Internasional
Turki Abaikan Ancaman Sanksi AS, Hubungan Dagang Dengan Rusia Akan Terus Berlanjut
Pemerintah Turki pada Jumat (26/8/2022) mengecilkan dan mengabaikan ancaman sanksi dari Amerika Serikat (AS).
SERAMBINEWS.COM, ISTANBUL - Pemerintah Turki pada Jumat (26/8/2022) mengecilkan dan mengabaikan ancaman sanksi dari Amerika Serikat (AS).
Menteri Keuangan Turki Nureddin Nebati mengatakan tidak perlu khawatir dengan ancaman sanksi Washington, karena mereka tetap melakukan perdagangan dengan orang Rusia yang terkena sanksi.
Komentar Nureddin Nebati mewakili tanggapan resmi pertama Ankara terhadap surat yang dikirim Departemen Keuangan AS ke penguasaha Turki pada Senin (23/8/2022).
Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo memperingatkan bank dan perusahaan Turki.
Dimana, mereka akan menghadapi sanksi jika terus bekerja sama dengan Rusia dalam menanggapi invasi Kremlin ke Ukraina.
Nilai perdagangan Turki dengan Rusia melonjak hampir 50 persen dari Mei sampai Juli 2022, seperti dilansir AFP, Jumat (26/8/2022).
Baca juga: AS Peringatkan Pebisnis Turki, Sanksi Siap Dijatuhkan Jika Terus Berdagang dengan Rusia
Nebati mengatakan surat itu seharusnya tidak menimbulkan kekhawatiran di kalangan pebisnis.
Dia mengatakan Turki merupakan salah satu pusat kekuatan politik dan ekonomi terpenting di dunia.
Anggota NATO Turki yang berhubungan baik dengan Moskow dan Kiev telah mencoba tetap netral dalam konflik dan menolak bergabung dengan sanksi internasional.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi pada pertemuan puncak di resor Laut Hitam Sochi awal bulan ini.
Para pejabat AS khawatir Rusia yang terkena sanksi mendirikan entitas Turki untuk berdagang dengan dunia luar.
Mereka juga khawatir perusahaan-perusahaan Eropa melakukan hal yang sama untuk menghindari sanksi Uni Eropa yang dikenakan pada perdagangan Rusia.
Baca juga: Hubungan Bisnis dengan Rusia Makin Mulus, Turki Dapat Ancaman Sanksi dari Amerika Serikat
Nebati mengatakan Turki bertekad mengembangkan hubungan komersial dengan Rusia di berbagai sektor.
Terutama pariwisata dalam kerangka kerja yang tidak dikenakan sanksi.
Bagian dari kekhawatiran AS berasal dari keputusan Turki untuk beralih ke pembayaran rubel untuk gas alam yang diimpornya dari raksasa terkait Kremlin, Gazprom.