Berita Bireuen

Begini Kondisi Irigasi Aneuk Gajah Rheut di Pedalaman Peudada, Dapat Rp 6 Miliar untuk Pembangunan

Lokasi Irigasi Aneuk Gajah Rheut itu sekitar 6 Kilometer arah selatan Keude Peudada, Kabupaten Bireuen.

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/YUSMANDIN IDRIS 
Irigasi Aneuk Gajah Rheut di pedalaman Peudada Bireuen, sekeliling bendungan sudah ditutupi semak belukar, debit air semakin kecil. Foto direkam, Jumat (26/8/2022) 

Lokasi Irigasi Aneuk Gajah Rheut itu sekitar 6 Kilometer arah selatan Keude Peudada, Kabupaten Bireuen.

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUENIrigasi Aneuk Gajah Rheut di pedalaman Peudada, tepatnya di Desa Lawang, Kecamatan Peudada dibangun tahun 2017. 

Lokasi Irigasi Aneuk Gajah Rheut itu sekitar 6 Kilometer arah selatan Keude Peudada, Kabupaten Bireuen.

Dua hari lalu, Jumat (26/8/2022) Serambinews.com melihat langsung kondisi irigasi tersebut.

Ruas jalan jalan menuju ke sana masih berbantuan dan becek di lokasi tertentu.  

Setiba di kawasan lokasi irigasi, bendungan irigasi memang sudah dibangun dan terdapat satu jembatan permanen memanjang melintasi di atas bendungan tersebut. 

Baca juga: Bupati Harapkan Pemerintah Aceh Alokasikan Dana untuk Bangun Tiga Irigasi di Bireuen

Areal bendungan irigasi sudah ditumbuhi semak belukar, pintu utama irigasi pada bagian bawahnya sudah rusak, debit air di bendungan hanya sedikit. 

Sedangkan sebelah selatan irigasi atau tangkapan air sudah ditumbuhi semak belukar.

Krueng Peudada yang melintasi bendungan tersebut sudah lama dialihkan ke sebelah barat
bendungan agar air sungai tetap lancar untuk irigasi Hagu dekat Keude Peudada

Informasi diperoleh Serambinews.com, aliran sungai Peudada dialihkan untuk membangun bendungan irigasi.

Ketika irigasi selesai, maka alur sungai dialihkan kembali dan mengarah ke bendungan irigasi.

Sekitar bendungan irigasi sudah ditumbuhi semak belukar, abudment atau pangkal jembatan di pintu bendungan terlihat jelas.

Sekeliling bendungan sebagian terlihat tanaman pisang maupun semak belukar.

Baca juga: Bangunan Liar di Atas Saluran Irigasi di Bireuen Segera Ditertibkan, Ini Peraturannya

Selain itu, satu pintu air yang berada tidak jauh sebelah utara bendungan irigasi juga sudah ditutupi semak belukar. 

Yahya, warga Peudada kepada Serambinews.com mengatakan, irigasi Aneuk Gajah Rheut sepertinya dibiarkan begitu saja dan tidak dilanjutkan kembali.

“Irigasi belum rampung dan informasi tidak ada anggaran lagi,” ujar Yahya.

Menyangkut saluran utama sebagian sudah dibangun di pinggir jalan desa, namun saluran utama juga sudah ditutupi semak belukar.  

Mantan Wakil Ketua DPRK Bireuen, Drs M Arif, kepada Serambinews.com mengatakan, sekitaran bangunan saluran irigasi itu sudah ditumbuhi semak-semak belukar.

Baca juga: VIDEO Bendungan Irigasi Seuke Pulot Diharapkan Jadi Sumber Air Tiga Ribu Hektare Sawah di Bireuen

Irigasi Aneuk Gajah Reuet adalah gantungan harapan ribuan petani di Peudada, Kabupaten Bireuen.

Mereka mengharapkan irigasi cepat rampung, sehingga pola tanam padi akan lebih maksimal dan hasilnya meningkat.  

