Internasional

Hong Kong Hukum Lima Anggota Serikat Buruh, Terbitkan Buku Anak-Anak Bergambar Domba dan Serigala

ima anggota Serikat Buruh Hong Kong pada Rabu (7/9/2022) dinyatakan bersalah.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Seorang petugas memperlihatkan buku anak-anak bergambar domba dan serigala yang digambarkan sebagai pembela serangan serigala. 

Pembela berpendapat pelanggaran hasutan didefinisikan secara samar-samar.

Namun, setiap pembaca harus diizinkan untuk mengambil keputusan sendiri tentang apa yang diwakili oleh karakter dalam buku.

Mereka juga memperingatkan vonis bersalah akan semakin mengkriminalisasi kritik politik dan memiliki efek mengerikan pada masyarakat.

Baca juga: Presiden China Xi Jinping Akan Peringati Penyerahan Hong Kong Dari Inggris, 1.000 Orang Diisolasi

Sampai saat ini Hong Kong adalah benteng kebebasan berekspresi di China dan rumah bagi industri penerbitan yang bersemangat dan blak-blakan.

Tetapi Beijing telah melancarkan tindakan keras politik terhadap kota itu sebagai tanggapan atas protes demokrasi yang besar dan terkadang disertai kekerasan tiga tahun lalu.

Sedition, yang awalnya merupakan undang-undang dari era kolonial Inggris, tidak digunakan selama beberapa dekade.

Tapi itu telah dianut oleh polisi dan jaksa selama dua tahun terakhir, di samping undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan Beijing di Hong Kong pada tahun 2020.

Sejak itu gerakan demokrasi kota yang dulu populer telah dibongkar.

Sebagian besar aktivis demokrasi lokal yang terkemuka berada di penjara, sedang menunggu persidangan atau telah melarikan diri ke luar negeri.

Lusinan kelompok masyarakat sipil, termasuk beberapa serikat pekerja, telah bubar sementara aturan sensor gaya daratan telah dibuat untuk industri film.

Buku-buku telah dihapus dari perpustakaan dan kurikulum ditulis ulang dengan pihak berwenang diperintahkan untuk menanamkan patriotisme ke anak-anak kota.

Hanya orang-orang yang dianggap "patriot setia" yang sekarang diizinkan mencalonkan diri.

Baca juga: Jurnalis Terkenal Hong Kong Ditangkap di Rumahnya, Dituduh Bersekongkol Terbitkan Materi Hasutan

Bahkan sebelum tindakan keras terbaru, penerbitan telah menjadi target utama bagi otoritas China.

Pada 2015, lima warga Hong Kong di belakang toko buku yang menerbitkan buku-buku tebal cabul tentang para pemimpin Partai Komunis China hilang, kemudian muncul kembali di tahanan daratan.

Kasus penjual buku yang hilang itu sendiri merupakan katalis parsial untuk protes demokrasi 2019.

Awalnya dimulai sebagai gerakan menentang undang-undang yang memungkinkan ekstradisi ke sistem pengadilan yang dikendalikan partai di daratan.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved