Berita Banda Aceh
1.097 Warkop Terbebas dari Produk Berboraks, Pecahkan Rekor MURI
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Banda Aceh memastikan sebanyak 1.097 warung kopi (warkop) di seluruh Aceh terbebas
BANDA ACEH - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Banda Aceh memastikan sebanyak 1.097 warung kopi (warkop) di seluruh Aceh terbebas dari produk makanan yang mengandung bahan berbahaya seperti boraks.
“Saat ini 1.097 warung kopi di Aceh aman dari pangan mengandung bahan berbahaya, bebas dari produk tanpa izin edar, bebas dari obat tradisional maupun kopi yang mengandung bahan kimia obat,” kata Kepala Balai BPOM Banda Aceh, Yudi Noviandi, Selasa (6/9/2022).
Hal itu dipastikan BBPOM Banda Aceh dari hasil inovasi Sanger Ureung Aceh, yang mengintervensi terkait Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) pangan aman, pemeriksaan sarana dan pengujian makanan di 1.000 warung kopi seluruh Tanah Rencong.
Yudi menjelaskan program Sanger Ureng Aceh bertujuan untuk memastikan dan menjamin kepada setiap masyarakat maupun wisatawan bahwa produk makanan dan minuman pada setiap warung kopi di Aceh terbebas dari bahan berbahaya.
Ada empat bahan berbahaya pada makanan yang lazim digunakan masyarakat, meliputi metani yellow, rodhamin B, formalin dan boraks.
Namun, masyarakat Aceh lebih spesifik pada penggunaan boraks, sedang tiga bahan berbahaya lain tersebut selalu negatif saat pengujian laboratorium.
Beberapa makanan yang dites cepat seperti mi, bakso, ketupat, kerupuk tempe, nasi buras, lontong, hingga siomay.
Dalam inovasi itu, BBPOM Banda Aceh berhasil melakukan uji cepat deteksi boraks terhadap 1.097 warung kopi, dari 1.000 warung kopi yang menjadi target, dengan melibatkan 57 kader di seluruh Aceh.
Baca juga: BPOM Diminta Batalkan Pelabelan BPA Air Kemasan Galon, Ini Alasan Ekonom Indef
Baca juga: BPOM Temukan Ribuan Produk Makanan dan Minuman Tak Layak Konsumsi, Nilai Ekonomis Capai Rp 470 Juta
Menurut Yudi, dari 1.097 warung kopi dilakukan pengujian, pihaknya menemukan 12 warung kopi di antaranya yang menjual produk makanan mengandung bahan berbahaya obat, dan hal ini telah dikonfirmasi melalui uji laboratorium BBPOM di Banda Aceh.
“Produk mengandung boraks ini didominasi oleh kerupuk tempe.
Jadi ini cuma 12 dari 1.097 warung kopi, artinya satu persen warung kopi yang ada di Aceh ini yang menjual kerupuk tempe mengandung boraks,” katanya.
Kendati demikian, kata Yudi, pihaknya langsung mengedukasi para penjual dan menarik produk mengandung boraks tersebut untuk tidak lagi diperjualbelikan.
Apalagi produk tersebut merupakan titipan dari produsen lain.
“Maka ini tugas kami untuk terus intensifikasi penelusuran sampai ke produsen nya agar tidak lagi menggunakan bahan berbahaya,” katanya.
Selain itu, BPOM juga menemukan 19 warung kopi yang menjual produk tanpa miliki izin edar.
Kemudian, ada juga warung kopi yang menjual produk impor dari Thailand seperti teh hijau, kopi strong man, kopi 39, yang mengandung bahan kimia obat.
“Kita sudah edukasi untuk tidak lagi menjual, dan sudah diturunkan dari etalase mereka.
Baca juga: Kinder Joy Diduga Mengandung Bakteri Salmonella, BPOM: Bila Ditemukan di Pasaran Lapor ke 1500533
Alhamdulillah 1.097 warung kopi itu sudah bebas dari produk ilegal dan para penjual berkomitmen untuk tidak menjual kembali produk ilegal tersebut,” katanya.
Di samping itu, kata Yudi, pihaknya juga melakukan pengujian makanan pada sentral kuliner mi, dan hasilnya semua warung mi di Aceh terbebas dari kontaminasi bahan berbahaya seperti boraks.
“Alhamdulillah semuanya aman, tidak mengandung bahan berbahaya.
Saya contohkan seperti mi sudah populer di Aceh, Mie Bardi, Mie Razali, Mie Leupung, Mie Ayam, semua aman,” katanya.
BALAI Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Banda Aceh berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) berupa pemeriksaan sarana dan pengujian pangan aman pada 1.000 warung kopi di seluruh Aceh.
“Museum rekor dunia Indonesia dengan ini menyatakan bahwa pemeriksaan sarana dan pengujian pangan aman pada warung kopi di Aceh, kami catat sebagai rekor dunia MURI,” kata Direktur Operasional MURI, Joesuf Ngadri, Selasa (6/9/2022).
Piagam penghargaan rekor MURI diberikan Joesuf kepada BPOM Republik Indonesia yang diterima oleh Kepala Balai BPOM Banda Aceh, Yudi Noviandi dan kepada Pemerintah Aceh yang diterima Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Bukhari.
Joesuf mengapresiasi program Sanger Ureng Aceh yang merupakan inovasi BBPOM Banda Aceh, dengan cara mengintervensi pemeriksaan sarana dan pengujian pangan aman pada 1.000 warung kopi di seluruh Tanah Rencong.
Ia mengatakan produksi kopi dari tanah Gayo, Aceh merupakan terbesar di Asia.
Baca juga: Uji Sampling Belum Keluar, BPOM Imbau Masyarakat Tidak Komsumsi Kinder Joy Dulu
Kopi Gayo memiliki rasa dan aroma yang khas, sehingga mengantarkan komoditas ini menjadi penopang utama ekonomi masyarakat Aceh di wilayah tengah.
Menurut dia, budaya meminum kopi yang kuat di Aceh mengantarkan daerah ini dijuluki sebagai negeri 1.000 warung kopi.
Bahkan, warung kopi juga menjadi tempat interaksi sosial, bermusyawarah, diskusi, sosialisasi hingga berbisnis.
“Oleh karenanya kegiatan Tribakti pangan aman BPOM pada warung kopi ini sangat bermanfaat agar masyarakat memiliki keamanan pangan, minuman dan makanan yang disajikan untuk dikonsumsi,” katanya. (antaranews.com)
Baca juga: Apa Itu Bakteri Salmonella yang Bikin Kinder Joy Ditarik BPOM? Begini Awal Kasusnya dari Inggris
Baca juga: Ramza Minta Dinkes dan BPOM Gencarkan Pengawasan Makanan Selama Ramadhan