Penelusuran Serambinews.com dalam beberapa hari ini, pembangunan jaringan irigasi Aneuk Gajah Rheut itu dimulai dari Desa Lawang hingga ke sejumlah desa di Peudada

Namun jaringan irigasi itu terputus-putus, sehingga belum bisa dimanfaatkan.

Proyek pembangunan jaringan saluran irigasi Aneuk Gajah Rheut, Kecamatan Peudada ini menjadi idaman petani sejak 30 tahun lebih. 

Misalnya petani Desa Blang Birah, Pintoe Batee, Blang Paya, dan Alue Rieng.

Baca juga: Saluran Utama Bendungan Irigasi Seuke Pulot Dibangun, Ini Gambarannya

Pasalnya selama ini lahan pertanian di kawasan itu merupakan tadah hujan. 

Muhammad Arif berharap Pemerintah Aceh dan DPRA bersama Bappeda Aceh serta Dinas Pengairan Aceh mengambil langkah penanganan kontinyu irigasi itu. 

Begitu juga irigasi Seuke Pulot, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng dan Irigasi Alue Geurutut, Kecamatan Makmur.

3 Irigasi Besar di Bireuen Dapat Tambahan Anggaran Pembangunan

Sebelumnya diberitakan Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat tahun ini mengalokasi anggaran tambahan untuk pembangunan saluran tiga irigasi besar di Kabupaten Bireuen

Ketiga irigasi itu, yakni Irigasi Aneuk Gajah Rheut, Kecamatan Peudada Rp 6 miliar, Irigasi Mon Seuke Pulot, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, sekitar Rp 400 juta. 

Baca juga: Uang Ganti Rugi Tanah Irigasi Mon Seuke Pulot Bireuen Capai Rp 27,17 Miliar

Terakhir Irigasi Alue Geurutut, kawasan Desa Alue Dua, Kecamatan Makmur sekitar Rp 1 miliar. 

Namun, angka itu masih kecil dibanding kebutuhan anggaran. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bireuen, Fadli Amir ST MT, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Sabtu (27/8/2022). 

Sementara itu, Anggota DPRK Bireuen, Munazir Nurdin, mengatakan idealnya plot anggaran tiap tahun untuk masing-masing irigasi itu minimal Rp 15-20 miliar. 

"Dengan demikian pembangunannya bisa cepat selesai," kata Munazir Nurdin kepada Serambinews.com, Sabtu (27/8/2022). 

Munazir menyebutkan Irigasi Aneuk Gajah Rheut membutuhkan anggaran untuk pembebasan tanah dan pembangunan saluran sampai ke kawasan Keude Peudada.

Sedangkan Irigasi Mon Seuke Pulot, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, untuk lanjutan pembangunan sekitar bendungan dan juga saluran induk dan saluran pembawa.

Adapun untuk irigasi  Alue Geurutut, Kecamatan Makmur, membutuhkan anggaran besar untuk membangun saluran hingga tembus ke titik yang dibutuhkan petani. 

Munazir Nurdin menambahkan masyarakat dari tiga kecamatan itu yang sawahnya masih tadah hujan sangat mengharapkan irigasi tersebut cepat selesai.

Dengan demikian mereka bisa menanam dua kali setahun.

Munazir Nurdin mengatakan beberapa waktu lalu dirinya melihat langsung ketiga irigasi itu, kondisi pintu air bendungan irigasi sudah mulai rusak, sedangkan irigasi belum berfungsi. 

Menurutnya, langkah diperlukan sekarang agar ketiga irigasi tersebut cepat rampung adalah membentuk tim percepatan pembangunan ketiga irigasi tersebut.

"Jika langkah tersebut tidak segera dilakukan, bendungan irigasi yang sudah dibangun beberapa tahun lalu akan semakin lama selesainya. 

Semakin bertambah masalah bagi peningkatan sektor pertanian," kata Munazir Nurdin. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved