HUT ke 77 RI
Rekaman Pidato Lengkap Presiden Soekarno saat Membacakan Proklamasi Indonesia pada 17 Agustus 1945
Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan dibacakannya Proklamasi oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno didampingi Mohammad Hatta
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Agus Ramadhan
Rekaman Pidato Lengkap Presiden Soekarno saat Membacakan Proklamasi Indonesia pada 17 Agustus 1945
SERAMBINEWS.COM – Hari ini, 17 Agustus 2022, Bangsa Indonesia memperingati 77 tahun Kemerdekaan.
Dengan dilakukannya Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI, Rabu 17 Agustus 2022 di Istana Merdeka.
Artinya, Bangsa Indonesia sudah 77 Tahun menyatakan kebebasan dari penjajah dan dijajah oleh bangsa lain.
Baca juga: Sejarah Perumusan Naskah Teks Proklamasi, Diawali Jatuhnya Bom Atom hingga Desakan Pemuda
Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan dibacakannya Proklamasi oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno didampingi Mohammad Hatta membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Dua Bapak Bangsa itu memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia di halaman rumah Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta tepat pukul 10.00 WIB.
Soekarno membacakan naskah proklamasi dalam suasana khidmat.

Berikut isi pidato lengkap Soekarno, yang dihimpun dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Saudara-saudara sekalian!
Saya telah minta saudara-saudara hadir disini untuk menyaksikan satu peristiwa maha penting dalam sejarah kita.
Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita.
Bahkan telah beratus-ratus tahun!
Gelombangnya aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya dan turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju kearah cita-cita.
Juga didalam zaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-henti.
Didalam jaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka.
Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri, tetap kita percaya kepada kekuatan sendiri.
Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib-bangsa dan nasib-tanah-air didalam tangan kita sendiri.
Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya.
Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia, dari seluruh Indonesia.
Permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara! Dengan ini kami nyatakan kebulatan tekad itu.
Dengarkanlah Proklamasi kami :
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
Kemerdekaan Indonesia
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnya.
Djakarta, 17 Agustus 1945
Atas nama Bangsa Indonesia
Soekarno – Hatta
Demikianlah saudara-saudara !
Kita Sekarang telah merdeka!
Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah-air kita dan bangsa kita!
Mulai saat ini kita menyusun Negara kita ! Negara Merdeka,
Negara Republik Indonesia, merdeka kekal dan abadi.
Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu.
>>>> Rekaman Soekarno membaca Teks Proklamasi <<<<

Baca juga: BM Diah, Putra Aceh Penyelamat Naskah Asli Teks Proklamasi dari Keranjang Sampah
Setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, bendera pusaka merah-putih dikibarkan untuk pertama kalinya yang disaksikan oleh masyarakat.
Untuk diketahui, naskah teks proklamasi tulisan tangan Soekarno sempat dibuang karena dianggap tidak diperlukan lagi.
Tetapi kemudian diambil dan disimpan oleh Burhanuddin Mohammad Diah sebagai dokumen pribadi, setelah berakhirnya rapat perumusan naskah proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pada tahun 1995 Burhanuddin Mohammad Diah menyerahkan naskah tersebut kepada Presiden Soeharto, dan pada tahun yang sama, naskah disimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia.
Teks Proklamasi sedikit berbeda dengan naskah tulisan tangan Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 dini hari yang sempat disimpan oleh Burhanuddin Muhammad Diah.
Perbedaan tersebut berkenaan dengan:
a. Kata "hal2" pada paragraf kedua baris pertama diubah menjadi "hal-hal";
b. Kata "saksama" pada paragraf kedua baris kedua diubah menjadi "tempo";
d. Penulisan tanggal dan bulan "Djakarta 17-08-05" menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05"; dan
e. Kalimat "wakil2 bangsa Indonesia" menjadi "Atas nama bangsa Indonesia". (Serambinews.com/Agus Ramadhan)