Berita Aceh Tamiang
Halau Banjir Kiriman, Warga Rantaupakam Aceh Tamiang Tambal Tanggul Rusak dengan Ribuan Karung Tanah
Gotong-royong ini dilakukan warga dengan menambal tanggul lama yang sudah rusak menggunakan karung berisi tanah.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Saifullah
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Masyarakat Kampung Rantaupakam, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang bergotong-royong mendirikan tanggul darurat untuk menghalau banjir kiriman, Senin (22/8/2022).
Menjelang sore, ketinggian air di kampung ini sudah menggenangi jalan dan halaman rumah.
Gotong-royong ini dilakukan warga dengan menambal tanggul lama yang sudah rusak menggunakan karung berisi tanah.
Kerusakan tanggul ini menyebabkan Rantaupakam dan beberapa kampung di sekitar menjadi langganan banjir.
Datok Penghulu Kampung Rantaupakam, Ruslan mengatakan, gotong royong menambal tanggul rusak ini merupakan hasil musyawarah kampung.
Kebetulan, kata dia, BPBD Aceh Tamiang bersedia menyuplai 3 ribu kantung goni.
Baca juga: BPBD Aceh Tamiang Tambal Tanggul Rusak dengan Tanah
“Melihat kondisi di atas (hulu) terus-terusan hujan, kami duduk musyawarah agar tidak selalu menjadi korban banjir,” kata Datok Penghulu Kampung Rantaupakam, Ruslan, Senin (22/8/2022).
Dalam musyawarah ini disepakati satu kepala keluarga dibebani 10 karung untuk diisi tanah.
Penduduk Rantaupakam sendiri, disebut Ruslan, mencapai 315 kepala keluarga. “Makanya hari ini dapat 3 ribu kantung goni berisi tanah,” sebutnya.
Namun banjir kiriman yang menerjang Rantaupakam datang lebih cepat, sehingga pada Senin (22/8/2022) siang, luapan air sungai sudah menggenangi jalan dan halaman rumah.
Secara perlahan, kata Ruslan, air mulai naik ke permukiman pada Senin (22/8/2022) dini hari atau berkisar pukul 02.00 WIB.
Ruslan khawatir bila curah hujan masih tinggi, ketinggian air akan terus terjadi dan masuk ke rumah.
Baca juga: Hujan Deras Guyur Agara, Tanggul Sungai Lawe Pinis Jebol, Satu Rumah Rusak
“Bukan cuma itu, kerugian paling besar itu lahan pertanian rusak. Sawah-sawah rusak, gagal panen,” ungkapnya.
Diketahui kerusakan tanggul ini terjadi pada banjir besar yang melanda Aceh Tamiang pada 2020.