Konflik Rusia vs Ukraina

Ledakan Dahsyat Guncang Pangkalan Udara Rusia di Crimea, Satu Orang Tewas

Selama perang, Pangkalan Udara Saki digunakan sebagai markas jet-jet tempur Rusia untuk menyerang daerah-daerah di Ukraina selatan dalam waktu singkat

Editor: Faisal Zamzami
itsdonetsk/telegram
Penembakan maut Senin di kota Novaya Kakhovka wilayah selatan Ukraina yang dikuasai Rusia. 

SERAMBINEWS.COM, MOSKWA – Ledakan dahsyat mengguncang pangkalan udara Rusia di Crimea pada Selasa (9/8/2022).

Dalam peristiwa ledakan di Pangkalan Udara Saki tersebut, sedikitnya satu orang tewas dan beberapa lain terluka, sebagaimana dilansir ITV.

Selama perang, Pangkalan Udara Saki digunakan sebagai markas jet-jet tempur Rusia untuk menyerang daerah-daerah di Ukraina selatan dalam waktu singkat.

Para netizen di Ukraina berspekulasi bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh rudal jarak jauh yang ditembakkan oleh pasukan Kyiv.

Video yang beredar di internet menunjukkan, orang-orang yang tengah berjemur di pantai berhamburan melarikan diri saat api besar dan asap membubung di atas cakrawala tampak dari kejauhan, disertai bunyi ledakan keras.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia menuturkan, ledakan tersebut disebabkan oleh amunisi yang meledak, bukan diakibatkan oleh serangan jarak jauh.

Kantor berita Rusia, TASS, mengutip sumber dari Kementerian Pertahanan Rusia yang tidak disebutkan namanya mengatakan, penyebab utama ledakan itu tampaknya adalah pelanggaran aturan keselamatan.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, tidak ada jet tempur yang rusak akibat ledakan di pangkalan udara.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan tidak bisa menyebutkan penyebab ledakan.

Pemimpin Crimea Sergey Aksyonov melaporkan, ambulans dan helikopter medis dikerahkan ke Pangkalan Udara Saki dan otoritas menutup area radius lima kilometer dari pangkalan.

Aksyonov mengatakan, satu orang tewas. Sedangkan otoritas kesehatan Crimea mengonfirmasi ada enam orang terluka, satu di antaranya masih dirawat di rumah sakit.

Selama perang, Rusia telah melaporkan banyak kebakaran dan ledakan di tempat penyimpanan amunisi di wilayah-wilayahnya yang berdekatan dengan perbatasan Ukraina.

Baca juga: Presiden Zelenskyy Sudah Lobi Persenjataan Canggih dan Siaga Tinggi Sebelum Rusia Lakukan Invasi

Baca juga: Ukraina Mustahil Kalahkan Rusia, Barat Tak Menduga Semangat Tentara Sangat Tinggi Mengusir Penjajah

Rusia Berencana Hubungkan PLTN Zaporizhzhia ke Jaringan Listrik Crimea

Perusahaan energi nuklir Ukraina Energoatom menyebut Pasukan Rusia yang menduduki PLTN Zaporizhzhia sedang bersiap untuk terhubung ke Crimea yang dicaplok Rusia pada 2014.

PLTN Zaporizhzhia adalah pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa yang telah diduduki oleh Rusia di awal invasi.

Kyiv dan Moskwa saling menyalahkan atas serangan terhadap pabrik itu pada pekan lalu.

"Militer Rusia yang hadir di PLTN Zaporizhzhia sedang mengimplementasikan program Rosatom (operator nuklir Rusia) yang bertujuan menghubungkan pembangkit itu ke jaringan listrik Crimea," kata presiden Energoatom Petro Kotin kepada televisi Ukraina.

"Untuk melakukan ini, pertama-tama Anda harus merusak saluran listrik pembangkit yang terhubung ke sistem energi Ukraina. Dari 7 hingga 9 Agustus, Rusia telah merusak tiga saluran listrik. Dari 7 hingga 9 Agustus, Rusia telah merusak tiga saluran listrik. Saat ini, PLTN hanya beroperasi dengan satu jalur produksi, yang merupakan cara kerja yang sangat berbahaya," jelas dia, sebagaimana dikutip dari AFP.

Ketika jalur produksi terakhir terputus, kata Petro Kotin, PLTN Zaporizhzhia akan ditenagai oleh generator yang menggunakan diesel.

"Semuanya kemudian akan tergantung pada keandalan dan stok bahan bakarnya,” kata Kotin memperingatkan.

Terletak tidak jauh dari semenanjung Crimea, PLTN Zaporizhzhia memiliki enam dari 15 reaktor Ukraina, yang mampu memasok listrik untuk empat juta rumah.


Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sendiri pada Senin (8/8/2022) telah mengangkat momok bencana nuklir setelah serangan di PLTN Zaporizhzhia.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pun telah memperingatkan bahwa setiap serangan terhadap PLTN akan menjadi "bunuh diri".

"Saya berharap serangan-serangan itu akan berakhir, dan pada saat yang sama saya berharap IAEA dapat mengakses pabrik itu," kata dia  pada Senin.

Pertempuran baru-baru ini di sekitar PLTN Zaporizhzhia telah mendorong pengawas nuklir PBB Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk memperingatkan "risiko yang sangat nyata dari bencana nuklir".

Baca juga: Beredar Video Berisi Suara Serda Ucok Ngaku Siap Buru Pembunuh Brigadir J, TNI AD Angkat Bicara

Baca juga: Kondisi Jalan ke Lokasi PON Rusak Parah, Pj Bupati Aceh Besar Temui Irjen Kementerian PUPR

Baca juga: Makin Panas! China Perluasan Latihan Perang, Taiwan Simulasi Tembakan Langsung Artileri Howitzer

 

Kompas.com: Ukraina Terkini: Ledakan Dahsyat Guncang Pangkalan Udara Rusia di Crimea

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved