kegiatan Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2022 dengan tema “Bicara Apresiasi: Kuliner” di Taman Bustanussalatin, Banda Aceh, Kamis, (4/8/2022).
Sebagai inisiator ACF yang pertama kali diadakan sejak 2014 lalu itu, Reza mengatakan, event ini diadakan berangkat dari semangat untuk menarik hingga mengenalkan makanan khas Aceh ke wisatawan mancanegara.
ACF dibangun dari sebuah narasi yang kuat dan memiliki cerita di balik khasnya kuliner Aceh yang mungkin tidak ada di daerah lain.
Kemudian narasi tersebut dituangkan dalam sebuah event yang otentik, unik, dan experience.
Pengunjung maupun wisatawan yang hadir mendapatkan pengalaman baru saat mencicipi kuliner Aceh.
“Nantinya pengunjung itu bisa mendapat experience dan kesan yang mendalam, mereka jadi betul-betul merasakan Aceh kuliner,” ucap mantan Kadisbudpar Aceh itu.
Apalagi saat ini wisatawan kelas premium memang mencari kuliner yang otentik dan unik, mereka juga ingin mengetahui bagaimana cerita di balik lezatnya kuliner Aceh tersebut.
Jika itu tidak dibangun dari awal, kata Reza, berarti event tersebut biasa-biasa saja dan tidak ada keunikan yang ditunjukkan.
Wisatawan premium itu, lanjut Reza bisa datang dari mana saja, apalagi posisi Aceh secara geografis sangat strategis dan dekat dengan pasar.